Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sniper2777Avatar border
TS
sniper2777
Rombongan Gubernur Papua Ditolak oleh Mahasiswa, Polisi: Mungkin Terlalu Banyak
TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Papua Lukas Enembe mengalami penolakan saat hendak masuk ke asrama mahasiswa Papua di Surabaya.

Lukas Enembe dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa hendak menemui mahasiswa Papua di asrama untuk bersilaturahmi pada hari Selasa (27/8/2019).

Nyatanya, kedatangan mereka justru ditolak oleh mahasiswa Papua yang berada di dalam asrama.

Dikutip Tribunnews.com dari Surya.co.id, berikut fakta penolakan kedatangan Gubernur Papua Lukas Enembe di asrama mahasiswa Papua, Surabaya.

1. Ada Teriakan Papua Merdeka

Kericuhan mewarnai kedatangan Gubernur Papua Lukas Enembe ke asrama mahasiswa Papua di Surabaya, Selasa (27/8/2019).

Gubernur Papua Lukas Enembe bersama rombongan DPRD serta tokoh adat datang ke asrama mahasiswa Papua didampingi Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mendapat sambutan tidak enak saat hendak menemui mahasiswa Papua di asrama.

Para mahasiswa Papua melontarkan kata-kata kasar dari dalam asrama.

"Lepas Garuda baru ke sini," kata mahasiswa dari dalam pagar asrama mahasiswa Papua di Kalasan.

"Monyet bukan merah putih," sahut mahasiswa yang lain.


"Kau monyet, kau juga monyet," teriakannya juga ditujukan pada masyarakat Papua yang datang menghampiri mereka.

Para mahasiswa tersebut menolak menerima rombongan Gubernur Papua.

Mereka bahkan membuat suara gaduh dengan teriakan teriakan kasar dan memukul-mukul pagar asrama.

Plakat 'Semua Yang Datang Kami Tolak' juga masih terpasang di pagar asrama mahasiswa di Papua.

"Papua.. Merdeka," kata mahasiswa Papua dari dalam.

Sejurus kemudian mereka juga menyanyikan lagu-lagu Bintang Kejora.

"Monyet bukan merah putih," teriak mereka lagi.


Suasana gaduh pun tak terhindarkan.

Melihat situasi yang menjadi tak kondusif, Gubernur Khofifah segera diamankan ke dalam mobil oleh Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Luki Hermawan.

Sedangkan Gubernur Lukas Enembe masih berupaya membujuk mahasiswa Papua untuk mau diajak berbicara dan berunding.

Namun situasi justru kian tak kondusif.

Akhirnya atas instruksi dari kepolisian, Gubernur Lukas pun meninggalkan lokasi Asrama Mahasiswa Papua di Kalasan.

Didampingi Ketua Keluarga Besar Masyarakat Papua Surabaya Pieter, Gubernur Lukas Enembe didampingi menuju mobil dan meninggalkan Asrama Mahasiswa Papua.

"Mereka tak suka..," kata Gubernur Lukas sembari berjalan menuju mobil.

Ada raut kekecewaan besar yang tampak di wajah Gubernur Lukas.

Sebelumnya, Gubernur Lukas menyampaikan bahwa ia memang akan menuju lokasi asrama Mahasiswa Papua di Kalasan.

Namun ia mengakui bahwa belum ada koordinasikan dengan mahasiswa di dalam asrama.

"Kalau berhasil berkomunikasi kita akan bakar batu," katanya.

Sebagaimana diketahui, bakar batu adalah simbol perdamaian di adat Papua.

2. Tanggapan Kapolda Jatim

Kapolda Jatim, Irjen Pol Luki Hermawan bahwa penolakan tersebut terjadi lantaran adanya miskomunikasi dari kedua belah pihak.

"Sebelum berkunjung sudah ada komunikasi. Namun, mungkin ada miskomunikasi saja," kata Luki di lokasi.

Diketahui di rencana awal pertemuan tersebut hanya dihadiri oleh Lukas Enembe, namun pada faktanya banyak rombongan yang hadir di depan Asrama Mahasiswa Papua.

Sehingga mahasiswa merasa tidak nyaman dan melakukan penolakan.

"Ya oleh banyaknya rombongan yang tiba di Jalan Kalasan," ujarnya.

"Karena tadi terlalu banyak rombongan ini nanti akan di reschedule ulang," jelasnya.


Irjen Pol Luki Hermawan menjamin keamanan untuk seluruh mahasiswa Papua yang berada di Surabaya.

"Kami seperti biasa pengamanan dan kami akan menjaga kondusivitas dari wilayah Jawa Timur."

"Mudah-mudahan ini seluruh masyarakat keluarga keluarga adik-adik Papua yang ada di Jawa Timur kami sampaikan bahwa di Jawa Timur tidak terjadi apa-apa dan sangat kondusif," tambahnya.

3. Gubernur Papua minta tak ada lagi konflik

Seperti diketahui, sebelum mendatangi Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, Gubernur Papua, Lukas Enembe bertemu dengan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (27/8/2019).

Lukas didampingi oleh beberapa pejabat mulai dari Ibu Gubernur Papua, Yulce Enembe.

