Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ainalizaAvatar border
TS
ainaliza
[pengakuan mantan aktivis 98] widji thukul masih hidup dan sehat
Mantan aktivis 98 yang kini menjabat sebagai Staf Khusus Presiden Bidang Bencana Alam dan Bantuan Sosial Andi Arief membuka kisah lama tentang Widji Thukul, penyair kontra Orde Baru yang masih hilang. Menurutnya, Widji Thukul masih hidup.

Berikut pengakuan Andi Arief yang dilansir SICOM, Rabu (2/7/2014) dari laman pribadinya:

Widhji Thukul, semoga kau membaca tulisan pendekku ini— Melihat Metro TV berulang mendagangkan kehilangan Thukul dalam acara memenangkan Jokowi, serta statemen Jokowi yang seolah-olah menyukai sajak-sajak Thukul dan meminta Thukul harus ditemukan, inilah saatnya saya saya akan berterus terang .

Saya akan menepati janji bercerita tentang Widji Thukul. Sejak peristiwa 27 Juli 1996 kami kesulitan mencari dimana keberadaan penyair rakyat yang populer puisinya sampai ke jalan-jalan menjadi teriakan aktifis kiri, tengah sampai kanan yaitu: hanya satu Kata lawan !!.

Suatu saat di milist apa kabar yang waktu itu media yang tak lagi bisa dikontrol oleh Orde Baru, ada puisi Thukul yang memberi signal dia masih hidup. Pertengahan 1997 akhirnya kami mampu bertemu Thukul.

Setiap orang tidak sama dalam mengatasi represi, banyak kawan kami yang mundur, menghilang, ada yang terkena gangguan jiwa tapi mayoritas yang terkonsolidasi makin teguh iman perjuangannya dan yakin peristiwa 27 Juli itu pertanda senjakala usia diktator Soeharto.

Laporan majalah Tempo 2013 tentang Widji Thukul ada kekeliruan besar. Disebutkan Widji Thukul menempati kontrakan di tanah tinggi. Itu Keliru, Widji Thukul bersama saya dan beberapa kawan berada pindah-pindah di dua tempat, pertama, di rumah susun Cawang, Kedua di Rumah susun Apron Kemayoran.

Thukul adalah obor bagi kami. Dia penyair yang tidak cukup puisi adalah perlawanan, tapi berorganisasi adalah perlawanan sesungguhnya, Dia aktif dalam aksi-aksi buruh.

Seeperti juga Thukul, ada rekan kami Lukman yang juga bukan berbasis student tapi hasil dari pengoirganisiran buruh, seorang buruh bergabung dan memipin perjuangan. Thukul yang kembali bersama kami pertengahan 1997 adalah Thukul yang baru.

Saya melihat dia mengalami perubahan besar. Kalau dasarnya represi 1996, rasanya sulit bisa menjelaskan thukul 1997 yang kehilangan spirit dan progresif. Karena aktifitas progresif Thukul bertahun-tahun di berbagai kota dan demonstrasi tak mungkin dengan gampang mengubah dirinya menjadi sosok yang kehilangan spirit.

Thukul dalam setiap rapat dan diskusi tidak lagi bersemangat, bahkan saat akan pengambilan gambar pembacan puisinya yang akan dikirim ke pembukaan Kongres DSP di Australia, harus melakukan pengulangan berkali-kali karena Thukul bukan hanya tidak menjiwai tapi juga tak lagi hapal salah satu puisinya.

Perubahan yang terjadi pada dirinya membuat saya dan kawan-kawan tidak memberikan tugas berat pada Thukul untuk melakukan pengorganisiran di hampir 50 titik lebih di Jakarta yang kami lakukan. Thukul saat Dollar tembus 18 ribu kami tempatkan sebagai divisi penggandaan selebaran, majalah dll.

Belum 24 Jam rapat selesai, Thukul izin pada saya yang waktu itu memimpin untuk izin bertemu kelluarganya yang menurut dia belum pernah disambangi sejak 27 Juli 1996. Sejak itulah Thukul tidak pernah ada komunikasi kembali dengan organisasi. Kemana Thukul setelah 27 juli 1996 sampai bertemu kami pertengahan 1997?

