djalanloeroesAvatar border
TS
djalanloeroes
Di Era Orla dan Orba Pencapaian Ini Mencengangkan Dunia, Kini Letoy Melehoy
Ada pencapaian yang mengagumkan dunia pada era Orde Lama (Orla) dan Orde Baru (Orba). Anehnya, pencapaian bidang ini justru sangat lemah di era Reformasi sekarang.

Generasi milenial yang tidak mengalami era Orla dan Orba mungkin belum mengetahui hal ini.

1. Orde Lama
Angkatan bersenjata Indonesia termasuk yang terkuat di dunia. Hal ini terwujud berkat kedekatan Presiden Soekarno dengan para pemimpin Uni Soviet (sekarang Rusia). Indonesia banyak diberi fasilitas untuk membeli peralatan militer oleh Uni Soviet lewat pembayaran jangka panjang.

Tak tanggung-tanggung, Soviet memberikan “bantuan” kapal perang kelas Sverdlovsk kepada Indonesia. Kapal perang dengan 12 meriam raksasa kaliber 6 inci itu merupakan yang tercepat dan terbesar di dunia. Soviet tidak pernah memberikan kapal sekuat ini pada negara lain, kecuali Indonesia.

Spoiler for Kapal Perang Sverdlovsk:



Angkatan udara RI merupakan yang paling mematikan di dunia dengan pesawat-pesawat tempur buatan Soviet. Saat itu RI memiliki 20 pesawat pemburu supersonicMiG-21 Fishbed dan ratusan pesawat MiG jenis lainnya. Pesawat MiG-21 Fishbed adalah yang tercanggih di dunia, mengalahkan pesawat F-104 Starfighter kepunyaan Amerika.

RI memiliki 12 kapal selam dan puluhan kapal Corvette. Juga memiliki 26 pesawat pengebom jarak jauh strategis Tu-16 Tupolev. Ini membuat RI menjadi salah satu dari empat negara di dunia yang mempunyai pesawat pengebom strategis, selain Uni Soviet, Amerika, dan Inggris.

Spoiler for Pesawat Tu-16 Tupolev:



Kekuatan militer ini membuat semua negara segan pada RI, termasuk Amerika Serikat. Pada Operasi Trikora, operasi pembebasan Papua Barat dari cengkeraman Belanda (1960–1962), Presiden Amerika, John F. Kennedy, memaksa Belanda untuk segera keluar dari Papua dan menyatakan dalam forum PBB bahwa peralihan kekuasaan di Papua dari Belanda kepada RI adalah sesuatu yang bisa diterima. Hal ini karena Amerika melihat kekuatan militer Indonesia yang begitu menakutkan dan Belanda tak akan sanggup menandinginya. Papua Barat pun kembali ke pangkuan ibu pertiwi dan kemudian dinamakan Irian Jaya.

2. Orde Baru
Orba fokus membangun ekonomi dan peningkatan taraf hidup rakyat. Orba menyusun rencana pembangunan lewat Pelita (Pembangunan Lima Tahun) yang diperbarui setiap lima tahun.

Salah satu target pembangunan yang disasar Orba sejak Pelita I (1969–1974) adalah bidang pertanian, khususnya beras yang menjadi kebutuhan pokok rakyat. Pembangunan bidang pertanian ini memperlihatkan hasil nyata.

Pada tahun 1960, impor beras Indonesia mencapai 0,6 juta ton. Jumlah ini terus melonjak hingga puncaknya pada tahun 1980 yang mencapai 2 juta ton. Indonesia menjadi negara pengimpor beras terbesar di dunia, bahkan menjadi price leadingdalam perdagangan beras internasional. Artinya, harga beras di pasaran dunia ditentukan oleh Indonesia karena begitu besarnya impor oleh negara ini.

Namun, impor beras RI mulai menurun pada 1981 hingga tidak mengimpor sama sekali pada 1984 saat tercapainya swasembada beras. Pada 1984, produksi beras RI mencapai 25,835 juta ton, dua kali lipat lebih dari 1968 yang hanya mencapai 11,666 juta ton.

Spoiler for Swasembada Beras:



Pencapaian ini karena pembangunan sektor pertanian yang terencana dan terarah melalui program intensifikasi, ekstensifikasi, dan rehabilitasi pertanian. Keberhasilan swasembada beras ini menjadikan harga beras terjangkau, sementara kesejahteraan petani meningkat.

Berkat keberhasilan ini, Presiden Soeharto diundang untuk berbicara di forum FAO (Food and Agriculture Organization) di Roma pada 14 November 1985. Presiden berbicara di forum itu untuk berbagi pengalaman tentang keberhasilan swasembada beras kepada masyarakat dunia. Pada Juli 1986, Direktur Jenderal FAO Edouard Saouma menyebut Presiden Soeharto sebagai lambang pertanian internasional dan menyerahkan penghargaan medali emas kepada Soeharto.

Untuk memenuhi hak rakyat mendapatkan pendidikan, Orba mengadakan program wajib belajar enam dan sembilan tahun pada 1984. Program ini didukung dengan pembangunan SD Inpres dan SMP yang hingga 1994 telah dibangun 150.000 SD Inpres dan 20.000 SMP di seluruh Indonesia. Jumlah guru SD ditingkatkan menjadi lebih dari 1 juta dan guru SMP pada kisaran ratusan ribu.

Spoiler for Murid SD Inpres:



3. Era Reformasi
Pencapaian-pencapaian di atas belum terulang lagi, termasuk saat Indonesia memasuki era Reformasi kini. Seharusnya di era Reformasi kini hal-hal positif tersebut bisa diulangi, bahkan ditingkatkan, untuk didedikasikan bagi kesejahteraan rakyat. Agar reformasi menjadi bermakna bagi rakyat dan tidak sekedar euforia belaka.

Tapi, yang terjadi malah sebaliknya. Jangankan Amerika, negara tetangga, seperti Malaysia, pun sangat berani dengan Indonesia. Sudah sering diberitakan angkatan perang Malaysia dengan seenaknya memasuki wilayah RI tanpa izin.

Di bidang pangan, Indonesia kini menjadi negara pengimpor beras, bahkan pengimpor hampir seluruh bahan pangan. Gedung-gedung SD di berbagai pelosok di wilayah Indonesia banyak yang roboh, tak terawat.


Spoiler for Gedung SD Roboh:



Demikian salah satu sisi perbandingan pada ketiga era tersebut. Ini agar kita, anak bangsa, bisa bercermin diri dan bisa menilai secara objektif baik buruknya perjalanan bangsa pada sebuah masa.



Referensi: Buku Kenangan Inspiratif Orde Lama dan Orde Baru, penulis M. Sanusi, terbitan Saufa, Yogyakarta, 2014.

Spoiler for Buku "Kenangan Inspiratif Orde Lama dan Orde Baru":



Sumber foto

Sumber foto

Sumber foto

Sumber foto

Sumber foto



            





Diubah oleh djalanloeroes 14-08-2019 02:29
0
4.5K
39
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & XenologyKASKUS Official
6.5KThread10.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.