Kendati menimbulkan pro kontra dikalangan elit politik, pemindahan ibukota dari Jakarta ke Kalimantan timur, menurut TS, adalah langkah yang tepat. Mengingat beberapa hal berikut ini seputar Jakarta.
-
Jakarta terlalu padat
Sebagai ibu kota negara, Jakarta sudah terlalu sempit. Keramaian dan pertumbuhan jumlah kepadatan penduduk, setiap waktu terus terjadi. Kepadatan penduduk ini juga, berdampak pada timbulnya aneka permasalahan. Mulai dari masalah lahan dan jalanan hingga ke perumahan. Semakin hari semakin rumit.
-
Banjir tahunan jadi langganan
Hampir di setiap musim hujan, yang namanya banjir, tentu sudah akrab sekali dengan Jakarta. Berbagai penanggulangan dari tahun ke tahun, tak mampu mengatasi banjir dengan sempurna. Jangankan hujan deras berhari hari, hujan deras 1 hingga 2 jam saja, berbagai jalanan Jakarta, sudah banyak genangan air.
3.
Kemacetan yang semakin meningkat
Pertumbuhan kendaraan bermotor di Jakarta terus bertambah setiap hari. Sementara pertumbuhan ruas jalan, tidak terjadi. Ini yang membuat jalanan di kota Jakarta saat ini semangkon padat. Kemacetan, tak hanya di jam sibuk, hampir setiap saat ada. Kecuali saat larut malam hari hingga menjelang mentari terbit. Jalanan Jakarta terasa lega.
Strategi peraturan genap ganjil yang boleh melintasi jalanan tertentu untuk jam padat, memang sedikit memberikan kelegaan. Namun, ini tidak bisa dijadikan solusi jangka panjang. Jika ibukota tidak pindah, maka, bisa kita perkirakan 10-20 tahun lagi, kepadatan jalanan Jakarta akan bertambah parah.
Adanya peraturan genap ganjil, bisa diakali oleh orang yang punya kendaraan lebih dari satu. Atau bila punya mobil satu, maka orang akan membeli mobil lagi untuk cadangan mengikuti peraturan ganjil genap yang diterapkan.
Ketiga hal seputar Jakarta ini, nampaknya sudah menjadi alasan tepat, untuk memindahkan pusat pemerintahan ke wilayah lain. Wilayah yang baru, yang masih belum terlalu banyak masalah. Biarlah, Jakarta menjadi kota pusat bisnis atau pusat hiburan saja. Sementara, pusat pemerintahan memang sebaiknya dipindahkan.
Kalo ditumpuk semua menjadi satu di Jakarta, makan, beragam penumpukan masalah, tentu akan terus terjadi dan meningkat dari waktu ke waktu.
Dipilihnya Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan timur, semoga bisa menjadi Ibukota negara yang tertata rapi. Teratur dan lebih bagus lagi dari Jakarta nantinya.
Setidaknya, ketiga catatan tadi soal Jakarta, seputar masalah perkotaan yang bertumpuk-tumpuk. Tidak terulang lagi di ibukota negara yang baru nantinya. Untuk pemerataan pembangunan hingga ke seluruh penjuru Indonesia, mungkin ada baiknya juga, ibu kota negara dipindahkan setiap 50 atau 100 tahun sekali. Mungkin saja ada baiknya, bila begitu, wilayah ujung timur dan wilayah ujung barat, bisa di jadikan alternatif dilain waktu.