Dia bercerita pada saya (mungkin juga yang lain) dia ditampung oleh jaringan yang posisinya juga kontra terhadap Orde baru. Berpindah-pindah rumah dan berpindah-pindah Propinsi, kata Thukul.

Kepergian Thukul 1997 itu jauh dari masa-masa penangkapan-penangkapan tertutup yang dilakukan sekitar februari sampai Maret 1998. Kami tidak tahu kemana Thukul sebenarnya. Namun saya menjadi saksi sekitar dua bulan sejak saya dikeluarkan dari tahanan Polda Metro Jaya tahun 1998, bertempat di coffe shop sebuah hotel di bilangan Cikini. Saya bertemu Thukul sekitar 1 jam lamanya. Saya senang karena artinta Thukul masih ada.

Perlu diketahui Kontras dan Ikohi di awal-awal tidak memasukkan Thukul sebagai daftar orang hilang. Lalu dimana Thukul? saya yakin dia masih ada dan masih hidup. Entah di mana. Namun, saya masih menyimpan jelas nama yang diisebut Thukul adalah nama Stanley, nama yang tak asing bagi dunia pers dan Tempo. Sampai saat ini saya belum pernah bertemu Stanley untuk menanyakan kabar itu.

Faktanya entah dimana Thukul penyair rakyat berada. Sebagai rasa tanggungjawab saya dan kawan-kawan karena setelah pertemuan dengan saya di Cikini Thukul misterius keberadaannya, suatu malam saya kebetulan menelpon rekan saya satu kost di Yogya yaitu mas Eko Widodo yang juga pengajar di Univ Atmajaya Jakarta.

Di akhir pembicaraan rekan saya itu bilang, Iki Wahyu adeknya Thukul di sebelahku (kalau tidak salah satu kost2an di Jakarta). Kesempatan itu saya manfaatkan bertanya dengan perot panggilan Wahyu tentang Kakaknya. Wahyu Bilang : “Widji Thukul dalam kondisi sehat dan aman”. Legalah hati dan perasaan saya.

Thukul tidak pernah sama sekali memberikan puisi ini pada kami. Hal yang aneh tentunya karena kalau ditulis Agustus 1996, tahun 1997 itu Thukul sudah bisa konsolidasi bersama kami. Apa yang dibilang Thukul soal. Stanley, aku yakin benar. Stanley dan jaringannya yang membantu tukul. Tentu perlu diapresiasi. Saya berharap saat terjadi rush 1997 Thukul juga masih dibantu Stanley.

ISTRI WIDJI THUKUL

Di tempat terpisah, istri Widji Thukul, Dyah Sujirah mengamini pernyataan Andi Arief, jika suaminya tersebut saat ini masih hidup dan berada di suatu tempat. Wanita yang akrab disapa Sipon tersebut mengaku beberapa teman Wiji yang kembali dari penahanan dan penculikan juga mengatakan bahwa dia suaminya masih hidup.

“Feeling saya mengatakan, hingga saat ini suami saya masih hidup,” ujar Sipon kepada wartawan di rumahnya, Kampung Kalangan, Jagalan, Jebres, Solo, belum lama ini.

Menurut Sipon, Andi Arief sebagai tokoh Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) mestinya mengetahui banyak tentang hal tersebut. Sipon menduga Andi baru sekarang ini bersedia buka suara. “Mungkin itu sebagai bagian dari tanggung jawabnya untuk menyampaikan kenyataan ini,” ucapnya.

Sipon berharap, jika masih hidup, suaminya tersebut segera muncul di hadapan publik serta memberikan kesaksian sejujur-jujurnya apa yang pernah dialami selama ini.

“Kalau masih hidup lebih baik segera tampil di hadapan publik untuk memberikan penjelasan terkait semua kejadian tanpa merasa tertekan,” katanya.

Sebaliknya, adik kandung Wiji Thukul mengaku ragu dengan pernyataan Andi Arief tersebut. “Pernyataan Andy Arief itu tak bernilai. Dia sekarang kan sedang menikmati kekuasaan,” tegasnya.