Terlihat pula Sekda Papua, Hery Dosinanen; Asisten Bidang Pemerintahan, Doren Wakerkwa; Ketua DPRD Papua Barat, Peter Kondjol dan beberapa pejabat lainnya.

Dalam sambutannya, Lukas Enembe berharap tidak akan ada lagi konflik yang terjadi, baik di Jawa Timur maupun Papua.

"Saya berharap hubungan kita semakin baik. Apapun yang terjadi, ekses kecil itu dampaknya besar, bagi kami Papua. Jadi tidak boleh ada ekses kecil pun yang terjadi," ucap Lukas.

Lukas menjelaskan seluruh kebutuhan logistik di Papua sebagian besar disuplai dari Jawa Timur dan Makassar.

"Jadi kita perlu jaga persahabatan kekeluargaan sehingga tidak terjadi ekses. Karena semua belanja kebutuhan kita dari Jatim bukan Jakarta. Oleh karena itu tolong jaga persaudaraan ini," kata Lukas.

(Tribunnews.com/Sinatrya/Surya.co.id)


https://m.tribunnews.com/amp/nasiona...terlalu-banyak



Bukan cuma fadlizon doang yg ditolak emoticon-Ngakak


Pemerintah klemar klemer bgt sama yg beginian, bocah klo ngambek jg gak gini2 amat, emang otak mereka yg isinya paham separatis emoticon-fuck

gak rela aja kalo anggota TNI yg jelas2 digarda terdepan utk menjaga NKRI malah dihukum gara2 sekumpulan separatis ini emoticon-Mad


Kemana banser?? Noh! Separatis udah didepan mata emoticon-Tai:



Track record asrama mahasiswa papua di surabaya emoticon-Mad


Berita tahun 2018


Gara-gara Bendera, Bentrok Pecah di Asrama Mahasiswa Papua

Surabaya - Bentrok terjadi di asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Tambaksari, Surabaya. Bentrok antara ormas dan mahasiswa ini disebut berawal dari keengganan mahasiswa Papua memasang bendera merah putih.

Kejadian ini berawal saat sejumlah ormas yang tergabung dalam Sekber Benteng NKRI mendatangi asrama mahasiswa Papua. Mereka melakukan imbauan kepada mahasiswa agar memasang bendera merah putih. Itu sesuai dengan instruksi Wali Kota Surabaya untuk memasang bendera merah putih mulai 14-18 Agustus.

"Awalnya kami mendatangi asrama untuk mengimbau agar memasang bendera, karena tidak kami lihat ada bendera merah putih terpasang. Namun dari pihak mereka tidak berkehendak," kata salah satu anggota Sekber Benteng NKRI, Susi Rohmadi kepada detikcom, Rabu (15/8/2018).

Susi mengatakan selain mendapat penolakan, imbauan itu juga mendapat perlawanan. Entah siapa yang memulai, anggota ormas dan mahasiswa saling pukul di halaman asrama. Setelah sempat baku hantam, keduanya saling mundur. (iwd/iwd)

https://m.detik.com/news/berita-jawa...ahasiswa-papua



Pembacokan Saat Bentrok di Asrama Mahasiswa Papua Diusut Polisi

Surabaya - Kejadian penganiayaan menggunakan senjata tajam saat terjadi bentrok di asrama mahasiswa Papua dilaporkan polisi. Polisi menindaklanjuti dengan mengumpulkan data dan keterangan dari lokasi kejadian.

Bentrok terjadi antara anggota sejumlah ormas yang tergabung dalam Sekber Benteng NKRI dengan mahasiswa papua di asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Tambaksari, Surabaya. Dalam bentrok itu, salah seorang oknum mahasiswa mengambil parang dan disabetkan ke salah satu anggota ormas

"Kawan kami yang mengalami pembacokan sudah lapor polisi," ujar salah satu anggota Sekber Benteng NKRI, Susi Rohmadi kepada detikcom di kawasan asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Tambaksari, Rabu (15/8/2018).

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran membenarkan adanya laporan dari salah satu anggota ormas ke SPKT Polrestabes Surabaya.

"Benar, sudah laporan ke SPKT. Ini masih kami tindak lanjuti dengan mengumpulkan keterangan-keterangan intel," kata Sudamiran.

Dari laporan polisi, korban pembacokan adalah Djamiat Arifin, warga Kupang Krajan, Sawahan. Dalam laporan itu disebutkan Arifin mengalami penganiayaan dengan senjata tajam yang dilakukan oleh seorang laki-laki yang tidak dikenal. (iwd/iwd)

https://m.detik.com/news/berita-jawa...-diusut-polisi


Penghuni Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya Diangkut Polisi

Surabaya - Bentrokan terjadi antara ormas dan penghuni asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan 10, Tambaksari, Surabaya, Jawa Timur. Buntutnya, seorang anggota ormas mengalami luka-luka. Petugas kepolisian membawa puluhan mahasiswa Papua ke kantor polisi.

Sebelum mengamankan sejumlah penghuni asrama mahasiswa Papua, polisi melakukan negosiasi dengan penghuni asrama. Negosiasi berlangsung alot. Mereka minta surat izin penggeledahan kepada petugas.

