Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

opabaniAvatar border
TS
opabani
Api Unggun
Api Unggun

Api Unggun

Menjelang malam. Hiruk pikuk sudah mulai terasa, lapangan begitu ramai lalu lalang para siswa-siswi berseragam pramuka. Seperti biasa, api unggun adalah moment yang paling ditunggu hampir semua peserta kemah, apalagi ketika detik-detik renungan di acara api unggun tersebut, sungguh sesuatu yang punya rasa tersendiri. Bikin haru.

Lia sudah siap dengan segala sesuatunya, janji duduk berdekatan dengan Ranti kawannya, memang sudah disepakati jauh-jauh hari, raut wajahnya tampak semringah, karena malam api unggun akan menjadi moment yang tidak pernah terlupakan.


Api Unggun
Sumber gambar: PicsArt


Di sebuah tanah lapang di pinggiran kota, akhirnya acara api unggun di sebuah perkemahan pun dimulai, canda tawa tak terelakan lagi, segala cerita pun lesat mewarnai mereka. Malam kian larut, seluruh peserta pramuka yang berada di situ mulai khidmat mengikuti renungan malam.

Semua hening, anggota pramuka yang duduk mengitari api unggun, terdiam tafakur. Kakak pembina pun mulai membacakan renungan, tentang apa dan makna kegiatan sebagai seorang pramuka, yaitu untuk menjadi pribadi yang tangguh, siap menghadapi situasi sulit, kebersamaan dan masih banyak lagi.

Lia dan Ranti saling berpegang tangan, entahlah, ini sudah berapa kali api unggun saja mereka ikuti, dari tahun ke tahun, Lia dan Ranti selalu menunggu moment seperti ini, moment yang tak pernah Lia dan Ranti lewatkan.

Malam pun kian larut, acara api unggun telah usai. Wajah-wajah para peserta kemah pun tampak letih, itu karena memang banyak sekali kegiatan sebelumnya, jadi wajar jika mereka terlihat lelah.

"Api unggunnya sudah selesai, Ran."

"Iya, kita pulang yuk, Kak!"

"Baiklah, semoga tahun depan, di tempat ini, ada acara kemah seperti ini lagi."

Ranti menatap Lia, usai Lia selesai bicara. Mata sayunya terlihat tambah sayu, karena di sudut-sudut matanya telah basah.

"Hei, jangan menangis, Ran! Kita akan selalu bersama, sampai kapanpun."

Ranti tertunduk.

Lia pun akhirnya tertunduk lemah, bayangan masa silam selalu datang, di saat-saat usai api unggun kala itu, di mana, selepas acara renungan malam di acara api unggun, ada teriakan yang mengejutkan, dari salah seorang kakak pembina mereka waktu itu.

"Jazad Lia dan Ranti yang hanyut sudah ditemukan!"


NB: Ini hanya kisah fiksi semata, jika ada kesamaan nama tokoh, alur cerita maupun tempat, ini benar-benar tidak disengaja.



31-08-2019 DBaniK
Diubah oleh opabani 31-08-2019 09:51
sriwijayapuisis
delia.adel
anasabila
anasabila dan 18 lainnya memberi reputasi
19
2.6K
40
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.8KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.