Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sukhoivsf22Avatar border
TS
sukhoivsf22
Listrik Padam, Jokowi Dianggap Tidak Pantas Memarahi PLN, Ini Penyebab & Alasannya
Rabu, 7 Agustus 2019 15:40


Biro Pers Setpres
Plt Direktur Utama PT PLN (Persero) Sripeni Inten Cahyani memberi penjelasan kepada Presiden Joko Widodo dan jajarannya saat kunjungan di Kantor PLN di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (5/8/2019).


PENGAMAT energi dari Indonesian Resources Studies, Marwan Batubara, menganggap Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak sepantasnya marah dengan PLN karena blackout yang terjadi hari Minggu lalu.

Menurutnya, kejadian tersebut juga tidak lepas dari berbagai kebijakan pemerintah yang membuat PLN tidak efisien dalam mengelola listrik negara.

“Tidak sepantasnya Pak Jokowi marah-marah. Kalau dia sadar, dia juga ikut berkontribusi terhadap masalah kemarin. Cuma kalau dia enggak tahu dia salah, ini repot,” kata Marwan dikutip dari Kompas.com pada Rabu (7/8/2019).

Menurut Marwan beberapa kebijakan yang dikeluarkan pemerintahan Jokowi menjadi penyebab dari blackout yang akhirnya berdampak pada kerugian masyarakat.

Misalnya saja kebijakan melarang kenaikan tarif listrik dan kewajiban membeli listrik swasta dengan sistem take or pay.

Larangan menaikkan tarif listrik di tengah inflasi dan menguatnya dollar AS, menurut Marwan, menjadi beban berat tersendiri bagi PLN untuk tetap bisa bekerja sesuai dengan SOP yang sudah ditetapkan.

Hal itu karena tidak ada kucuran dana yang signifikan dari pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk PLN sehingga dapat melaksanakan semua kebijakan yang ditetapkan pemerintah.

“Oke (listrik) tidak naik, tapi ada enggak anggaran di APBN untuk membantu PLN menanggung beban supaya listrik itu tidak naik. Padahal di sisi lain dollar naik, batubara naik, gas naik, BBM naik, lalu prinsipnya ada inflasi, itu kan mau enggak mau (listrik) harus naik, tapi dipaksa tidak naik,” ujar dia.

Selain itu juga kata Marwan kebijakan pemerintah yang mewajibkan PLN membeli listrik dari pihak swasta dengan skema take or pay juga dinilai menjadi salah satu penyebab dari tidak efisiennya manajemen PLN.

Sebab kebijakan ini mengharuskan PLN membeli listrik dalam jumlah yang melebihi kebutuhannya.

Dengan keterbatasan dana yang dimiliki, hal ini dianggapnya menjadi beban tambahan dalam keuangan PLN.

“Jadi ada kelebihan daya listrik yang harus ditanggung sendiri. Ini jadi beban operasional PLN. Kenapa ini harus diterima, ya karena bisa saja ada oligarki antara penguasa dan pengusaha yang tidak bisa dilawan PLN,” kata Marwan.

Serikat Pekerja Sentil Pemerintah

Dalam tayangan Indonesian Lawyers Club (ILC) Mantan Ketua Umum Serikat Pekerja PLN Ahmad Daryoko juga menyentil pemerintah habis-habisan soal kebijakan yang dikeluarkan dalam mengelola PLN.

Ahmad menyindir Perpres yang dikeluarkan oleh Presiden Jokowi No 44 Tahun 2016 yang dianggap telah meliberalisasi listrik negara.

“Perpres bahasanya sih bahasa langit, tapi isinya bahwa instalansi yang namanya pembangkit distribusi secara sepotong-potong sudah dalam pasalnya ada rencana untuk di divestasi antara 90 sampe 95 persen,” kata Ahmad.

Padahal kata Ahmad, Perpres tersebut sama saja telah melawan ketentuan Mahkamah Konstitusi (MK) yang sudah membatalkan Undang-undang soal liberalisasi listrik negara.

Ahmad juga mengkritisi soal pembangkit milik PLN yang pelan-pelan mulai dipensiunkan dan diganti oleh pembangkit listrik milik Independent Power Producer (IPP).

“Ini semua mengancam keberadaan karyawan juga ini yang kami kritisi, jadi IPP sudah merajalela,” kata Ahmad.

Diberitakan Wartakotalive.com Presiden Jokowi bermimik wajah kecewa usai mendengarkan penjelasan Plt Direktur PLN Sripeni Inten Cahyani.