Wahyu yang saat ini sering mendampingi buruh migran tersebut juga menantang Andi Arief untuk bersaksi di Komnas HAM atas pernyataannya tersebut.

Penyair asal Solo Widji Widodo atau akrab disapa Wiji Thukul menghilang dari berbagai aktivitas umum semenjak sejumlah tokoh partai dikejar-kejar aparat Orde Baru. Partai dimaksud adalah Partai Rakyat Demokratik. Di mana Thukul bergabung dengan Jaker (Jaringan Kesenian Rakyat), yang merupakan organisasi sayap partai.

Widji Thukul disebut-sebut sebagai salah satu korban penculikan aktivitis di masa Orde Baru. Belakangan Andi Arief menyebut Thukul masih hidup. Mantan Ketua SMID tersebut mengaku saat dikejar-kejar aparat, dia bersama Thukul dan beberapa kawan lainnya sempat berpindah-pindah tempat persembunyian.

TEKA TEKI PELARIAN

Yosep Adi Prasetyo alias Stanley, mantan anggota Komnas HAM menulis artikel di Jurnal Dinitas yang diterbitkan Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (Elsam). Jurnal Volume VIII No. 1 Tahun 2012 itu memuat tulisan Stanley berjudul “Puisi Pelarian Wiji Thukul”.

Wiji Thukul, penyair asal Solo Jawa Tengah itu hingga kini masih hilang. Ia menjadi salah satu dari 13 aktivis lainnya yang hilang antara 1997-1998.

Nama Wiji Thukul disebut sebagai salah satu orang yang dicari pemerintah Soeharto yang menuding Partai Rakyat Demokratik sebagai dalang Peristiwa 27 Juli 1996. Wiji Thukul aktif di Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat (Jakker), organ underbouw PRD.

Stanley mendapatkan kumpulan puisi Wiji Thukul saat Thukul menjadi buron. “Saya bertemu dengan Wiji Thukul beberapa kali. Saya mendapatkan kumpulan puisi ini saat-saat terakhir kali sebelum dia memutuskan untuk pindah ke luar kota, mengingat Jakarta dinilainya sudah tidak aman,’ tulis Stanley di Jurnal Dignitas.

Kepada Stanley, Wiji Thukul mengatakan: ”Tolong ini kamu pegang. Siapa tahu suatu saat ada gunanya”. Kumpulan puisi ini total berjumlah 27 buah puisi yang sebagian besar belum ada judulnya. Jumlah puisi adalah perkiraan Stanley, karena bisa jadi larik-larik pusi itu memiliki judul sendiri. Puisi tersebut ditulis dengan pensil di atas kertas surat putih bergaris sebanyak 13 halaman bolak-balik.

Dalam tulisannya, Stanley menyebut tulisan ini dibuat setelah Wiji Thukul menempuh perjalanan Solo, Salatiga, dan Jakarta dengan menumpang truk dan berpindah-pindah bus. Sebagian tulisan diberi catatan tanggal penulisan, sebagian tidak. Namun dari catatan yang ada bisa diperkirakan bahwa puisi ini ditulis antara tanggal 10 sampai 15 Agustus 1996, saat Thukul menjadi buronan pasca Peristiwa 27 Juli. Puisi Wiji Thukul ini dapat menjadi jejak melacak keberadaan Wiji Thukul yang hingga kini belum kembali.

Inilah Puisi Pelarian Wiji Thukul:

(1)

Para jendral marah-marah

Pagi itu kemarahannya disiarkan oleh televisi. Tapi aku tidur. Istriku yang menonton. Istriku kaget. Sebab seorang letnan jendral menyeret-nyeret namaku. Dengan tergopoh-gopoh selimutku ditarik-tariknya, Dengan mata masih lengket aku bertanya: mengapa? Hanya beberapa patah kata ke luar dari mulutnya: ”Namamu di televisi …..” Kalimat itu terus dia ulang seperti otomatis.

