• Beranda
  • ...
  • Education
  • Percaya atau tidak, benih-benih KKN diawali dari bangku sekolah

ceuhettyAvatar border
TS
ceuhetty
Percaya atau tidak, benih-benih KKN diawali dari bangku sekolah


Masa depan sebuah negara terletak di pundak generasi penerusnya. Oleh sebab itu kita harus mencetak generasi unggul sedari dini agar melahirkan generasi yang berkarakter. Salah satunya dengan memberikan pendidikan terbaik, karena pendidikan merupakan tolak ukur sebuah kemajuan bangsa.

Agar keseimbangan terjaga, pendidikan formal haruslah berbanding lurus dengan pendidikan moral kemudian diiringi dengan pendidikan bermasyarakat. Karena pada dasarnya pendidikan itu tak hanya didapatkan di sekolah, melainkan disetiap tempat dan keadaan.



Bukankah ada pepatah yang mengatakan pengalaman adalah guru yang paling berharga. Artinya, kehidupan adalah sekolah yang sesungguhnya.

Sekolah seharusnya bukan hanya sebuah lembaga pencetak ijazah namun juga semestinya menjadi pengukir generasi berprestasi dan berbudi pekerti.

Diakui atau tidak, dewasa ini, gelar guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa nyaris tak bermakna. Kenapa? Lihatlah fakta di lapangan oknum Guru yang malah tega mencabuli anak didiknya. Tengok pula murid yang berani melaporkan Gurunya ke polisi karena dihukum ketika terlambat sekolah.

Ketimpangan ini bisa saja tidak terjadi andai penguasaan pendidikan moral dimaksimalkan. Pendidikan sudah tentu berkaitan erat dengan tenaga pendidik dan yang terdidik. Jika semuanya bisa bersinergi dengan baik, insyaallah kedepannya pendidikan di Indonesia akan jauh lebih baik.



Berbagi sedikit cerita waktu dulu saya masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Menurut Ibu Bapak Guru, saya termasuk murid yang dikategorikan lumayan, wallahu'alam. Namun kekurangan fatal saya adalah dalam menghapal pelajaran.

Karenanya saya tidak menyukai pelajaran Matematika dan atau lainnya yang menggunakan rumus. Karena rumus-rumus yang saya hapal mungkin hanya akan bertahan satu hari setelah itu harus dihapal lagi tersebab lupa.

Eh, dan tahukah kalian Gansist! Hingga sampai saat ini pun saya masih kesusahan buat menghapal. Pun menghapal nomer ponsel pribadi saya. Gak percaya? Begitulah kira-kira, klo saya hapalin ya bisa langsung hapal tapi beberapa jam kemudian lupa lagi. oot, skip.



Lalu bagaimana cara saya belajar mata pelajaran yang lainnya, semacam Ppkn dan bahasa? Saya belajar tidak dengan menghapal melainkan dengan memahaminya.

Alhamdulillahnya, kelemahan saya justru mendapat respon yang baik dari para Guru. Cara saya belajar disinyalir lebih meminimalisir murid-murid untuk menyontek disaat ujian.

Tahukah Gansist? Bahwa masalah contek mencontek juga tidak terlepas dari dunia pendidikan Indonesia dan sudah menjadi momok sejak dahulu kala. Tekanan lingkungan dan pehaman yang salah kaprah serta minimnya pendidikan moral menjadi sebagian pemicunya.



Karenanya, ketika pemerintah berencana hendak menghapus UN saya merasa antusias sekali. Berharap wajah pendidikan bisa menemukan titik temu dengan keselarasan.

Coba bayangkan, ketika sekolah lulus karena hasil menyontek, kemudian diterima kerja hasil menyuap, selanjutnya menjadi pejabat karena dapat sogok sana sini. Mau jadi apa negeri ini?

Marilah kita perbaiki negeri ini dari hal yang kadang dianggap remeh namun sebenarnya berdampak cukup besar. Bukankah hal-hal besar selalu diawali dari hal kecil?

Akhirul kalam, saya ucapkan terimakasih buat yang selalu setia berkunjung dan jangan bosan baca juga thread saya yang lainnya. Selamat menikmati hari Gansist and see you ....




Sumber : Oppri Ceuhetty
Diubah oleh ceuhetty 27-08-2019 09:10
YenieSue0101
mbak.far
swiitdebby
swiitdebby dan 12 lainnya memberi reputasi
13
1.3K
33
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Education
EducationKASKUS Official
22.5KThread13.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.