Balada Pemindahan Ibu Kota Baru



Bukan betapa malang nasibnya ibu tiri melainkan kini ibu kota persimpangan jalan. Layaknya sebuah drama atau mungkin sebuah telenovela, cerita perdebatan sengit tidak kunjung usai. Atau memang tidak ingin usai? Pada akhirnya sisakan jawaban entahlah.



Penetapan Ibu Kota baru ke Kalimantan Timur, sebenarnya sudah banyak sekali yang bahas. Pro dan kontra hingga bla bla bla. Emm apakah itu lucu? Jawaban adalah tidak sama sekali.

Sebelum menganggapi masalah pindahnya ibu kota  yang tidak lucu sama sekali, sebaiknya renungkan ini baik-baik, Ibu Kotaku yang Malang! Antara Tenggelam atau Pindah? berikut ulasannya;


1. Jika Ibu Kota Pindah

Ibu Kota Jakarta bukan sekedar pusat pemerintahan, melainkan ada nilai historis didalamnya. Ada sebuah sejarah penting jauh sebelum hingga indonesia  merdeka.

Sebut saja beberapa peristiwa sebelum indonesia lahir: ada perang merebut Batavia dari berbagai kerajaan. Seperti Demak, Pajang,  Mataram,  Cirebon,  Banten dan sebagainya.



Tidak lain karena ada nilai historis penting di Jakarta. Lantas apa yang akan terjadi jika Ibu Kota pindah? Ya sejarah baru akan muncul dan mungkin sejarah lama perlahan meranggas.

Sementara sisi lain, jika Ibu Kota tidak pindah, ada ancaman akan tenggelam. Bahkan isu Jakarta akan tenggelam 2050 sudah lama didengungkan.



2. Ibu Kota baru di Kalimantan, Apa Jadinya?

Kalimantan Timur sudah di tetapkan bakal menjadi Ibu Kota yang baru. Alasan yang paling banyak digemborkan adalah pemerataan pembangunan.

Walaupun ini adalah alasan paling konyol dan tidak lucu sama sekali. Jangan tanya kenapa? Jika ingin pembangunan merata, 'kan bisa tanpa harus memindahkan Ibu Kota? Semisal bangun saja pusat-pusat bisnis baru di berbagai daerah.

Selain itu, ada yang paling mendasar sebagai bangsa Indonesia. Apa itu? Adalah kemerdekaan. Ya jiwa yang merdeka.

Kemerdekaan bukanlah sekedar majunya pembangunan infrastruktur, gedung-gedung pencakar langit melainkan kemakmuran untuk rakyat berserta sumber daya manusianya.

Jika sekedar infrastruktur, jaman VOC jauh lebih maju infrastrukturnya, inflasi juga stabil, gaji pegawai negeri satu bulan bisa untuk hidup tiga bulan di jaman Belanda.

Lantas kenapa rakyat Indonesia dengan tumpah darahnya ingin merdeka? Adalah karena tidak adanya keadilan sosial dan kemakmuran serta kemerdekaan.

Ane lahir di Sampit, yang Sekarang setelah pemekaran daerah baru menjadi Seruyan, Kalimantan Tengah. Pulau Boerneo sudah menjadi tanah utah darahku. Sebelum mau pindah ke Kalimantan Timur tidak ada masalah asal dengan berbagai catatan.





 Membangun Ibu Kota Baru, uangnya dari mana?

Sudah menjadi pengetahuan umum, Indonesia now menanggung beban hutang  yang tidak sedikit. Lantas biayanya dari mana?

a. Jika Berhutang Lagi?

Sementara di sisi lain, ada BBJS yang masih carut-marut, pengangguran juga masih belum sepenuhnya teratasi. Bila pemerintah melakukan hutang lagi,  ini justru akan menjadi boomerang untuk rakyat Indonesia.

Bukankah lebih baik, menyelesaikan apa yang sudah dimulai dulu. Selesaikan dulu infrastruktur dan meningkatkan SDM rakyat.

Jangan tanya kenapa? Walaupun infrastruktur bagus, jika SDM rendah, bagaimana memanfaatkannya secara maksimal?




Jangan sampai gencar naikin pajak rakyat, kemudian uang itu dibuang menjadi beton dan aspal di jalanan tanpa bisa meningkatkan kemakmuran rakyat.

Plus satu lagi yang paling penting, apa itu? Banyaknya proyek infrastruktur tentu itu adalah lahan basah. Di mana lahan basah juga sangat rawan dengan korupsi. 

Pertanyaanya,  kenapa isu korupsi kok sekarang seolah hilang ditelan bumi? Padahal di depan akan ada banyak proyek yang masih dan akan berkelanjutan. Renungkan! 

b. Jika Tanpa Hutang Asing?

Selain pajak, tidak ada pilihan lain selain pertambangan yang bisa menjadi sumber dana untuk pembangunan. Karena melihat kondisi perkebunan sawit saat ini yang diintervensi eropa dan Barat, tentu rasanya sangat sulit.

Tidak diragukan lagi, Kalimantan kaya akan hasil tambang. Untuk membiayai pembangunan Ibu Kota bisa dari situ.

Masalahnya adalah, ada hutan dan ekosistem di dalamnya. Akibat perkebunan kelapa sawit sendiri saja, sudah banyak flora dan fauna yang musnah.  Walaupun beberapa berganti ekosistem baru.

Nah dari pertambangan, bisa jadi Kalimantan akan menjadi planet mars baru. Kenapa? Dari pertambangan emas manual saja, ilalang tidak mau tumbuh. Apalagi jika dari perusahaan besar. Gergasi itu akan menelan semuanya. Tentu bentuknya berbagai macam, mulai kepiting raksasa, kapal pecut berekor dan gergasi-gergasi lain. 

Hal itu saja sampai sekarang sulit dikendalikan, apakah akan dikirim 'angin puyuh lagi'? Oh tidak! 



Cukup, cukup sudah, cukup sampai disitu saja. Jangan sampai Boerneoku menjadi planet mars! Apa Gansis rela, jika itu terjadi? Renungkan! 




Taukah kamu, dimasa depan, kemungkinan perang terjadi bukan karena berebut emas, bukan berebut minyak bumi. Namun akan berebut air bersih untuk mampu bertahan hidup. 



Jika pertanyaan itu ane sampaikan pada awan? Langit 'pun akan menggulung mendungnya. Jika pertanyaan itu ane sampaikan pada laut? Gelombang samudra 'pun akan mendeburkan ombaknya. Ya bak buah simalakama.

Pemerintah harus mampu memberikan jawaban itu untuk rakyat, jika tidak ingin menjadi bomereang dikemudian hari. Karena itulah tugas dari pemerintah! Kita tunggu apa jawaban yang akan diberikan untuk rakyat. 

Lantas, bagaimana menurut sahabat kaskuser? Silahkan berdiskusi dikolom komentar untuk mencari solusinya. Belajar bersama bisa dan terimakasih. 

Sumber: Opini pribdai 
Refrensi; Sindonews , dokpri, phinemo ,