Sans1Avatar border
TS
Sans1
Api Yang Dingin



Di suatu hari di bulan Agustus aku mengikuti perkemahan sabtu minggu yang diadakan pramuka sekolahku. Perkemahan ini akan menjadi perkemahan gabungan antara beberapa sekolah di kotaku.

Perkemahan berlangsung di area gunung yang cukup jauh dan sepi dari rumah penduduk. Dapat kulihat banyak bus berhenti di kaki gunung menurunkan penumpang yang seluruhnya adalah anggota pramuka dari sekolahnya masing masing.

Aku tak tahu kenapa diadakan perkemahan gabungan tapi aku merasa bahwa itu ide yang bagus. Semakin banyak orang yang bergembira bersama semakin baik.

“Pramuka, pramuka. Praja muda karana”

Sambil mendaki gunung kami mengucapkan yel-yel khas dari pramuka. Banyaknya orang membuat kami berjalan lambat namun itu tidak akan terasa karna banyak orang untuk diajak bicara disini.

Mendirikan tenda, menghidupkan api, memasak mi lalu bernyanyi bersama. Seperti yang diharapkan untuk perkemahan anak sekolah dasar. Tak ada yang terlalu serius karna tujuan dari perkemahan ini memang hanya bersenang senang.

Malam semakin larut dan sudah waktunya untuk tidur namun sialnya tadi pagi aku dengan beraninya meminum kopi dan sampai sekarang kafeinnya belum hilang sehingga apapun yang kulakukan aku tidak bisa tertidur.

Dan disinilah aku duduk di depan api unggun sambil menunggu kantuk yang entah kapan datangnya. Suhu di gunung ini begitu dingin sehingga membuatku menggigil.



Satu jam, dua jam, rasa kantuk tidak kunjung datang. Apa yang harus kulakukan jika begini? Sudah tidak ada lagi siapapun yang bangun dikarenakan ini sudah lewat jam 12 malam.
Kemudian aku mendengar suara kecil. Di ujung sana aku melihat sesuatu bergerak.

Sesuatu itu semakin mendekat kearahku. Tanpa sadar aku bersiap untuk lari.

“Apa kau tidak bisa tidur?”

Ternyata itu manusia. Seorang perempuan yang terlihat seumuran denganku meski aku tidak tau siapa dia.

“Ya, aku tidak bisa tidur”

“Mau aku bacakan cerita pengantar tidur?”

“Tidak perlu”

Orang itu kemudian duduk di seberang api unggun, sekarang kami saling berhadapan.

“Aku juga tidak bisa tidur. Aku tanpa sengaja meminum kopi tadi pagi” Ucap gadis itu.

“Aku juga begitu. Kukira kita akan bergadang sampai malam makanya aku minum kopi”

Tanpa sadar kami berbicara dengan santai.

Angin dingin kembali bertiup dan membuat tulang tulangku menggigil. Api unggun sudah tak lagi cukup untuk menghangatkan tubuhku. Aku melihat kearahnya dan melihatnya menguap.

“Sepertinya aku sudah mengantuk sekarang jadi aku akan tidur. Sampai jumpa besok”

“Tak bisakah kau temani aku sebentar lagi?”

Daripada menjawab gadis itu malah tersenyum padaku dan kembali ke tendanya. Senyum itu membuatku merasa hangat sampai sampai membuatku merasa mengantuk.

Benar, kehangatan senyuman itu bahkan membuat api terasa dingin.

END
Spoiler for sumber gambar:
S.HWijayaputra
alizazet
anasabila
anasabila dan 4 lainnya memberi reputasi
5
1.4K
11
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.6KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.