Prolog:

Tama, si kacamata dengan kulit coklat gelap itu terlihat ragu ketika teman-temannya mulai membuka kancing dan retsleting celananya masing-masing.

"Lu semua yakin nih?", tanya Tama

"Ya udah sih ga usah dipikirin! Buka celana lu trus kluarin titit lu!", balas Dana si calon dokter.

"Iye. Belagu amat sik. Kayak yang paling bagus aja titit lu. Paling juga masih gedean gua punya!", sambung Tyo, yang tubuhnya seperti gorila itu.

Tama melihat teman-teman lainnya yaitu Toro, Yudha, Hendra, Jojo dan Phil terlihat begitu menikmati apa yang mereka lakukan. Bahkan mereka terlihat sampai merem melek melakukannya. Tama pun menyerah dan ikut melakukan apa yang teman-temannya lakukan.

Sejurus kemudian baskom air yang berada di tengah kawanan itu terlihat penuh dengan cairan yang baunya seperti amonia.

"Aaaaahhhhh.... lega juga....", lenguh Jojo.

"Tapi ya apa pantes kita kencing bareng begini di tengah hutan?", tanya Tama.

"Udah kayak gini baru nanya pantes apa kagak. Yang tadi nyetok bir dingin satu krat terus ngajakin nongkrong di tempat kayak gini siapa, malih?", ketus Toro.

"Udah-udah... Ga usah ribut gitu... Coba kita liat itu baskom, ini artinya sekarang kita semua sodara!", seru Yudha.

Semua terdiam dan menjadikan Yudha, taruna militer yang baru menyelesaikan pendidikannya itu, sebagai objek pandangan tajam.