MESKI pekerjaannya hanya jadi pedagang Cilor (aci telor), tapi Sarpandi, 30, termasuk mujur peruntungannya. Istrinya, Syahwati, 25, cukup cantik dan mudah membangkitkan syahwat. Cuma dia gatelan, dikencani teman suami di kamar mandi kok ya mau. Tentu saja Sarpandi naik pitam dibuatnya.

Di era gombalisasi ini semakin banyak perempuan gatelan. Bukan sembarang gatel yang bisa disembuhkan pakai salep 88, tapi gatel dalam arti agresip pada cowok. Seperti beberapa bulan lalu misalnya, ada cewek mahasiswi PTS di Yogyakarta, terpesona akan Sandiaga Uno yang ganteng dan kaya lalu minta dijadikan bini kedua pada Cawapres No. 02 tersebut. Padahal bagi perempuan penjunjung adat ketimuran, pantang menyatakan cinta duluan pada cowok.

Ny. Syahwati warga Kecamatan Losari Kabupaten Brebes (Jateng), memang tak separah mahasiswi PTS di Yogya itu. Tapi dia sudah termasuk cewek gatelan juga. Soalnya, meski punya suami, ditaksir Bamukmin, 32, teman profesi  suami kok menanggapi. Bahkan diajak kencan di kamar mandi, jawabnya, “Ya ayoooo!” Koplak habis!



Secara lahiriah, Syahwati memang cantik. Kulitnya putih bersih, rambut panjang, bodi seksi, betis mbunting padi. Maka sesuai dengan namanya, penampilan istri Sarpandi ini mudah membangkitkan syahwat lelaki. Lelaki normal cap apapun, melihat Syahwati lalu membayangkan yang mboten-mboten. “Aku punya bini seperti Syahwati, woo…. di rumah sarungan terus!” kata batin lelaki pik-tor.

Banyak yang mempertanyakan, kenapa cewek secantik Syahwati kok mau jadi istri tukang Cilor? Padahal kalau di Jakarta, asal ketemu sutradara dan lolos kasting, cewek model Syahwati pasti bisa jadi bintang sinetron sejuta episode. Nanti kalau menikah maskimpoinya berlian seharga Rp 40 miliar. Pakai kacamata yang berharga Rp 25 juta, tasnya merk Herpes…..sampai kegatelan.

Tapi ternyata, karena orbitnya hanya di kampung, Syahwati ya ketemu tukang cilor, dan menikahlah mereka. Di rumah kerjanya selain melayani suami juga bantu-bantu masak aci-telor untuk nantinya dijajakan keliling kampung. “Cilor, Cilor, masih anget….!” kata Sarpandi setiap masuk gang-gang kampung.

Di rumah dia punya teman akrab, namanya Bamukmin, sama-sama tukang Cilor juga. Dia suka main ke rumah Sarpandi, bantu-bantu bikin lidi dari bambu. Kenapa dia rajin main ke rumah rekan seprofesi? Di samping silaturahmi, diam-diam dia naksir Syahwati. Dan dia semakin rajin blusukan ke rumah temannya, karena perempuan itu juga menanggapi. Asal ada peluang keduanya suka “eksekusi” klimaks dari koalisi.

Beberapa hari lalu Bamukmin kembali bantu-bantu bikin lidi. Tapi pas Sarpandi masuk kamar untuk istirahat, eh……dia menarik tangan Syahwati dan diajak ke kamar mandi. Di sanalah keduanya melepaskan syahwat dengan cara jumenengan (berdiri). Tapi sial, pas keluar kamar mandi berdua, kepergok Sarpandi yang ternyata tak lama tidurnya. Tentu saja Bamukmin blingsatan dan langsung kabur ambil langkah 950.

Kontan Syahwati diinterogasi, ngapaian berdua-dua ke kamar mandi? Jawab Syahwati blekak-blekuk (gugup) seperti terdakwa kalah bukti di Pengadilan. Sarpandi pun ke kamar mandi. Begitu menemukan rendaman celdam penuh lendir, tukang Cilor itu naik pitam. Dia ambil golok dan tanpa ampun kepala istrinya dibacok berulang kali.



Untung saja berhasil ditolong tetangga. Sementara istrinya masuk RSUD, Sarpandi ditangkap polisi.

Keterlaluan Bamukmin. Sudah “nyoblos” langsung kabur! (SIP/Gunarso TS)

sumber

Saran Donwori cari isteri yg punya modal besar..



Tambah? Cek post #5