[justify]“Pareuman kang, geus nyaho keur ngararambek didieu teh (matiin kang, udah tau lagi pada marah disini)” salah seorang dari kamipun berteriak.
Terjadi perdebatan kecil dari beberapa yang ikut “terus gimana atuh mau lanjut aja atau keluar” , suasana didalam memang aga kurang kondusif beberapa dari kami ingin melanjutkan karena sudah di dalem, dan beberapa dari kami juga berpendapat untuk mundur dan menghargai mereka dan berkumpul kembali diluar mencari solusi lain yang pasti kami tidak ada disini terlebih dahulu.
Awalnya kita melanjutkan dengan mencoba uji nyali di beberapa ruangan di lantai atas, Apabila masuk dari pintu belakang itu langsung menuju ke ruangan yang tidak begitu besar mungkin itu bisa disebut garasi tempat kami berkumpul dan ada ruangan kecil di sebelahnya seperti dapur, lalu apabila masuk lebih dalam ada ruangan besar yang mungkin digunakan sebagia ruang tamu dan ruang keluarga dan di pinggirnya ada tangga menuju lantai 2 serta ada toilet di bawah tangga.
Tak lama kemudian salah satu dari kami lari dari lantai 2 ke arah kami yang sedang berkumpul, “kang sepertinya kita harus keluar deh, mahluk tersebut malah tambah marah” katanya, walah ane malah tambah ga karuan karena ane pertama ga tau apa apa, terus situasi tidak kondusif dan beberapa dari kami pun berpendapat mengemukanan pendapatnya masing-masing karena banyak dari kita mempunyai basic keilmuan yang mumpuni dan akhirnya diputuskanlah kita keluar terlebih dahulu menuju tempat safe point yang dirasa aman dan apabila ada yang mau masuk kedalam maka akan lanjut tapi dengan tim yang lebih kecil secara bergantian.
ane kebetulan masuk ke tim yang kedua ketika masuk, suasana terasa lebih berbeda ketika kami masuk karena mungkin hanya beberapa orang kali ini yang masuk, serasa ada beberapa pasang mata yang melihat di atas kami ketika memasukin villa tersebut, memang pada saat itu hanya hening tidak ada suara aneh yang terdengar tapi suasana terasa lebih dingin dan lebih mencekan daripada tadi ketika kami masuk, kali ini dingin nya semakin menusuk, padahal pada saat itu ane memakai sweater tebel maklum tempat tinggal ane di gunung jadi sweater tebel-tebel coy.
Kami kembali masuk lewat belakang dan ketika di depan sumur seseorang berkata “aura didieu tah anu pang kuatna (aura disini yang paling kuat)” katanya, “tapi ieu teteh ngarapung ka lantai 2 (tapi ini teteh {sebutan kuntianak versi kami} pada terbang ke lantai 2”, walah ane dag dig dug ga karuan secara ane ga bisa apa apa, hanya ngikut doang tapi mereka kayak yang udah biasa ngomong tentang mahluk-mahluk tak kasat mata seperti itu.
“jadi siapa yang mau uji nyali nih” kata seseorang dari kami, ane pun terbengong-bengong, amit amit dah kata ane suasana aja dah kayak gini disuruh uji nyali juga.
lalu
“kang bawa kamera kan yu ke atas jadi dokumentasi” salah seorang dari rombongan menepuk pundak ane.
“astagfirullah kaget iya bawa kang, hayu” kataku mengangguk sambil sedikit kaget, kirain ada mahluk apa yang menepuk pundak ane dari belakang eh ternyata .... ahahaha masih manusia.
Beberapa dari kami kemudian uji nyali dan di tempatkan di lantai 2 yang memang di dalamnya terdapat beberapa ruangan.
Karena posisi ane membawa kamera maka tugas ane hanya berkeliling di villa tersebut sambil beberapa kali memotret ke setiap sudut ruangan yang ada di vila tersebut. Tapi ada salah satu ruangan yang bikin ane penasaran. Yaitu toilet dibawah tangga yang ane penasaran ingin masuk tapi batin ane merasa males masuk kesana ga tau kenapa, tapi ya yang namanya juga manusia rasa penasaran juga pasti ada, aneh perlahan-lahan mengarahkan senter tersebut ke arah toilet.
ane melihat bayangan putih melesat menembus tembok, reflek ane alihkan pandangan ane ke sisi yang lain, jantung ane dag dig dug ga karuan “eta kitu jurig teh (itu yang namanya hantu)” pikir ane.
Tak lama uji nyali pun selesai ane pun keluar menuju safe point dimana yang lain menunggu giliran untuk masuk kembali, disana kamipun bercerita atas pengalaman masing-masing selama di dalam, ada yang mendengar suara wanita, ada yang melihat sekelibatan seperti ane, dan ada juga yang tidak melihat apa apa selama di dalam padahal ditinggal sendirian di lantai atas.
posisi safe point memang aga jauh dari villa tapi samar samar vila yang mengerikan itu tetap terlihat,disana kita pun ngobrol pengalaman ketika ada di dalam dan ada seseorang yang menjelaskan bahwa disana itu seperti kost cewe karena hampir sebagian besar dihuni oleh kuntianak dan ada satu kuntianak merah disana yang memang bisa di sebut penguasa sana, tapi diluar villa itu lain lagi banyak mahluk yang bermacam-macam.
Ane terbengong-bengong medengar penjelasan dari sambil memandang villa itu dari kejauhan samar-samar ane melihat suatu cahaya di sungai depan villa.
“kang,kang lihat ga itu ada yang kedip kedip di sungai” kataku
“mana ah” kata agan disamping ku
“itu” kataku sambil menunjuk ke sungai, cahaya putih yang beberapa kali berkedip seperti memberikan suatu tanda yang ane tidak tau maksudnya apa. Karena hanya ane yang lihat cahaya itu muncul dan itupun ga lama karena keburu hilang tergantingan oleh cahaya senter dari kelompok terakhir yang keluar dari villa tersebut.
kelompok terakhir pun datang ke safe point, ada banyak dirasakan oleh kami terlihat dari raut muka kami yang expresikan dari yang ketakutan, bengong tidak mengerti apa yang terjadi, atau muka puas karena rasa penasaran yang selama ini menyelimuti tentang tempat ini sudah tersalurkan.
“udah semua” kata salah satu dari kami, yu ngobrol2nya di atas aja.
Kamipun sepakat menyudahi acara tersebut karena makam semakin larut. dan ketika kami berangkat menuju parkiran motor, kami semua dikejutkan dengan suara tawa yang keras dari dalam villa suara sesosok wanita,tawa kuntianak dan kali ini semua dari kita mendengar ketawa tersebut seperti ucapan selamat tinggal karena kita main di tempat mereka.