Aku tidur lagi dan ketika bangun wajah jendral itu sudah lenyap dari televisi. Karena acara sudah diganti.
Aku lalu mandi. Aku hanya ganti baju. Celananya tidak. Aku memang lebih sering ganti baju ketimbang celana.

Setelah menjemur handuk aku ke dapur. Seperti biasa mertuaku yang setahun lalu ditinggal mati suaminya itu, telah meletakkan gelas berisi teh manis. Seperti biasanya ia meletakkan di sudut meja kayu panjang itu, dalam posisi yang gampang diambil.

Istriku sudah mandi pula. Ketika berpapasan denganku kembali kalimat itu meluncur. ”Namamu di televisi….” ternyata istriku jauh lebih cepat mengendus bagaimana kekejaman kemanusiaan itu dari pada aku.

(2)

aku diburu pemerintahku sendiri
layaknya aku ini
 penderita penyakit berbahaya

aku sekarang buron
tapi jadi buron pemerintah yang lalim
bukanlah cacat
pun seandainya aku dijebloskan
ke dalam penjaranya

aku sekarang terlentang
di belakang bak truk
yang melaju kencang
berbantal tas
dan punggung tangan

kuhisap dalam-dalam
segarnya udara malam
langit amat jernih
oleh jutaan bintang

sungguh
baru malam ini
begitu merdeka paru-paruku

malam sangat jernih
sejernih pikiranku
walau penguasa hendak mengeruhkan
tapi siapa mampu mengusik
ketenangan bintang-bintang?

(3)

Buat L.Ch & A.B.

darahku mengalir hangat lagi
setelah puluhan jam
sendi-sendi tulangku beku
kurang gerak

badanku panas lagi
setelah nasi sepiring
sambel kecap dan telur goreng
tandas bersama tegukan air
dari bibir gelas keramik yang kau ulurkan dengan senyum manismu

kebisuan berhari-hari
kita pecahkan pagi itu
dengan salam tangan
pertanyaan
dan kabar-kabar hangat

pagi itu

budimu menjadi api

tapi aku harus pergi lagi
mungkin tahun depan
atau entah kapan

akan kuketuk lagi
daun pintumu
bukan sebagai buron

(4)

Kado untuk Pengantin Baru

pengantin baru
ini ada kado untukmu
seorang penyair
yang diburu-buru

maaf aku mengganggu
malam bulan madumu
aku minta kamar satu
untuk membaringkan badanku

pengantin baru
ini datang lagi tamu
seorang penyair
yang dikejar-kejar serdadu

memang tak ada kenikmatan

di negri tanpa kemerdekaan
selamanya tak akan ada kemerdekaan
jika berbeda pendapat menjadi hantu

pengantin baru
ini ada kado untukmu
seorang penyair yang dikejar-kejar serdadu

(5)

kuterima kabar dari kampung

rumahku kalian geledah
buku-bukuku kalian jarah

tapi aku ucapkan banyak terima kasih
karena kalian telah memperkenalkan sendiri
pada anak-anakku
kalian telah mengajari anak-anakku
membentuk makna kata penindasan
sejak dini

ini tak diajarkan di sekolahan
tapi rejim sekarang ini
memperkenalkan kepada semua kita
setiap hari di mana-mana
sambil nenteng-nenteng senapan

kekejaman kalian
adalah buku pelajaran
yang tak pernah ditulis!

(6)

Wani,

bapakmu harus pergi
kalau teman-temanmu tanya
kenapa bapakmu dicari-cari polisi
jawab saja:
”karena bapakku orang berani”

kalau nanti ibu didatangi polisi lagi
menangislah sekuatmu
biar tetangga kanan kiri datang
dan mengira ada pencuri
masuk rumah kita

(7)

Pepatah Buron

penindasan adalah guru paling jujur
bagi yang mengalami

lihatlah tindakan penguasa
bukan retorika bukan pidatonya

kawan sejati adalah kawan yang masih berani
tertawa bersama

walau dalam kepungan bahaya

(8)

kekuasaan yang sewenang-wenang
membuat rakyat selalu berjaga-jaga
dan tak bisa tidur tenang

sampai mereka sendiri lupa
batas usianya tiba
dan dalam diamnya

rakyat ternyata bekerja
menyiapkan liang kuburnya

lalu mereka bersorak
ini kami siapkan untukmu tiran!

