tuffinksAvatar border
TS
tuffinks
Penggunaan Senjata Biologis (Biological Weapon) Menurut Beberapa Segi

Source: flickr.com


Senjata Biologis atau dalam kata bahasa Inggris Biological Weaponadalah senjata yang menggunakan patogen untuk digunakan sebagai alat melumpuhkan, melukai bahkan membunuh musuh. Patogen adalah sebuah bakteri dan virus, atau semacam organisme yang menghasilkan penyakit lainnya.

Senjata biologis juga tidak hanya berupa organisme patogen, tetapi juga toksin berbahaya yang dihasilkan oleh organisme tertentu. Faktanya, senjata biologis ini tidak hanya melukai manusia saja, namun juga pada hewan dan tumbuh-tumbuhan. Senjata ini disebut sebagai senjata dengan biaya murah, karena biaya yang dikeluarkan untuk membuat senjata biologis ini lebih murah dibandingkan dengan senjata lain seperti senjata kimia dan Nuklir, yang membutuhkan biaya yang begitu besar dalam pembuatannya. Namun penyebab dalam penyebaran senjata biologis ini sangat menakutkan dan efek pemusnahan massal pun sangat besar.


Source: flickr.com


Jumlah keragaman organisme patogen cenderung semakin bertambah. Agen yang digunakan untuk senjata biologis ini telah lama dikenal oleh manusia, mudah didapat dan tidak sulit dalam penanganannya.

Seiring perkembangan jaman, Senjata ini mengalami beberapa revolusi yaitu agen yang telah direkayasa secara bioteknologi. Senjata hasil dari rekayasa ini lebih berbahaya, karena kebal antibiotik, sehingga sulit untuk di tanggulangi penanganannya dibanding senjata biologis di era sebelumnya.

Segi Kemanusiaan


Source: flickr.com


Dalam segi kemanusiaan merupakan sesuatu yang kurang manusiawi dan dianggap lebih menyakitkan dibandingkan dengan senjata Nuklir atau senjata lainnya. Pasalnya dalam penggunaan senjata biologis ini korban tidak langsung meninggal, melainkan harus merasakan terlebih dahulu penderitaan rasa sakit yang dialami dari penyebaran bakteri atau virus dengan waktu yang cukup lama sampai pada tahap kematian.

Sebagian dari senjata biologis menggunakan bakteri yang tidak mematikan. Namun tetap berbahaya dan akan berujung pada kematian jika korban tidak segera ditangani dengan baik.
Jumlah bakteri atau virus yang digunakan untuk membuat senjata biologis ini semakin bertambah. Dengan munculnya berbagai macam penyakit infeksi fatal baru, seperti virus Lassa dan virus Ebola. Penyakit Bacillus Anthracis, penyebab penyakit ini telah terbukti dan dipakai dalam kejadian di Amerika Serikat beberapa tahun lalu. Bahkan Rusia dan Irak mencoba untuk membuatnya.

Dengan perkembangan bakteri maupun virus yang kian bertambah dan terus meningkat, hal ini akan semakin menjadi berbahaya dan dapat membunuh dalam waktu yang sangat singkat. Adapun yang sulit untuk ditangani yang pasti akan berujung kematian.

Menurut sebuah penelitian di beberapa Universitas di Amerika dan Australia, penggunaan senjata biologis secara psikologi sangat membahayakan dibanding senjata fisik seperti Bom. Hal ini dikarenakan penderitaan dan kesakitan yang dialami oleh korban. Meski pendapat ini masih menuai banyak kritikan. Jika kita tinjau dari pendapat ini sudah sangat jelas dan menyimpulkan bahwa penggunaan senjata biologis merupakan sebuah senjata yang dapat memberikan penyiksaan dan penderitaan oleh korban yang mengalaminya. Melihat dari segi kemanusiaan sudah jelas bahwa penggunaan senjata biologis ini sangat tidak manusiawi dan harus dihentikan.

Segi Moral


Source: atomictheater.com


Secara garis besar, penggunaan senjata biologis dapat merusak sebuah moral bangsa. Pasalnya penduduk yang terkena senjata biologis ini akan mengalami guncangan mental karena takut mendapat sasaran senjata biologis ini.

Meskipun senjata ini digunakan untuk penyerangan tentara musuh di medan perang ataupun Negara yang sedang bersitegang, namun tak jarang masih ada beberapa Negara yang mengarahkan senjata biologisnya kepada para penduduk yang sedang mereka serang. Dilihat dari sini sudah jelas bahwa senjata biologis tidak seharusnya digunakan, selain itu juga menyebabkan moral terguncang pada korban yang terkena sasaran senjata ini.


Source: flickr.com


Dalam penyebarannya yang terus berkembang dari waktu ke waktu, senjata biologis ini dikategorikan sebagai salah satu senjata yang sangat mematikan dan dilarang dalam penyebarannya. Saat ini Irak sedang mengembangkan senjata biologis ini yang diduga dapat menyerang korbannya langsung pada sistem saraf motorik. Mesikupun dapat diselamatkan, korban kemungkinan akan mengalami cacat mental. Senjata ini masih dirahasiakan karena efeknya yang sangat membahayakan.

