Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sekelumitxAvatar border
TS
sekelumitx
Makna Lagu-Lagu Iwan Fals

Realisme Sosialadalah sebuah genre yang biasanya dipakaikan terhadap sastra-sastra berbentuk tulisan. Apa yang membuat sebuah tulisan dapat disebut sebagai realisme sosial senantiasa memiliki coraknya sendiri. Tetapi disini meskipun masih jarang terdengar, mengenai lagu yang dapat dikatakan sebagai realism sosial, tetap ingin penulis masukkan sebagai sejenis realism sosial karena keberadaannya yang menunjukkan realitas di dunia. Sebenarnya realism sosial dalam sastra Indonesia memiliki tempatnya di organisasi kebudayaan Lekra. Yaitu organisasi sastrawan yang menyebarkan gagasan dan semangat perjuangan lewat tulisan. Dan Iwan Fals disini hidup setelah tiadanya Lekra tersebut, sehingga penggunaan makna realism sosial di Lekra oleh penulis agak dibuat menyesuiakan sesuai apa yang anggap penulis cocok terhadap realism sosial di lagu-lagu Iwan Fals.

Apa yang disebut sebagai corak sastra realism sosial, adalah sebuah karya cipta seni yang dalam isinya atau dalam memaknaninya memberikan sebuah gambaran tentang kenyataan. Tentang segala yang dapat dianggap tabu oleh khalayak ramai di lukiskan dalam realism sosial. Hal-hal yang dihindari oleh kebanyakan orang padahal dalam kenyataannya hal-hal tersebut mengisi dan ada keberadaannya. Jika dalam sastra selain realism sosial mempertontonkan sebuah sudut pandang dari segala aspek dan berikut juga mengenai bentuk perjuangan dalam kenyataan serta cerita yang endingnya berlanjut maka lagu Iwan Fals disini memeprtontonkan sebuah bentuk naratif problem-problem kehidupan yang mana adalah masaah yang seharusnya diperlihatkan dan dihadapi tidak dihindari dan dianggap tabu. Sisi dimana iwan fals membuat gubahan lagu yang memberikan tempat tersendiri ke kaum-kaum marjinal menunjukkan apabila mereka bukan lah bukan bagian dari dunia mereka ada dan kehidupan mereka termasuk sebuah keindahan yang dilukiskan oleh Iwan.

Sebagai catatan dalam pemilihan lirik maupun lagu tidak berdasar pada penilaian secara kuantitatif maupun kualitatif, penulis sendiri melihat dalam penulisan ini hanya karena kecenderungan emosional akan suatu lagu tertentu yang ditemui penulis dan menjadi dengaran sehari-hari. Karena dalam sebuah keseharian kadang ditemui “disudut dekat gerbong, yang tak terpakai, perempuan bermake up tebal dengan rokok ditangan, menunggu tamunya datang—“. Adalah lirik dari lagu dengan judul pengobral dosa milik Iwan Fals, dapat diketahui adalah sebuah cerita mengenai seorang pekerja perempuan dalam mencari nafkahnya dengan jalan menjajakan dirinya demi melanggengkan kehidupannya dan juga anak-anak “—habis berbatang-batang, tuan belum datang, apakah esok hari anak-anakku dapat makan, oh Tuhan beri setetes rejeki—“ . Sebuah penggalian Iwan akan keberadaan seorang pramuria dalam menghidupi kesehariannya.

“—Hembusan angin malam waktu itu, bawa lariku dalam dekapanmu, kau usap luka di sekujur tubuh ini, sembunyilah sembunyi, ucapmu, nampak jelas usap takut di wajamu, saat petugas datang mencarimu—“. Berbalik sudut pandang dari sebelumnya, lagu ini mengisahkan laki-laki yang memerlukan jasa protagonist dalam doa pengobral dosa. Sebagai orang yang memberikan rasa terimakasihnya terhadap wanita-wanita yang disisihkan oleh kasta sosial, yang keberadaanya telah di tiadakan, tidak memanusiakannya. Tetapi Iwan menggambarkan sisi sebuah kemanusiawian dalam lagu ini, bahwa dalam situasi lingkaran-lingkaran hitam tersebut ada secercah kisah tentang pertemuan antar dua joli yang berkebutuhan satu sama lain. “—pramuriaku, terima kasih, atas pertolonganmu, di malam itu—“. Bahwa meski di ranah daerah seperti itu, yang di kesampingkan dan dihitam-hitamkan keberadaannya ada kondisi dimana pasangan adam dan hawa mendadak tersebut saling membutuhkan keberadaan satu sama lain.

