Ceramah Ustadz Abdul Somad yang menyinggung soal salib dan keyakinan umat Kristiani memang pantas untuk dikritik. Terlepas dari keyakinannya, ceramah provokatif seperti itu tak layak ada dalam nalar kebangsaan.

Kritik pun hadir dari berbagai pihak, termasuk dari Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla. Ia sangat menyayangkan ceramah Abdul Somad yang dituding menistakan agama lain tersebut.

JK mengatakan, ceramah agama seharusnya bisa membuat hati umat yang mendengarkan menjadi lebih tenang. Bukan menimbulkan kebencian dan permusuhan.

"Kita semua, Islam, Kristen, Budha, dalam berdakwah maupun memberikan khotbahnya, haruslah lebih adem dan lebih menghormati satu sama lain," begitu kata JK.

Karena bola panas ini telah bergulir liar, Abdul Somad pun harusnya bertanggung jawab atas ceramahnya tersebut. Ia harus memberikan klarifikasi ke publik.

Kita pun juga sepakat dengan pernyataan Wapres JK di atas. Apa yang telah diungkapkan oleh Abdul Somad itu sungguh tak pantas.

Dengan isi ceramah seperti itu, Abdul Somad memang telah memancing kemarahan dan menista agama orang lain. Isi ceramahnya bisa diketegorikan sebagai provokasi.

Boleh saja kita meyakini agama masing-masing yang paling benar, tetapi dalam konteks hidup bermasyarakat dan berbangsa, kita tak boleh menyinggung atau menista agama lain.

Karena bagaimanapun, kita hidup dalam masyarakat yang plural. Bangsa kita terdiri dari beragam agama, suku, etnis, dan golongan politik.

Saling tenggang rasa, menghargai dan menjaga perasaan di antara saudara yang tidak seiman merupakan bagian dari kehidupan berbangsa yang beradab. Jangan rusak lagi itu.

Abdul Somad pantas dijerat hukum dan dipenjara sebagaimana penista agama lainnya. Tak ada toleransi untuknya.