lonelylontongAvatar border
TS
lonelylontong
Mengapa Seorang Mahasiswa Berbuat Irasional Dan Menyebar Aibnya Sendiri?
diambil dari www.tribunnews.com


Setelah puas mengomentari ulah JAZ yang menghebohkan, sambil ngelus dada dan membatin, 'Kenapa ya kok pacarnya ga pacaran ama saya aja? Jamin deh, kalau saya ditolak mertua juga ga bakalan nyebar-nyebar koleksi ke mana-mana.'

Akhirnya saya mulai mencoba melihat kasus ini dari sisi yang lain.

Pelaku, JAZ, seorang aktivis yang sempat diundang ke ILC. Meskipun di umur 26 dia belum juga lulus dari kuliah-nya, dengan rekam jejak-nya sebagai aktivis masa depan-nya bisa dibilang cukup cerah. Tinggal bagaimana dia mau mengolah modal yang sudah dia miliki.

Sebagai seorang mahasiswa tentunya dia juga memiliki kecerdasan yang cukup, setidaknya mampu berpikir secara rasional tentang resiko-resiko hukum yang akan dia hadapi setelah dia menyebarkan koleksi pribadi-nya tersebut.

Jadi dengan ancaman hukuman dan resiko sanksi sosial yang bakal dia hadapi, mengapa dia masih nekat melakukan hal itu? Melakukan perbuatan yang menghancurkan masa depan-nya sendiri?

Bahkan alasan motivasi-nya pun menyimpan kontradiksi. Jika sakit hati ditolak oleh calon mertua, artinya dia mencintai kekasih-nya itu, jika demikian lalu mengapa dia mengumbar aib orang yang dia kasihi? Katakanlah dia sakit hati oleh penolakan itu, sehingga cinta berubah menjadi benci, betapa bodohnya dia dengan mengirimkan koleksi itu ke orangtua si gadis?

Singkat kata, tindakan-nya itu sudah berada di luar akal sehat.

Dan mungkin inilah kata kunci-nya, 'akal sehat'.

Istilah kecanduan mungkin lebih banyak kita kaitkan pada obat-obatan terlarang, minuman keras dan judi. Namun sebenarnya yang namanya kecanduan itu tidak terbatas pada beberapa hal itu saja. Seseorang yang terus saja makan berlebihan, meskipun dirinya sadar bahwa tindakan-nya itu akan merusak tubuh-nya sendiri, sebenarnya juga menunjukkan gejala kecanduan, yaitu kecanduan pada makanan tertentu.

Salah satu gejala yang paling mudah dilihat dari kecanduan, adalah ketika sebuah perilaku menjadi tuan atas pelaku-nya. Sehingga secara rasional orang yang melakukan sadar bahwa tindakan-nya itu merugikan diri-nya sendiri, akan tetapi dia tetap melakukan-nya, meskipun dalam batin-nya dia tersiksa oleh kelakuan-nya tersebut.

Kecanduan selalu berasal dari perilaku yang memicu reaksi di otak kita dan menimbulkan rasa nikmat. Se-aneh apapun perilaku itu, pada awalnya si penderita menggunakan perilaku tersebut untuk mencari rasa nikmat, atau menghindari rasa sakit (entah secara fisik atau mental). Ketika perilaku itu menjadi satu-satunya jalan dan otak pelaku sudah sedemikian tergantung-nya pada bentuk perilaku tersebut, di situlah si pelaku kita katakan sudah kecanduan.

Perilaku seks, juga bentuk hubungan romantis, memicu juga reaksi positif di otak kita. Sehingga keduanya juga bisa membentuk suatu kecanduan.

Kecanduan yang kemudian membuat "penderita"-nya akan terus mengejar sensasi yang pernah dia dapatkan, bahkan ketika pengejaran itu membahayakan dirinya.

Entah benar atau tidak, ini sekedar berusaha memahami, bagaimana mungkin seseorang dengan kapasitas intelektual seperti JAZ, bisa melakukan perbuatan yang menghancurkan masa depan-nya sendiri.



Sumber berita :
https://batam.tribunnews.com/2019/08...-bicara?page=2

Referensi :
1. https://www.psychguides.com/behavior...sex-addiction/
2. Sex And Love. Addiction, Treatment, and Recovery. By Eric Griffin-Shelley.
Diubah oleh lonelylontong 22-08-2019 15:10
durexz
swiitdebby
swiitdebby dan durexz memberi reputasi
0
1.3K
34
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.