Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

evywahyuniAvatar border
TS
evywahyuni 
Rasisme Dalam Pertemanan, Beneran Ada? Iya!
Rasisme Itu Memang Ada Di Sekitar Kita



emoticon-Turut Berdukaemoticon-Turut Berdukaemoticon-Turut Berduka

Welcome to my thread

emoticon-floweremoticon-floweremoticon-floweremoticon-floweremoticon-floweremoticon-floweremoticon-floweremoticon-floweremoticon-floweremoticon-flower

Hai ... ketemu dengan trit ane lagi enih, jangan kapok-kapok datang berkunjung dan mampir. Semoga selalu ada pencerahan dan diskusi yang bernilai positif dari setiap trit yang ane bahas buat agan en sista sekalian.emoticon-Big Grin

Kali ini ane ikut meramaikan even rasisme dengan mengangkat judul Rasisme Dalam Pertemanan, Beneran Ada? Iya!Tentu dalam lingkungan apalagi dalam keseharian kita biasa menjumpai hal semacam ini, kan? Khususnya dalam hal berteman, baik berkelompok, antar genk, maupun antara teman yang satu ke teman yang lainnya.emoticon-Cool



emoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesia emoticon-I Love Indonesia


Dalam berteman berkelompok, tentu saja tidak berasal dari daerah yang sama. Bila sama, maka tentu ada pula pembedanya. Seperti ketika ane masih mengecap bangku sekolah, perlakuan tak sama selalu ane lihat dari beberapa teman yang hanya ingin berteman dengan se-level mereka saja. Bila ada teman yang tak pandai dan memiliki track record di bawah rata-rata, jangankan di temani ... ditegur pun tidak. Bahkan bila berpapasan selalu dipandang sebelah mata sambil sibuk bergunjing, menebar ghibah. Miris, kan? Audzubillahi min dzalik!

emoticon-Matabeloemoticon-Matabelo emoticon-Matabelo


Belum lagi ketika di bangku kuliah, dulu di kampus ane banyak teman-teman mahasiswa dan mahasiswi pindahan eksodus dari Ambon. Maluku, waktu itu ada kerusuhan Ambon sehingga para mahasiswa ini merasa keamanan mereka terancam. Perlakuan pihak kampus, terutama di fakultas ane sangat welcome kepada mereka. Namun, berbanding terbalik dengan perlakuan beberapa temen yang lain.




Entah apakah karena berbeda ras atau suku serta bahasa, akhirnya menjadikan mereka seperti punya komunitas sendiri. Mereka bergaul hanya dari kelompok mereka saja, entah gerangan apa yang menjadikan hal ini berlangsung sangat lama. Ane mengambil kesimpulan, bahwa mereka hanya menerapkan prinsip kehati-hatian agar tidak dimasuki oleh provokator yang akan memicu kerusuhan yang sama.

Diantara mereka, ada beberapa teman yang ane akrab bahkan sudah seperti keluarga bagi mereka. Ane berbaur, bahkan biasa makan bersama dengan mereka. Kami biasa membuat acara bersama dengan teman-teman yang lainnya, ada yang dari Makassar, Palu, Gorontalo, Jawa, Kendari, Sorong-Papua. Beragam ras dan suku ane kumpulin menjadi satu (1) kelompok belajar. Kebetulan kami se-jurusan di Fakultas Ekonomi, jurusan Studi Pembangunan di kampus Universitas Muslim Indonesia, Makassar-Sulawesi Selatan.

Ane yang sering mendapat teguran dari teman-teman lain yang berbeda jurusan, salah satunya pertanyan seperti ini. "Kenapa kamu mau berteman dengan mereka? Mereka itu dari suku ini, bla ... bla ... bla. Mereka tidak sama dengan kita!"Semacam pertanyaan yang sangat rasis menurut ane pada waktu itu.

emoticon-Cape d...emoticon-Cape d... emoticon-Cape d...


Lantas apa yang salah? Jika berteman dengan mengucilkan teman lain karena berbeda ras dan suku, bukankah itu sangat tidak menjunjung semboyan Bhinneka Tunggal Ika? kita bisa saja berbeda, tetapi tetap satu ; satu bahasa persatuan, satu bangsa, dan satu tanah air.




Teman-teman ane pada waktu itu tanggap atas perlakuan dan pandangan beberapa provokator yang hendak memecah belah keakraban kami. Mereka juga ikut berkomentar terhadap anggapan seperti itu.

Quote:

emoticon-Coolemoticon-Cool emoticon-Cool

Sebuah catatan kecil yang sangat menohok, bukan? Jika dalam berteman saja sudah pilah-pilih bagaimana dengan yang lainnya? Haruskah berteman hanya dengan satu suku, agama, ras saja? Tentu tidak jawabannya. Kita bebas berteman dengan siapa saja, menjalin dan menjaga silaturahmi, meski berbeda pendapat dan ide tentang sesuatu hal yang urgen pula.



emoticon-Shakehand2emoticon-Shakehand2 emoticon-Shakehand2

Itulah salah satu contoh kecil yang ane bahas kali ini, bagaimana pengarus ras sangat kental dalam pergaulan masa kini. Walau pada akhirnya teman-teman ane itu diterima di pergaulan kampus, tetapi mereka tetap menjaga batas. Tidak menghadiri undangan teman yang dulunya mencibir, dengan berbagai alasan. Ane tau mereka hanya menjaga jarak agar tidak di-bully lagi, bisa saja begitu.

Trit ini ane buat untuk mengenang teman-teman sejatiku itu, meski jauh jarak dan keadaan telah memisahkan keakraban kami sejauh ini. Bila kelak salah satu dari kalian membaca tulisan ini, maka percayalah ... sampai kapanpun ane tidak akan melupakan kebersamaan kita. Dalam hati telah terpatri kalian telah menjadi saudara meski kita tak sekandung, kalian telah menjadi sahabat yang entah kapan berjumpa kembali. Semoga selalu baik, sehat dan dalam lindungan Allah SWT. Aamiin.

emoticon-Angelemoticon-Angel emoticon-Angel


Quote:

emoticon-Jempolemoticon-Jempol emoticon-Jempol
emoticon-Jempol
Diubah oleh evywahyuni 02-09-2019 14:54
IztaLorie
rykenpb
cattleyaonly
cattleyaonly dan 36 lainnya memberi reputasi
37
6K
233
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.