penguasa yang lalim
ketika mati tak ditangisi rakyatnya

sungguh memilukan
kematian yang disyukuri dengan tepuk tangan

(9)

ujung rambut ujung kuku
gendang telinga
dan selaput bola mataku
tidak mungkin lupakan kamu

bilur di punggung
nyeri di tulang berhari-hari

darah di helai rambut ujung kuku
dendang telinga
dan selaput bola mataku
telah mengotori namamu

nyeri di tulang
berhari-hari
bilur di punggung
karena sabetan
telah mencoreng namamu

kau tak kan bisa mencuci namamu
sekalipun 1000 mobil pemadam kebakaran
kau kerahkan

kau tak kan bisa mencuci tanganmu
sekalipun 1000 pengeras suara
melipatgandakan pidatomu

suara rakyat adalah suara Tuhan
dan kalian tak bisa membungkam Tuhan
sekalipun kalian memiliki 1.000.000 gudang peluru

(10)

Jakarta simpang siur
ormas-ormas tiarap
tiap dengar berita
pasti ada aktivis ditangkap

telepon-telepon disadap
koran-koran disumbat

rakyat was-was dan pengap
diam-diam orang cari informasi
dari radio luar negeri

jangan percaya
pada berita mass media cetak
dan elektronika asing!
Penguasa berteriak-teriak setiap hari
Nasionalismenya mirip Nazi

(11)

berhari-hari – ratusan jam – ratusan kilometer – puluhan kota – bis – colt – truk – angkutan – asap rokok – uap sampah – tengik wc – knalpot terminal – embun subuh – baca koran – omongan penguasa – nonton tivi – omongan penipu – presiden marah-marah – jendral-jendral marah-marah – intelektual bayaran ikut-ikutan – sekretariat organisasi aktivis diobrak-abrik – penculikan – penggrebegan – pengejaran – pembenaran dibikin kemudian – semua benar karena semua diam

(12)

apa penguasa kira
rakyat hidup di hari ini saja

apa penguasa kira
ingatan bisa dikubur
dan dibendung dengan moncong tank

apa penguasa kira
selamanya ia berkuasa

tidak!
tuntutan kita akan lebih panjang umur
ketimbang usia penguasa

derita rakyat selalu lebih tua
walau penguasa baru naik
mengganti penguasa lama

umur derita rakyat
panjangnya sepanjang umur peradaban

umur penguasa mana

pernah melebihi tuanya umur batu akik
yang dimuntahkan ledakan gunung berapi?

ingatan rakyat serupa bangunan candi
kekejaman penguasa setiap jaman
terbaca di setiap sudut dan sisi
yang menjulang tinggi

(13)

ketika datang malam
aku menjadi gelap
ketika pagi datang
aku menjadi terang

aku rakyatmu
hidup di delapan penjuru

kau tak bisa menangkapku
karena kau tak mengenalku

kau tak bisa mendengarkan aku
karena kau terus berbicara
berbicara dan berbicara
dengan mulut senapan

pembantaian- pembantaian
dan pembantaian
mayat-mayat bergelimpangan
mayat-mayat disembunyikan

kau tak bisa menguburkan aku

kau tak bisa menyembuhkan lukaku
karena kau tak kenal aku
karena kau terus berbicara

berbicara dan berbicara
dengan tembakan dan ancaman
dan penjara

(14)

habis cemasku

kau gilas

habis takutku

kau tindas

kini padaku tinggal
tenaga mendidih!

segala telah kau rampas
kau paksa aku tetap bodoh
miskin dan nelan ampas

kini padaku tinggal tenaga
mengepal-ngepal
di jalan-jalan

habis cemasku
kau gilas

habis takutku
kau tindas
aku masih tetap waras!

(15)

ayo kita tebakan!

puisinya banyak klik aja di sini





0
2.8K
1
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.8KThread41.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.