Runtutan kisah-kisah naratif dalam lagu-lagu Iwan Fals memang membawa pendengar tidak hanya ke dalam alunan nada-nada tetapi juga dalam teks-teks yang membuat gambaran-gambara kejadian-kejadian yang patut di kisahkan karena keberadaanya ada dan tidak lantas di tiadakan karena merupakan bagian dari kehidupan. Narasi kisah yang mungkin dialami kebanyakan anak muda selain cinta adalah antara kenakalan remaja dan keluarga. Yang membuat keretakan hubungan ayah dan anak,pergi dari rumah 8 tahun dan kemudian memutuskan kembai pulang berharap masih tersimpan tempat untuknya, “— Saat kereta mulai berjalan, rinduku tebal tak tertahankan, terlintas jelas dalam benakku, makian bapak usirku pregi, hanya menangis yang emak bisa, dengan terpaksa kutinggalkan desa, seekor kambingkucuri, milik tetangga tuk makan sekeluarga, bapak tak mau mengerti, hilang satu anak tuk harga diri—“. Bahwa pada seorang anak yang lari dari rumah ada rasa bersalah dan kerinduan padanya. Terdapat sisi lain pada seorang anak yang dicap nakal dan durhaka oleh orang lain itu, yaitu sebuah penyesalan yang tak dapat ditanggulangi maupun diperbaiki hanya rindu tebal yang kian menebal sejauh jarak “—Aku pergi meninggalkan coreng hitam di muka bapak, yang membuat malu keluargaku—“

Anak yang pergi dari rumah, memang adalah sesuatu yang dapat sering ditemui di problem-problem kehidupan entah teman sendiri, tetangga sendiri, saudara sendiri atau malah anda sendiri. Dalam kejauhan dari kenyamanan dan kehangatan rumah anak-anak itu, mereka dipaksa untuk hadir dalam gelanggang kehidupan kerasnya jalanan berikut berbagai implikasinya di kemudian hari “—Sampai kapan kau akan bertahan, dicaci langit tak sanggup menjerit, hitam awan, pasrah kau jilati, kusam kau dekap, dengan muak kau lelap, pagi yang hingar, dengan sadar engkau gentar, jangan-jangan pagi kau hadirkan—“. Anak muda, tersungkur jalannya di wilayah tempat dimana dianggap tidak ada keberadaban, tidak ada kesopanan, tidak ada kehidupan yang mengerti keindahan. Oleh Iwan ditonjolkannlah perasaan hati orang yang berada di lingkar preman-preman dan pemalak-pemalak yang kehidupannya senantiasa penuh kekerasan. Bahwa diri mereka disana tidak juga memiliki sebuah kesenangan dan kesukarelaan untuk hidup disana, tetapi karena keadaan dan keperluan agar mereka dapat berlangsung kehidupannya, maka mau tidak mau kegentaran dan ketabahan harus dijaga, dimalam panjang yang tak berkesudahan dan dengan berharap agar pagi tak datang karena menyilaukan.

Baca Juga Mengenai Teori Kelas Sosial

“—Pernah kita sama-sama susah, terperangkap di dingin malam, terjerumus dalam lubang jalanan, digilas kaki sang waktu yang sombong—“. Intro Belum ada judul setelah diawali alunan harmonika ini menunjukkan kejadian kehidupan yang tentu senantiasa di temui oleh insan manusia, sesuatu yang patut untuk dikenang dan di ceritakan, sebuah bentuk pesahabatan. “—Cukup lama aku jalan sendiri, tanpa teman yang sanggup mengerti, hingga saat kita jumpa hari ini, tajamnya matamu, tikam jiwamu, kau tampar,bangkitkan aku, sobat—“. Lewat penceritaannya, mengenai dinamika antar dua sobat yang berpisah akan sesuatu dan bertemu lagi di simpang jalan dan saling bermusuhan adalah hal yang bahkan kadang diri dan anda sendiri alami dan menjadi sesuatu yang senantiasa tersimpan dalam benak.

