ymulyanig3Avatar border
TS
ymulyanig3
Kado Di Hari Raya
Kumpulan Cerpen menyayat hati




Quote:

Seorang laki-laki paruh baya, larut dalam kesedihan di sujud malamnya. Bayangan dosa masa lalu melintas silih berganti bagai tayangan sebuah film yang diputar berulang kali. Sajadah yang terhampar telah basah oleh bulir bening yang menetes tanpa henti. Penyesalan akan dosa-dosa di masa lalu bercampur rasa syukur akan hidayah yang datang kepadanya.

"Tidak ada kata terlambat untuk belajar," gumamnya lirih.

Tangan keriput itu membuka lembaran demi lembaran sebuah Juz Amma lengkap dengan tulisan latin. Pak Bayu--seorang Bapak dua anak, mulai tergerak hatinya untuk memperdalam agama setahun yang lalu. Berawal dari lingkungan dan teman yang perlahan mengajaknya hijrah ke jalan Allah.

"Saya ingin shalat, tapi nggak bisa bacaannya," ujarnya kepada Ilham--sahabat barunya.

"Pelan-pelan aja, di mulai dari belajar gerakannya. Pakai bacaan sebisanya, sehapalnya Bapak."

"Saya cuma hapal bacaan Al-ikhlas."

"Nggak apa-apa, baca itu aja dulu. Tapi sambil belajar bacaan shalat juga."

Sejak kecil ia tidak bisa mengaji pun bacaan shalat. Masa kecil ia habiskan dengan mengangon kambing dan berjualan es. Himpitan ekomoni keluarga membuatnya lebih memilih mencari uang daripada sekolah atau mengaji.

***

Malam itu Pak Bayu nampak gelisah, hasrat belajar agama begitu menggebu dalam dada. Namun, usia yang beranjak senja membuatnya malu untuk belajar ke Mesjid. Ia lebih memilih belajar dengan sahabatnya dan menghapal sendiri lewat buku. Netranya menatap lekat sebuah buku panduan shalat. Mulut lelaki berkulit sawo matang itu komat kamit menghapal ayat demi ayat. Semilir angin malam yang menembus pori-pori kulit tak membuatnya tertidur. Manik hitam itu tetap terjaga walau malam semakin larut.

Sahur! Sahur!

Dug! Dug!

Lamat-lamat, terdengar suara bedug keliling yang membangunkan warga untuk makan sahur. Ia baru terlelap dalam tidurnya. Buku panduan shalat dan sebuah juz amma masih berada di dekapannya.

"Pak ... bangun, sahur!" pinta sang istri sembari menggoyangkan bahu Pak Bayu.

"Iya Bu."

Seluruh anggota keluarga telah berkumpul di meja makan. Nampak kedua anaknya tengah duduk manis di depan makanan yang sudah tersaji. Menatap lekat lelaki tua yang berjalan ke arah mereka.

"Bapak mau puasa?" tanya Adi--si bungsu dengan tatapan aneh. Ia tahu benar sang Bapak tidak pernah berpuasa selama bulan rhamadhan.

"Iya dong, masa anak-anak Bapak puasa, Bapaknya enggak," jawab lelaki berkumis tebal itu dengan seulas senyum. Tekadnya sudah bulat ingin melaksanakan bagian dari rukun islam. Namun rona malu dan canggung nampak jelas dari gestur tubuhnya.

"Alhamdulillah," ucap Ibu penuh haru.

Rhamadan penuh berkah membawa hidayah untuk Pak Bayu. Jalan hijrah telah mantap dipilihnya. Berharap ampunan atas segala dosa yang lalu.

***
Mentari pagi perlahan meninggi, sang raja siang bersinar dengan gagah di atas cakrawala. Pak Bayu tengah sibuk memilih sarung yang akan dipakainya shalat jum'at.

"Yang ini aja Pak, masih baru," ucap Ibu sembari menyodorkan sebuah sarung yang masih terbungkus pelastik. Tentu saja sarung itu masih baru karena jarang di pakai.

"Iya dech."

Ini adalah shalat jum'at pertamanya setelah hijrah. Berpuluh tahun ia meninggalkan shalat lima waktu dan shalat jum'at yang wajib bagi kaum adam itu. Jantungnya berdegup kencang ketika waktu semakin dekat dengan jadwal shalat.

"Pak, ayo berangkat. Ntar telat," ajak Adi seraya membetulkan letak peci di kepalanya.

"Iya nak."

Bapak melangkah ragu menuju mesjid, netranya mengedar kesekeliling. Mengamati ekspresi warga saat melihatnya ke mesjid. Rasa takut dan malu mulai hinggap di sanubari. Langkahnya terhenti tepat di depan teras mesjid. Rumah Allah yang didatanginya setahun sekali saat shalat idul fitri itu membuat tubuhnya gemetar.

Jantungnya berdegup semakin kencang. Bulir bening menetes dari pelipis membasahi kerah baju koko yang dipakainya. Perasaan haru menyeruak menimbulkan tetes embun di sudut matanya.

"Ayo masuk Pak," ajak Adi seraya melambaikan tangan ke arah Bapak.