Inten menjelaskan penyebab dari listrik padam di Jabodetabek hingga Jawa dan Bali. Jokowi heran mengapa PLN tidak punya kalkulasi atas kemungkinan kejadian tersebut.

Hal ini Presiden Jokowi ungkapkan saat berkunjung ke kantor Pusat PLN pada Senin (5/8/2019) di Jakarta.

“Pertanyaan saya bapak ibu ini kan orang pinter-pinter, apalagi persoalan listrik sudah bertahun-tahun, apa tidak dihitung, dikalkulasi kejadian-kejadian ini, sehingga kita tahu sebelumnya,” kata Presiden usai mendengarkan penjelasan Sripeni seperti dikutip Wartakotalive yang tayang di Kompas TV.

Pohon Sengon

POHON sengon disebut-sebut sebagai biang keladi listrik padam sse-Jabodetabek pada pada Minggu (4/8/2019) sampai Senin (5/8/2019).

Pemadaman listik tersebut sangat mengganggu aktivitas warga karena terlalu lama.

Pohon sengon penyebab mati listrik itu berada di Kampung Malon RT 1 RW 6, Kelurahan Gunungpati, Ungaran.
Lalu seperti apakah penampakan pohon sengon tersebut?

Simak foto di bawah ini untuk mengetahui penampakan pohon sengon penyebab listrim padam.


Pohon Sengon di Gunungpati, Ungaran, disebut-sebut jadi penyebab listrik padam se-Jabodetabek. (Whatsapp Via Tribun Jabar/Istimewa)

Berikut ini adalah beberapa fakta terkait pohon sengon penyebab listrik padam di sebagian wilayah Jawa Barat dan DKI Jakarta :

1. Dipasangi Garis Polisi

Kini lokasi ledakan di Kampung Malon RT 1 RW 6, Kelurahan Gunungpati, Ungaran, dipasangi garis polisi.
Terdapat dua lokasi yang dipasang garis polisi, yaitu di tegalan warga dan di pertigaan yang berjarak sekitar 100 meter.
Di lokasi pertama yang berada di tegalan warga, banyak pohon yang ditebang.
Ada pohon sengon, mahoni, dan randu.

2.Pohon Sengonnya Setinggi Kabel SUTET

Pohon-pohon sengon di wilayah tersebut memiliki tinggi yang hampir sama dengan kabel SUTET.
Dari pantauan Tribunjateng.com, kabel SUTET yang melintasi Kampung Malon memang terlihat rendah dan pohonnya yang berada di bawah kabel memiliki tinggi yang hampir sama.
Terlihat beberapa ruas kabel SUTET tergesek dan berwarna putih.
Diduga ledakan berasal dari gesekan kabel wifi yang melintasi pohon-pohon.

3. Suara ledakan seperti BOM

Warga sekitar menyebut ada beberapa kali ledakan di wilayah tersebut pada Minggu (4/8/2019).
Ledakan pertama berasal dari pohon randu.
"Kemarin kejadian hari Minggu, sekitar jam 11 siang, ledakan pertama dari kabel wifi. Suaranya kenceng kayak bom. Lalu merembet dan 3 titik wifi meledak semua. Pohon-pohonnya ikut meledak," ucap Supratiyo, ketua RT 1 RW 6, Kampung Malon, Selasa (6/8/2019).

4. Sedang ada kerja bakti

Ketika peristiwa tersebut terjadi, warga menyebut tengah ada kegiatan kerja bakti di wilayah tersebut
Setelah kejadian ledakan, warga Kemudian menghubungi pihak PLN agar segera memutus saluran listrik.
"Agar tidak merembet ke SUTET maka aliran listrik harus dimatikan dan pohon pohon harus segera ditebang," lanjut Supratiyo .
Pohon-pohon yang tinggi kemudian ditebang agar tidak meledak.

5. Penyelidikan Polisi

Sebelumnya diberitakan pascapadamnya listrik di Jakarta, Banten dan Jabar, Tim Polda Jawa Tengah yang diwakili Dirreskrimsus dan Tim, Dir Pam Obvit dan tim, Ditkrimum Polda Jateng, Reskrim Polrestabes Semarang, dan juga Reskrim Polres Semarang melakukan audiensi dengan pihak UPT PLN Ungaran, Senin (5/8).
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Agus Triatmaja menyampaikan, berdasarkan hasil audiensi dan olah TKP guna mengetahui penyebab pasti terjadinya Blackout tersebut dihasilkan beberapa temuan fakta.
Cek ke TKP juga bersama pihak PLN seperti Yan Bahrir selaku bagian rencana dan evaluasi, Andhika Unit Pelayanan Pembagian Beban (UP2B) dan Yulias Bagian Teknis Transmisi.
Kemudian ditemukan, faktor utama terjadinya gangguan dari Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi Ungaran mengalami gangguan tidak kuat menahan daya beban pada tanggal 4 Agustus siang.