Bahkan, saat petugas hendak masuk untuk menjemput salah satu penghuni yang menganiaya anggota ormas, mereka memilih menunjukkan barang bukti sebilah parang kepada petugas.

Namun, pada Rabu (15/8/2018), sekitar pukul 22.15 WIB, satu kompi polisi dari Satuan Sabhara Polrestabes Surabaya, yang dipimpin langsung oleh Kasat Sabhara AKBP Deny Kuncoro Feri Prabowo, memasuki asrama. Puluhan penghuni asrama mahasiswa Papua sempat menolak saat digiring masuk ke truk polisi.

Mereka berteriak "hidup mahasiswa Papua... hidup mahasiswa Papua...."

Salah satu penghuni asrama mahasiswa Papua menolak digelandang masuk ke truk yang berbeda. Ia minta berada di dalam satu truk yang sama dengan kawan-kawannya.

Saat truk polisi mengangkut puluhan penghuni asrama mahasiswa, mereka juga meneriakkan kata 'Papua merdeka'.

"Papua merdeka... Papua merdeka... Papua merdeka," teriak para mahasiswa.


Sementara itu, akibat kejadian ini, Jalan Kalasan menjadi ramai karena warga setempat ikut melihat peristiwa tersebut. (rvk/bdh)

https://m.detik.com/news/berita/d-41...iangkut-polisi


Berita juli 2019

Mahasiswa Papua di Surabaya Tuntut Kemerdekaan

Surabaya - Puluhan mahasiswa asal Papua melakukan demo di depan Asrama Mahasiswa Papua, Jalan Kalasan, Pacar Keling, Tambaksari. Mereka meneriakkan Papua Merdeka.

Seperti data yang dihimpun detikcom, puluhan mahasiswa Papua melakukan aksi dengan membawa beberapa tuntutan. Kemudian dalam aksi tersebut, petugas keamanan menangkap 6 mahasiswa yang dianggap sebagai provokator.

Hingga pukul 09.30 WIB, puluhan mahasiswa Papua masih bertahan di depan asrama. Sang orator berkali-kali meneriakkan 'Papua Merdeka'. Tak hanya itu, mereka juga menuntut agar perusahaan tambang Freeport ditutup.

"Papua Merdeka, Papua Merdeka. Freeport...tutup. Freeport tutup...Papua Merdeka," teriak salah satu orator, Senin (1/7/2019).

Kemudian mereka juga meminta enam rekan yang ditahan pihak keamanan segera dibebaskan. Mereka mencoba menunjukkan rasa solidaritas untuk sesama warga Papua.

"Kalau sampai pukul 09.00 WIB teman kami tidak dibebaskan, secara sukarela kami siap diangkut menggunakan mobil Dalmas untuk menyelamatkan teman kami," imbuh sang orator.

Akibat aksi tersebut, Jalan Kalasan, Pacar Keling ditutup sementara. Mereka unjuk rasa dengan duduk di jalan dan dijaga ketat petugas polisi dan TNI. Tak hanya itu, mobil water canon juga disiagakan.


https://m.detik.com/news/berita-jawa...ut-kemerdekaan


Penghuni Asrama Papua di Surabaya Akui Patahkan Tiang Bendera

Salah satu penghuni Asrama Mahasiswa Papua, Papuana , mengakui ada rekan asramanya yang mematahkan tiang bendera merah-putih, Jumat (16/8). Namun, Papuana tidak menjelaskan tujuan perusakan tiang bendera yang tertancap di depan asrama mereka di Jalan Kalasan, Surabaya, itu.

"Benar," kata Papuana saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (16/8).

Papuana menuturkan, akibat insiden itu, sejumlah massa langsung merangsek ke asramanya . Mereka lalu disusul dengan aparat TNI dan kepolisian setempat.

"Pukul 14.20 WIB, aparat TNI datang ke depan asrama. Intel dan beberapa polisi , juga ada Satpol PP," jelasnya.

Papuana mengatakan akibat insiden perusakan tiang bendera itu, asrama mereka dilempari batu dan dicaci oleh sejumlah massa. Selain itu, massa tersebut juga mengambil beberapa spanduk yang terpasang di pagar asrama.

"Kami dilempari dengan batu. Sebelum dilempari, kami dikatai. Ada perusakan, beberapa spanduk di pagar asrama dirobek. Tapi kami di sini, di dalam, aman-aman saja," tutur Papuana .

Ia juga menyanggah tudingan jika para penghuni asrama hendak memanah massa yang mengamuk di depan jalan. Menurut Papuana , hal itu adalah fitnah.

"Tidak. Itu omong kosong. Kami tidak melakukan apa pun. Kami tidak balas apa pun," kata dia.

Sumur:
https://m.kumparan.com/amp/@kumparan...ra-1rg5L1NJLF3


Tempe! Separatis di elus2 terus emoticon-fuck



Diubah oleh sniper2777 28-08-2019 03:25
BANNED.USER
tien212700
tien212700 dan BANNED.USER memberi reputasi
2
1.2K
22
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.9KThread41.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.