Organisasi dunia seperti PBB telah menganggaap senjata biologis sebagai sebuah ancaman besar bagi perkembangan dan pertahanan moral sebuah bangsa. Sehingga jika dilihat dari segi moral sudah jelas penggunaan senjata biologis adalah suatu yang buruk dan sering kali dikecam oleh berbagai Negara. Akan tetapi penggunaan senjata biologis sampai saat ini masih tetap berlanjut, ini menunjukkan betapa kurangnya kepedulian dunia terhadap moral sebuah bangsa.

Segi Politik


Source: thearmageddontimes.com


Dalam dunia politik, setiap hal yang dilakukan untuk mencakup pemikiran yang matang namun merujuk pada keuntungan semata. Rasanya wajar jika dalam dunia politik sering kali mengabaikan rasa kemanusiaan dan moral suatu bangsa. Meskipun para pelaku politik bersembunyi dibalik semua itu. Begitupun dengan penggunaan pada senjata biologis yang jika ditinjau dari segi politik sah-sah saja dilakukan, asal merujuk pada alasan yang jelas. Namun seiring perkembangan jaman senjata inipun mulai ditekan sebisa mungkin penggunaannya.

Pada awal abad ke-19 penyerangan dengan menggunakan senjata biologis ini gencar dilakukan di berbagai peperangan antar Negara, terutama Negara-negara Eropa. Tercatat bahwa pada masa itu Eropa merupakan benua dengan penggunaan senjata biologis terbanyak, baik dalam beberapa jenis senjata maupun penyebarannya.

Perjanjian di tingkat internasional yang melarang penggunaan senjata biologis ini dimulai sejak Geneva Protocolpada tahun 1925. Akan tetapi fakta sejarah memperlihatkan bahwa pengembangan senjata biologis ini masih tetap berlanjut. Salah satu contohnya penggunaan senjata biologis oleh tentara Jepang dalam perang dunia II di Cina.


Source: disarmament.ch


Lalu pada tahun 1972 disepakati perjanjian Biological and Toxin Weapon Convention(BTWC) yang didukung oleh PBB. Dalam perjanjian tersebut lebih ditegaskan lagi mengenai “pelarangan dalam pengembangan” dan sampai saat ini tercatat 140 negara menandatangani perjanjian tersebut, termasuk Negara kita Indonesia. Namun lemahnya perjanjian itu tidak ada kesepakatan bersama untuk pengawasan dan pembuktian. Sehingga banyak menuai kritikan bahwa perjanjian ini mirip dengan “singa tanpa gigi”.

Pada saat itu Rusia dan Irak masih tetap saja mengembangkan senjata terlarang itu, padahal kedua Negara tersebut ikut menandatangani pernjanjian BTWC. Hal ini mendorong dibentuknya grup Ad Hoc (sebuah organisasi untuk mengawasi penelitian). Melalui Presiden Bill Clinton, Amerika sangat mendukung penuh kerja Ad Hoc. Namun di akhir protokol hampir selesai, sikap Amerika dibawah pemerintahan George H. W. Bush (2001) mulai berbalik total. Sikap Bush tidak hanya menolak protokol, melainkan juga mengancam akan keluar dari perjanjian.

Pemicu Amerika berbalik sikap karena terungkapnya program rahasia Rusia dan Irak serta pembuatan dan penyebaran bakteri Bacillus Anthracis oleh aliran agama sesat Aum Shinrikyo di Jepang tahun 1995. Berkaitan dengan itu pada bulan April 2000, Center for Disease Control and Prevention (CDC) telah mengeluarkan rekomendasi untuk langkah-langkah strategis menghadapi serangan senjata biologis dengan membentuk jaringan laboratorium di seluruh Amerika. Tidak hanya itu, tingkat rakyat sipil Amerika juga telah mempersiapkan diri pada kekuatan militernya dengan memberikan Vaksin Anthrax pada seluruh personel militernya.

Pada akhirnya pertemuan 5th Review Conference di Jenewa, Swiss untuk pengesahan BTWC pada tanggal 19 November – 7 Desember 2001 telah gagal. Menurut Tibor Toth dari Hungaria, selaku Presiden Konferensi menyebutkan bahwa sebenarnya sudah 98% jalan menuju penandatanganan BTWC dilalui dengan mulus. Banyak pihak menilai penolakan Amerika adalah penyebab utama kegagalan ini. Dan kesepakatan ini tak pernah mencapai tujuan yang nyata, karena sampai saat ini pengembangan senjata biologis ini masih terus dilakukan oleh beberapa Negara dengan kerahasiaan yang terjaga.
Diubah oleh tuffinks 17-08-2019 06:40
TaraAnggara
TaraAnggara memberi reputasi
1
1.7K
18
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sains & Teknologi
Sains & TeknologiKASKUS Official
15.5KThread11.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.