"Hasil laporannya adalah, setelah dicek dan ditelusuri penyebabnya adalah di tower transmisi 434 - 435 di Desa Malon Kecamatan Gunungpati. Line transmisi tersebut rusak dikarenakan adanya Flash (loncatan listrik) yang disebabkan oleh adanya pohon yang sudah di luar batas ROW (Right of Way) dengan tinggi lebih 8,5 M.

Karena tegangan sangat tinggi Loncatan listrik itu mengakibatkan terjadinya ledakan dan dapat menciderai orang di sekitarnya dikuatkan dari hasil olah TKP. Pohon sudah dilakukan penebangan sore hari itu juga," kata Kombes Agus kepada Tribun Jateng, Senin.
Selain itu, lanjutnya, meneruskan laporan Yan Bahrir Bagian Ren dan Evaluasi menambahkan bahwa dirinya (pihak PLN) akan membentuk tim investigasi dari PLN Pusat.
"Timbulnya ledakan bukan akibat dari sabotase ataupun terorisme. Sampai laporan ini dibuat, suplai listrik ke wilayah barat melalui 2 jalur utara dan selatan sudah pulih, namun bertahap menunggu stabilnya putaran turbin," terangnya.

Disorot Dunia

Indonesia disorot dunia gara-gara terjadi pemadaman listrik secara massal di Jabar, Banten dan DKI Jakarta lebih dari 6 jam.

Pemadaman yang terjadi pada Minggu itu, berlanjut hingga Senin sore meski bergilir di beberapa lokasi. Kondisi itu berdampak pada perbankan, transportasi listrik, dunia usaha, kehidupan sosial masyarakat dan lain-lain.

Presiden Jokowi mendatangi kantor pusat PT PLN Persero, Senin (5/8) pagi. Presiden menegur direksi PT PLN (Persero) atas peristiwa padamnya listrik serentak secara total (blackout) mencakup tiga provinsi, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten, Minggu (4/8) hingga Senin (5/8).

Jokowi menilai, direksi PLN lamban dan terlalu bertele-tele menjelaskan penyebab matinya listrik di wilayah Jabodetabek, Bandung hingga wilayah lainnya di Pulau Jawa.

Kekesalan Jokowi memuncak ketika langsung meninggalkan kantor PLN pusat tanpa sepatah kata apa pun setelah mendengar penjelasan Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani.

"Pejelasannya panjang sekali. Pertanyaan saya, bapak ibu semuanya kan orang pinter-pinter, apalagi urusan listrik dan sudah bertahun tahun. Apakah tidak dihitung, apakah tidak dikalkukasi, kalau akan ada kejadian-kejadian.

Sehingga kita tahu sebelumnya. Kok tahu-tahu drop. Artinya pekerjaan yang ada tidak dihitung tidak dikalkulasi. Dan itu betul-betul merugikan kita semuanya," ujar Jokowi di kantor pusat PT PLN di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (5/8).

Jokowi bicara hanya dua menit. Sementara Pelaksana Tugas (Plt) Dirut PT PLN Sripeni Inten Cahyani memberi penjelasan panjang lebar menyangkut jaringan PLN di Jawa - Bali.

Sripeni lalu memberikan penjelasan panjang lebar mengenai masalah teknis yang menyebabkan padamnya listrik. Sripeni bicara selama 11 menit 34 detik.

Ia memulai ucapan, "Atas nama direksi kami mohon maaf atas kejadian hari Minggu, 4 Agustus 2019 kemarin."
Sejumlah menteri yakni Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan yang turut menedampingi Jokwi, tampak diam saja. Bergeming.

Kembali Sripeni minta waktu untuk memberikan penjelasan. Dia juga meminta maaf karena lamban menangani masalah tersebut. Jokowi hanya meminta PLN segera melakukan perbaikan secepatnya dengan cara apa pun agar listrik yang sempat padam bisa nyala kembali.

