Ibu kota pindah? Akh biasa saja itu. Orang juga sering pindah. Namanya kehidupan. Perkembangan zaman. Pembangunan. Normal pindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Tak masalah. Lalu, mengapa ribut?

1. ASN (Aparatur Sipil Negara)

Jumlah aparatur sipin negara yang harus diangkut untuk keperluan mengisi ruang baru pada kantor-kantor pemerintah itu tidak sedikit. Kemudia mereka juga punya keluarga. Yang mau tidak mau pilihannya hanya dua. Ikut pindah atau tetap menetap di Jakarta.



Kebiasaan hidup di Jakarta pasti berbeda dengan nanti di Ibu kota baru. Di jakarta semua ada. Tempat hiburan lengkap. Restroran lengkap. Tinggal klik pesanan datang. Semua kemewahan dan fasilitas tersedia. Sementara di tempat baru? Belum tentu. Inilah yang memberatkan mereka.

2. Terpisah Keluarga

Jika para ASN mengikuti sumpah jabatan ketika akan bertugas, yaitu bersedia di tempatkan di seluruh wilayah RI otomatis tidak akan menolak perpindahan Ibu kota.

Berpisah dengan keluarga jelas menjadi pertimbangan tersendiri. Bagaimana tidak. Sebagian besar mereka sudah memiliki rumah di jakarta dan sekitarnya. Kemudian bapak/ibu mereka harus berada jauh dari jakarta.

Perjalanan pesawat dari kaltim ke jakarta setidaknya memakan waktu 1,5 jam. Belum lagi lain-lainnya. Ketika libur sabtu minggu digunakan untuk bertemu dan berkumpul keluarga sebulan sekali misalnya sangat banyak waktu, biaya dan tenaga terbuang dalam perjalanan.

3. Kondisi Lingkungan sekitar Ibu Kota baru

Dengan adanya ibu kota baru, otomatis pembangunan di kabupaten Paser akan akan meningkat. Pembukaan lahan baru diikuti dengan naiknya harga tanah dan struktur masyarakar berubah.




Kesiapan penduduk asli terhadap pendatang baru perlu dicermati dan dikaji dengan baik. Asimilasi harus berjalan seirama. Sosialisasi pada penduduk asli sangat vital dilakukan. Sehingga kejadian seperti sampait membara beberapa tahun lalu tidak terjadi.

4. Anggaran Negara

Soal anggaran pembangunan adalah urusan negara. Masyarakat hanya berharap dengan pembangunan ibu kota baru yang menelan biaya yang tidak sedikit mengakibatkan implasi. Jika hal tersebut terjadi, kelangkaan bahan pokok dan melonjaknya harga akan membebani masyarakat kecil.



Semoga pemerintah bijaksana mencermati semua permasalahan yang mendukung perpindahan ibu kota. Di mana pun ibu kota. Tetap saja Indonesia namanya. Salam damai dari Indonesia.

sumber 1, sumber 2, sumber 3