Pak Bayu duduk di sudut ruangan di shaf paling belakang dengan kepala tertunduk. Mendengarkan kata demi kata yang keluar dari mulut Ustazd yang sedang berkhotbah. Hujan mulai turun dari kelopak mata membasahi kedua pipinya. Bapak terhanyut dalam do'a dan pengampunan.

Bulan rhamadhan tahun ini begitu membekas di hati Bapak dan keluarga. Hidayah yang di nanti bertahun-tahun, menghampiri lelaki berperawakan sedang dengan kumis lebat itu. Do'a Ibu terkabul di bulan yang suci. Bapak yang dahulu galak dan kasar, berubah lembut dan sabar.

Hijrah Bapak bukan tanpa hambatan. Mulai dari kehilangan kendaraan, Ibu yang kalungnya dijamred sampai sakit-sakitan. Namun, semua berbuah manis jika dihadapi dengan kesabaran.

***

Pic by watphadd sampul desain
Semburat jingga perlahan menghilang, berganti gelapnya malam. Azdan maghrib telah berlalu, anak-anak nampak lahap menyantap hidangan berbuka. Dari kejauhan Bapak terlihat berjalan dengan langkah gontai.

"Ada apa Pak? Kok lemes, Bapa udah buka puasa?" tanya Ibu cemas.

"Bapak dipecat Bu."

"Kok bisa Pak!"

"Bapak nggak tau, ada yang fitnah Bapak. Nuduh Bapak korupsi."

"Astagfirullah ... kalau Bapak korupsi kita nggak bakal kekurangan, nggak bakal pinjem-pinjem uang buat bayaran sekolah Ayu. Tega banget yang Fitnah Bapak."

"Sudahlah Bu, kita serahin semua kepada Allah."

"Tapi bentar lagi lebaran ... anak-anak belum beli baju. Buat zakat fitrah juga belum ada."

"Nanti Bapak cari kerja lagi, Ibu tenang aja."

Quote:

***

Allahu Akbar! Allahu Akbar!
Allahu Akbar! Allahu Akbar!

Suara takbir meggema dari toa surau dekat rumah. Terdengar merdu menenangkan hati. Ibu terlihat cemas , berdiri di teras rumah. Netranya mengedar ke sekeliling mencari sosok lelakinya yang tak kunjung pulang. Sudah seminggu Pak Bayu tak pulang. Ia pamit untuk bekerja menjadi buruh bangunan di kota.

"Bu, Bapak belum pulang. Ayu sama Adi pake baju apa besok?" tanya Ayu dengan mata berkaca-kaca.

Ibu hanya terdiam, hatinya perih melihat kedua anak itu bermuka muram. Tatapannya beralih ke meja makan yang masih kosong. Beberapa toples berjejer tanpa isi. Begitupun kuali di dapur yang biasanya penuh dengan daging rendang, nampak bersih tergantung di dinding. Apa yang bisa dimasaknya untuk hari nan fitri, sedang sepeser rupiah pun tak bersisa. Bulir bening yang tengah menganak sungai meluncur tanpa henti hingga menyesakkan dada.

Tok! Tok!

Suara ketukan pintu membuat binar di mata anak-anak. Ayu bergegas membuka pintu. Sosok yang ditunggu nampak berdiri dihadapan gadis kecil itu. Senyum semringah terukir dari bibir Ayu ketika netranya melihat beberapa kantong pelastik besar yang di bawa Pak Bayu.

"Siapa Yu?" tanya Ibu seraya menghampiri Ayu diikuti Adi dari belakang.

"Bapak!" pekik Ibu dan Adi berbarengan.

Adi menghambur dan memeluk erat lelaki yang nampak lelah. Anak itu begitu merindukannya.

"Ini Bu!"

"Apa ini Pak?"

"Bukalah!"

"Allhamdulillah."

Wanita berambut panjang itu membuka kantong pelastik satu persatu. Sebuah setelan baju koko berwarna biru untuk Adi, baju gamis pink untuk Ayu dan satu gamis dewasa untuk Ibu. Netranya beralih ke kantong pelastik lainnya berisi kue-kue lebaran, daging sapi dan beberapa jenis sayuran untuk dimasak. Senyum Ibu mengembang sempurna pun dengan kedua anaknya yang tampak bahagia.

"Terimakasih Pak!" pekik anak-anak bersamaan sembari memeluk erat Pak Bayu.

"Loh, baju Bapak mana? Kok nggak ada?" tanya Ibu dengan mimik cemas.

"Ngak apa-apa, baju koko Bapak tahun lalu masih bagus."

Quote:


Hijrah yang mendatangkan banyak nikmat dan rasa syukur. Ujian akan datang kepada hambanya yang beriman. Namun, Allah tidak akan menguji melebihi batas kemampuan hambanya. Setiap ujian adalah ladang pahala untuk orang yang bertaqwa. Allah hanya meminta hambanya untuk shalat dan bersabar menghadapi ujian. Maka, bersabarlah.

End.

Bandung, 17 Mei 2019

Pic by geogle
Diubah oleh ymulyanig3 22-07-2019 01:41
ajang.dee
jiyanq
embunsuci
embunsuci dan 14 lainnya memberi reputasi
15
3.2K
91
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.