"Saya minta diperbaiki secepatnya. Wilayah yang belum hidup segera dikejar dengan cara apa pun. Harus segera hidup kembali. Itu saja permintaan saya, terima kasih," tutup Jokowi mengakhiri kunjungannya.

Lantas Jokowi memilih langsung pergi meninggalkan gedung Utama PLN. Lagi-lagi ruang transit yang sudah disiapkan PLN "dianggurkan" Jokowi. Padahal di ruangan itu disediakan meja bundar lengkap dengan kursi berwarna putih. Di atas meja disediakan air minum, buah dan beberapa kudapan.

Presiden Joko Widodo mendatangi kantor pusat PT PLN, kemarin pagi. Waktu belum genap pukul 09.00 WIB, Presiden yang mengenakan kemeja putih lengan panjang sudah tiba di Gedung Utama PLN.

Jika tamu penting biasanya terlebih dahulu transit di ruang tamu direksi PLN, sedangkan Jokowi memilih langsung masuk ke ruang rapat

Mantan Gubernur DKI Jakarta dan mantan Wali Kota Solo itu meminta penjelasan manajemen PLN mengenai padamnya listrik di wilayah Jakarta raya yang meliputi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) hingga sebagian Pulau Jawa.

Sejak awal, Jokowi mengingatkan agar manajemen PLN memberikan penjelasan simpel, mudah dimengerti dan tidak bertele-tele.

"Pagi hari ini saya datang ke PLN. Pertama saya ingin mendengar langsung peristiwa pemadaman total minggu kemarin. Dan dalam sebuah manajemen besar, seperti PLN, mestinya, menurut saya, ada tata kelola risiko yang dihadapi dengan manajemen besar tentu saja ada contigency plan, ada back up plan," ujar Jokowi.

Ia mengajukan pertanyaan, "Kenapa itu tidak bekerja dengan cepat dan dengan baik. Saya tahu peristiwa seperti ini pernah kejadian di tahun 2002, 17 tahun lalu untuk Jawa dan Bali. Mestinya itu bisa dipakai sebuah pelajaran kita bersama jangan sampai kejadian yang sudah pernah terjadi kembali terjadi lagi."

Ajak Blak-blakan

Presiden mengatakan, padamnya lsitrik lebih dari 6 jam, bahkan ada lokasi yang mengalami pemadaman lebih dari 12 jam, tidak hanya merusak reputasi PLN, namun banyak hal di luar PLN, terutama konsumen sangat dirugikan. Pelayanan transportasi umum sangat berbahaya, moda transportasi umum MRT misalnya.

"Oleh sebab itu, pagi hari, ini saya ingin mendengar langsung. Tolong disampaikan yang simpel-simpel saja. Kemudian kalau ada hal yang kurang, ya blak blakan saja. Sehingga bisa diselesaikan dan tidak terjadi lagi untuk masa masa yang akan datang," kata Jokowi.

Selanjutnya Sripeni menjelaskan sistem kelistrikan di Jawa-Bali terdapat dua sistem yaitu utara dan selatan. Sistem transmisi masing-masingnya memiliki dua sirkuit. Dua sirkuit di utara dan dua sirkuit di selatan.

Jadi totalnya 4 sirkuit/jaringan, yang menjadi backbone yaitu jaringan 500 kV. Sirkuit utara adalah Rembang, Ungaran, Mandiraja. Kemudian yang selatan Kediri, Kasugihan, kemudian Tasik. Dua-nya adalah 500 kV, dua sirkuit.

Sripeni menjelaskan kejadian padamnya listrik Minggu kemarin. "Jadi pada utara pada titik di jaringan Ungaran-Pemalang, itu di Kecamatan Gunung Pati, terjadi gangguan di mana gangguan pertama terjadi 11.48 WIB. Kemudian sirkuit kedua juga mengalami gangguan. Nah, kemudian secara otomatis pasokan listrik dari timur ke barat, ini dalam rangka efisiensi, pasokan listrik murah ditransfer dari timur ke barat."

Masih panjang penjelasan Sripeni mengurai pasokan dan distribusi jaringa arus listrik di Pulau Jawa dan Bali. Atas jawaban yang panjang lebar, Jokowi tampak kesal kepada pihak PLN. "Penjelasannya panjang sekali," ujar Jokowi, kemudian meninggalkan kantor PLN. (lik/sam/Tribun Network/thf/kompas.com)

Penulis: Desy Selviany
Editor: Theo Yonathan Simon Laturiuw

https://wartakota.tribunnews.com/201...ebab-alasannya
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
1.8K
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.