Balik lagi sama ane kali ini dalam topik yang lagi hangat-hangatnya tentang pendidikan di Indonesia.
Dalam sejarah panjang Indonesia, dahulu pendidikan Indonesia di contoh sama negara tetangga kita yakni Malaysia, namun saat ini pendidikan Indonesia cenderung ketinggalan dengan negara lain apalagi negara tetangga kita Malaysia.
Sehingga kalau bisa dilihat agaknya pemerintah kurang intensif membangun pola kurikulum dan sistem pembelajaran di Indonesia, Nah!!! GanSis berikut kita lihat masalah apa saja dan bagaimana sih solusinya menurut pandangan ane sendiri yang sempat mengenyam bangku sekolah selama 12 tahun.
Spoiler for 1. Kurikulum:
1. Kurikulum
sumber: google.com (Google Image).
Nah GanSis masalah pertama pendidikan di Indonesia adalah kurikulum. Loh!!! kenapa, yups kurikulum ini menurut ane pribadi kebijakannya selalu berubah dari contoh dari KTSP 2006 ke kurikulum 2013. Kelemahan Indonesia khususnya bagi Menteri Pendidikan adalah ketika mengkaji kurikulum, sangat minim sosialisasi ke guru dan seperti terkesan memaksa bahwa kurikulum harus segera diganti tanpa ada kajian lebih dan uji coba terlebih dahulu. Tercatat dalam sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia sudah berganti sebanyak 10 kali yakni tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984,1994, 2004, 2006 terakhir 2013. Seperti halnya politik setiap pergantian rezim selalu ada pergantian kebijakan tentang pendidikan nasional.
Spoiler for Zonasi:
2. Sistem Zonasi
Sumber: google.com (Google Image)
Yang lagi panas-panasnya nih GanSis sistem Zonasi sekolah yang lagi marak. Niat hati bagus ingin memeratakan pendidikan namun kadang sarana dan prasarana tiap sekolah berbeda-beda antara satu dan yang lain bahkan ruang kelaspun kadang terjadi ketimpangan jumlah serta perbedaan kualitas guru. Masalah timbul lainnya GanSis adalah beberapa bagian tempat tinggal dalam satu zonasi ada yang tidak terdapat sekolah, mau tidak mau jika seperti ini anak dan orang tua harus mencari alternatif sekolah swasta. Masih ada kelemahan dalam sistem zonasi ini, jika ingin mencontoh sistem zonasi pemerataan fasilitas sekolah, dan kualitas guru harus sama rata, dan hal ini sebenarnya berimbas adanya dulu sekolah SSN (Sekolah Standart Nasional), RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar International) dan SBI (Sekolah Berstandar International), yang mengakibatkan adanya perkelompokkan sekolah yang favorit dan non favorit.
Spoiler for Sekolah Inklusi:
3. Sekolah Inklusi
Sumber: google.com (Google Image).
Pemerintah memang pernah merancang sekolah Inklusi yang artinya sekolah yang ramah akan siapa saja baik penyandang kebutuhan khusus maupun anak-anak normal. Namun sayang dalam kenyataan balik lagi dalam kehidupan yang pernah ane rasain kadang ada anak yang berkebutuhan khusus malah terkesan diabaikan dan membuat mereka tidak merasa nyaman dalam satu lingkungan, sebenarnya penerapan sekolah inklusi ini bagus, namun sayang dari mulai sekolah dasar anak-anak tidak diajarkan bagaimana menghargai perbedaan antara kawannya, yang mengakibatkan ada anak yang berkebutuhan khusus banyak dari teman-temannya yang kurang menghargai keberadaan mereka, serta fasilitas dan tenaga pendidik yang dinilai masih belum handal dan siap dalam menjalankan sekolah inklusi.
Nah GanSis itu dia tiga carut marut masalah pendidikan di Indonesia lalu kira-kira apa sih solusinya?
Ane disini sebagai kreator berusaha tidak hanya memberikan pandangan terhadap masalah pendidikan di Indonesia namun ane berusaha menjabarkan solusinya menurut pandangan dan literatur yang banyak ane baca tentang pendidikan
Check This Out!!!!