Tidak hanya selalu membahas kehidupan seorang individu manusia dalam relasinya dengan individu lainnya, iwan juga menggubah kehidupan secara menyeluruh dan dibawanya dengan cara yang simbolis, ia menggunakan ini dalam lagunya yang berjudul Cikal. Sebuah lagu sarat makna filosofis tentang hakikat keberadaan masyarakat dan seisinya. Dengan juga awalan harmonika mendayu-dayu naik turun, menunjukkan dinamika alam seisinya yang tak pasti dan tak bisa di prediksi. “—Kerbau disini teman petani, ular di Negara maju menjadi sampah nuklir, ular di dalam buku menjadi hiasan tatu—“. Mengkisahkan tipe-tipe manusia di masyarakat, antara pekerja, pelilit dan berikut lainnya yang tentu dapat dimaknai berbeda simbolnya oleh masing masing Anda. “—Bayiku tidak akan pernah berfikir bahwa harimau itu jahat, bayiku menarik-narik kumis dan memukul mukul harimau, -- bayi harimau anak petani, seperti sanca melilit kerbau dia ada di gorong-gorong kota—“. Terdapat jalinan laku, pelaku dan kelakuan di sini. Akan mengapa dan sebabnya adalah tidak ada hanya bisa dirasa dan dimaknai bahwa tetap saja petani merupakan salah satu fondasi di kehidupan.

Pengambilan berbagai sudut pandang dalam lagu-lagu Iwan Fals menawarkan sebuah narasi yang tidak di berikan pihak penguasa sebagai penjaga apa yang menurut mereka perlu jaga yaitu kekuasaan. Dengan adanya pengetahuan lewat lagu seperti milik Iwan ini bahwasanya kehidupan tidaklah senantiasa seperti yang terjelas dan temaktub dalam diskursus wacana kuasa, bahwa terdapat warna dalam setiap sendinya bahkan dalam katup-katup wilayah yang dianggap kelam pun tetap ada manusia disana dan patut dimanusiakan. Iwan membantu kita ini dengan membawa pandangan kita mengalir ke arah sana. Sebetunya masih ada lagu lain lagi dan banyak lagi, yang membahas juga perihal kehidupan seperti anak kecil budi loper Koran yang berjibaku di jalan demi makan dan bersela mengerjakan tugas sekolahnya, kemudian gali gongli anak kecil berkecimpung dalam suasana lokalisasi sejak kecil dan mengisi waktunya dengan gaple dan minum-minuman. Juga jeritan anak kecil di siang seberang istana yang tidak mampu makan sementara di sebelahnya di istana Negara, orang-orang di dalamnya sedang kekenyangan.

Jika alam realism sosial mengharuskan adanya sebuah penunjukkan akan perjuangan dalam berbagai segi kehidupan maka sudah sepatutnya lagu-lagu Iwan diberikan tempat sebagai bagian dari realism sosial. Karena dia membawa berbagai aspek kehidupan dan aspek kemanusiawian dalam berbagai lagunya berikut kritikan terhadap masyarakat, terhadap dirinya dan juga bahkan terhadap penguasa yang sewenang dalam tindak tanduknya. Iwan memberikan individu-individu yang dianggap bahkan tidak patut mendapat tempat dalam kartu kependudukan. Dengan memberikan tempat dalam lagu yang ditujukan untuk mereka dia tidak saja menarik perhatian serta empati dari pendengar tetapi membantu perjuangan hidup bagi tokoh yang hidupnya memang berjibaku dalam lika-liku kelam tak diceritakan kehidupan. Sehingga sisi perjuangan dalam lagu Iwan ada dan benar-benar mewarna sastra lagu di masanya bahwa dunia tidak baik-baik saja dan sastra seperti sastra lagu Iwan memiliki tugas sebagai lahan perjuangan untuk pembebasan.

Baca Mengenai Sastra
Diubah oleh sekelumitx 08-02-2019 11:18
ibots
ibots memberi reputasi
1
6.2K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.