nkridamaiAvatar border
TS
nkridamai
Gurita Bisnis Luhut Pandjaitan di Kutai Kartanegara
Spoiler for Luhut Binsar Panjaitan:


SAMARINDA, BERITAKALTIM.COM- Saat demonstrasi petani bersama aktivis lingkungan di Kantor Gubernur Kaltim di Samarinda, Senin (23/1/2017), foto wajah Luhut Binsar Panjaitan yang sekarang menjadi Menko Bidang Kemaritiman muncul mencolok di alat peraga. Padahal materi demonstrasi menyangkut putusan PTUN membatalkan HGU (Hak Guna Usaha) yang diterbitkan BPN untuk PT PKU (PT Perkebunan Kaltim Utama) I.

Luhut disebut-sebut berada di balik perusahaan perkebunan kelapa sawit yang didemo para petani tersebut. Ia disebut-sebut menjadi pemegang saham terbesar.

Gurita bisnis  Jenderal TNI (Purn) Luhut Pandjaitan di Kalimantan Timur, khususnya di Kabupaten Kutai Kartanegara mencengkram kemana-mana. Bisnisnya besar lewat perusahaan  PT Toba Sejahtera yang sahamnya  99,98% dikuasai mantan Danjen Kopassus ini.

Berdasarkan penelusuran  di situs resmi perusahaan, Grup Toba Sejahtra terbagi ke dalam 6 anak usaha yang terdiri dari Toba Coal and Mining, Toba Oil and Gas, Toba Power, Toba Perkebunan dan Kehutanan, Toba Industri dan Toba Property and Infrastructure. Anak usaha tersebut terbagi lagi menjadi 16 perusahaan yang bergerak di berbagai sektor.

Langkah bisnis  Grup PT Toba Sejahtra dan anak usaha di Kaltim melalui PT Toba Coal and Mining yang anak perusahaannya bernama PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) menjalankan tambang batubara di Kukar. Anak-anak perusahaan Toba Bara bekerja sama dengan kontraktor-kontraktor tambang terkemuka Indonesia seperti Petrosea dan SIS.

Kemudian ada pula PT Adimitra Baramata Nusantara merupakan konsesi pertambangan seluas 2.990 hektare yang berlokasi di Kukar yang telah memulai operasinya pada 2008 dan berhasil melakukan pengiriman komersilnya pada tahun yang sama. Produksi hasil tambang diperkirakan mencapai 3,6 juta metric ton batu bara pada 2011.

Lainnya adalah PT Indomining dengan luas  konsesi  683 ha, juga berlokasi di Kukar  memulai operai komersil pertamanya pada 2007. Produksinya mencapai sekitar 1,5 juta MT batu bara per tahun.

Melalui PT Trisensa Mineral Utama, Grup Toba Sejahtra juga mempunyai  konsesi pertambangan seluas 3.414 ha di Kukar. PT Kutai Energi adalah anak perusahaan Luhut yang terbesar mengusai konsesi batubara di Kukar yakni  6.932 ha, dimana sudah berproduksi  komersial pada 2010.

Selain dibatubara, Grup Toba Sejahtra juga berusaha di sektor kelistrikan di Kukar, yakni melalui anak perusahaanya bernama PT Kartanegara Energi Perkasa, dimana  telah menandatangani Power Purchase Agreement (PPA) dengan PLN pada 18 April 2011 untuk pengembangan PLTG Senipah di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. Pembangkit listrik ini akan mampu memproduksi 2×41 MW (satu siklus) yang dimulai pada Desember 2012, dengan meningkatkan angka produksinya menjadi 2×60 MW (siklus gabungan) yang direncanakan pada 2013. Perjanjian penyediaan gas alam telah ditandatangani pada Juni 2009.

Di sektor perkebunan, masuk ke Kaltim melalui  PT Toba Bara Sejahtera Tbk (TOBA), dimana pada 19 Juni 2013, telah membeli mayoritas saham dalam PT Perkebunan Kaltim Utama I. PT Perkebunan Kaltim Utama memiliki total luas lahan sebesar 8.633 ha dan lahan yang sudah ditanam seluas 2.896 ha. Izin Penanaman ini akan habis pada 2036 mendatang.

Lainnya, melalui PT Tritunggal Sentra Buana, PT Toba Sejahtra melakukan usaha patungan dengan Wilmar Plantations dan memiliki saham minoritas sebesar 25% atas perkebunan kelapa sawit yang berlokasi di Saliki, Kalimantan Timur. Perkebunan Saliki memiliki total lahan seluas 12.000 ha dengan total lahan Hak Guna Usaha (Izin Operasi) sebesar 5.759 ha.  Perkebunan Saliki juga dilengkapi dengan alat giling yang dapat mengolah hasil panen minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) dari perkebunan sendiri maupun milik para petani di sekitar.

Selain di Kukar, Luhut Pandjaitan juga mengembangkan usahanya di Nunukan, Kalimantan Utara melalui PT Adimitra Lestari yang didirikan pada 2005. Pada tahun 2008, perusahaan ini menerima Izin Usaha Pengelolaan Hasil Kayu (IUPHHK) yang berlaku selama 45 tahun untuk 52.100 ha hutan produktif di Nunukan. Pada April 2009, PT Adimitra Lestari telah memulai produksi komersilnya.

SUMBER

Quote:
Diubah oleh nkridamai 28-08-2019 12:47
bocahnakal446
anakmudaindia
anakmudaindia dan bocahnakal446 memberi reputasi
2
3.3K
31
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.