Spoiler for SARAN DAN MASUKKAN:
Nah GanSis ini saran dan masukkan dari ane untuk pemerintah dan agan sista pada umumnya ane bakal menjabarkan menjadi point-point penting aja ya!!!!
Sumber: google image.
1. Permasalahan Kurikulum ini harusnya sudah bisa disepakati pemerintah secara bersama-sama dengan DPR juga agar nantinya ada garis besar kurikulum pendidikan di Indonesia, mungkin semacam Garis-Garis Besar Pembelajaran Pendidikan Nasional agar nantinya setiap pergantian rezim Kurikulum tidak mudah seenaknya diganti, tentunya garis-garis besar tentang pendidikan nasional nantinya harus mencangkup dan bisa flexibel dengan perkembangan zaman, memang realisasi tidak mudah, tapi ini hal yang bisa dibilang cukup efektif agar tidak mengorbankan lagi murid-murid dengan pergantian kurikulum disetiap pergantian pemerintahan.
2. Permasalahan Zonasi hal ini bagus namun balik lagi perlu ada perbaikan dari fasilitas dan pendataan, kita bisa mencontoh jepang dan jerman serta negara lain yang menerapkan sistem zonasi, seperti di jepang ketika satu penduduk baru pindah ke satu kota maka dia akan mendapat surat dari departemen terkait dimana anaknya nanti sekolah, jadi dalam hal ini jika pemerintah ingin terapkan sistem zonasi pendidikan harus ada sinergi antara KEMENDIKBUD dan KEMENDAGRI dalam sistem pendataan penduduk, jika ini dilakukan mungkin sistem zonasi bisa dilakukan dengan baik dan bukan tidak mungkin Indonesia bisa seperti negara yang berhasis dalam penerapan sistem zonasi.
3. Sekolah Inklusi sebenarnya harus menjadi perhatian bagi pemerintah untuk kembali mengatur sistem dari sekolah inklusi agar bisa dirasakan banyak pihak terutama anak-anak penyandang disabilitas dan mungkin sejak masa kanak-kanak sudah diajarkan bagaimana menghargai pandangan perbedaan terutama fisik ini sebenarnya yang ane rasakan sangat kurang, bahkan kadang guru mendorong anak tidak bisa bergaul dengan temannya yang berkebutuhan khusus ini yang dulu sempet ane rasain saat masuk sekolah dasar bahkan saat ane SMA juga, dan juga harus melihat kembali kurikulum pendidikan yang inklusi.
4. Sebenarnya ini masalah juga tapi ane masukkin ke saran untuk sekolah vokasi pemerintah berencana membangun sekolah vokasi yang didesain siap kerja di berbagai industri, nah saran mungkin kita berkaca pada jerman yang berhasil mensinergikan antara sekolah vokasi dan industri dan perlu diingat juga sebenarnya industri di Indonesia rata-rata kurang menyerap tenaga kerja dari Sekolah vokasional (SMK) dan juga industri di indonesia belum terintegrasi dengan baik dengan sekolah vokasi seperti halnya dijerman, kembali lagi adalah perhatian khusus pemerintah pusat dalam hal pembentukan Kurikulum yang baik
sejatinya roh pendidikan terdapat dalam kurikulum, pesan untuk pemerintah pusat dan daerah untuk membuat satu Garis besar pendidikan nasional untuk pedoman dalam membentuk satu kurikulum pendidikan yang baik agar tak terkesan dunia pendidikan menjadi alat politis untuk di permainkan dan mengganti setiap kebijakan yang nantinya terkesan merugikan banyak pihak, serta peranan otonomi daerah untuk nantinya bisa membentuk kurikulum sendiri sesuai garis besar pendidikan nasional dengan kebutuhan daerahnya masing-masing tentunya dengan kontrol dari pemerintah pusat.
Nah GanSis itulah carut marut dan solusi dari pribadi ane karena tidak bisa secara mendetail menjabarkan ane berusaha membuat menjadi point-point penting aja, nah mungkin jika GanSis punya pendapat lain bisa didiskusikan dalam forum ini