Penulis : Imam Rofi'i


Meskipun Bujangan Aku Gak Suka Banget Dipanggil Berondong

Hai Agan and Sista, pa kabar semuanya, semoga sehat semua, jiwa dan raga. Merdeka. Mumpung lagi Agustus nih, jadi ada jargon merdeka kebawa. Boleh kan? Ya boleh dong.

Ngomong ngomong tentang merdeka, ada satu hal yang ingin kuungkapkan terkait kata itu, yakni merdeka dari cibiran, dari bullyan. Ya sih, sebab akhir akhir ini aku kayaknya lagi ngalamin hal itu deh.


Bayangin aja gegara deket sama perempuan yang lebih tua dari usiaku, langsung panggilan Berondong lekat denganku. Ini kan menurunkan pasaran. Padahal aku lagi ngebet banget menikah, mauku sih sama perawan, bukan perempuan yang sudah berumur kayak bunda jadi jadianku ini. Tapi ya itu tadi, berhubung perempuan yang selalu kupanggil bunda itu punya daya magnet besar, jadilah aku susah lepas darinya.

Pergi ke mana-mana kalo gak ada bunda ini rasanya kurang afdhol. Persis masakan kalau kurang garam, berasa hambar. Kedekatanku dengan bunda ini berawal dari pelatihan tour guide di daerah Turen kabupaten Malang. Tertarik dengan gaya bicaranya yang renyah, kudekati dia, duduk di sampingnya. Nyontek sedikit catatannya, berbincang dengannya, widih rasanya adem. Dia betul-betul seorang bunda.

Hal berbeda kurasakan bila duduk diantara perempuan seumuran, bercanda dengan mereka aku lebih banyak diolok olok, kalau tidak dijadikan sansak cubitan. Mungkin karena badanku yang gede ini ya, jadi mereka suka banget nyubitin aku, atau bisa jadi karena mereka gemes liat mukaku yang lumayan kyut ini.

Nah, kalau sudah jadi sasaran perawan perawan itu, biasanya aku langsung panggil bunda untuk melindungiku. " Bundaaa, Dinar tu loh, aku dicubitin!"

Itu salah satu contoh saja sih, sebetulnya masih banyak lagi. Intinya kalau aku sedang dikerjain sama tuh cewek cewek pastilah bunda yang kupanggil. Hasilnya, mereka bakal berhenti ngerjain aku, secara mereka cukup segan sama bundaku. Bunda emang istimewa, dia disayang sama semua orang di kelasku, termasuk trainer kami, yang notabene seusia sama bunda. Soalnya bunda emang penyayang sih. Selalu ngasih pelukan dan ciuman kalau ketemu sama kawan-kawan, sambil berkata-kata penuh rasa sayang dan cinta. Macam ini, " Duh kau makin cantik dengan baju pink gini."

Hanya pada yang perempuan sih, namun itu tak mengurangi keakrabannya dengan teman lelaki, ramah pokoknya. Aku saja kalau bunda ada rasanya jadi semangat, ketularan. Soalnya dia serius banget nyimak pelajaran. Padahal dia peserta tertua, tapi spirit nyari ilmunya mengalahkan kita-kita yang muda.

Kembali ke masalahku. Sebagai lelaki yang dekat dengan bunda ada yang menyebutku Berondong Miss Annday. Ih, gak suka banget aku sama julukan itu. Macam apa an aja. Ini kan bisa menurunkan pasaranku.

Aku masih jomblo, normalnya pengin segera menikah, tapi ya sama perawanlah bukan sama yang sudah pernah menikah. Lah kalau aku dijuluki Berondong begitu, bisa merusak citra nih, Masalah ini pernah kuutarakan sama bundaku itu. Dia bilang, " Tenang aja, ntar kulamarin perempuan buatmu, tapi tester bunda dulu yak." guyonannya.

Hehe, bundaku ini emang gokil, aku tahu dia cuma becanda. Dalam setiap kesempatan dia selalu mengenalkanku sebagai anaknya, trus kalau ada yang nanya, "Kok mukanya gak sama?"

Dengan santai dia bakal menjawab," Ya iyalah namanya beda bapak."

Hehe, bunda-bunda. Apa ajalah, terserah dia mau bilang apa tentang aku. Tapi satu hal aku gak suka dipanggil Berondong. Aku masih bujangan, muda, tampan dan perkasa. Tapi tetap aku menolak dipanggil Berondong.