Quote:
Tumpukan sampah di kawasan Tanah Merah, RW 07 Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara, menjadi pemandangan sehari-hari warga sekitar.
Tidak tanggung-tanggung, luas tempat pembuangan sampah diperkirakan mencapai 10 hektar. Ketinggian tumpukan sampah sekitar lima meter.
Tempat pembuangan sampah itu berada persis di pinggir Kali Betik.
Terdapat sejumlah rumah semi permanen milik warga di dekat dua titik pembuangan sampah tersebut.
Kebanyakan warga yang tinggal di dekat tumpukan sampah adalah para pemulung.
Seorang warga RT 02/RW 07 Tugu Selatan, Mariyati (47) mengatakan, keberadaan tempat pembuangan sampah membuat warga terganggu dan mencemari lingkungan.
Warga setiap hari mengeluhkan bau tak sedap dari tumpukan sampah tersebut.
“Terganggu lah. Bau banget, bau sekali. Pusing jadinya nyium baunya, menyengat banget,” ucap Mariyati, Sabtu (3/8/2019).
Dia juga mengaku mual dan ngin muntah setiap kali akan makan dan mencium bau busuk sampah.
“Iya, kadang (mual). Enek lah nyium baunya. Masih numpuk begini aja sih, tiap hari kan pada buang sampah di sini," ucap dia
Sementara warga lainnya, Astrid (35) mengaku khawatir kesehatan anaknya.
Ibu dua anak itu tinggal di rumah kontrakan yang letaknya tidak jauh dari tumpukan sampah tersebut.
"Ya khawatir lah mas, kan banyak anak-anak juga, takut kena penyakit. Tapi ya saya udah tinggal empat tahun di sini jadi udah biasa aja,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris RW 07 Tugu Selatan, Herman mengatakan, luas wilayah yang dipenuhi sampah mencapai sekitar 10 hektar.
Tumpukan sampah itu sudah ada sejak sekitar tahun 1980-an.
Belakangan pengangkutan sampah dibantu dari Suku Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jakarta Utara.
Ada dua unit truk sampah dikerahkan meski hanya dilakukan sekali sehari.
“Tetapi untuk pengangkutannya satu unit pengangkut dengan satu kali rit per hari,” kata Herman.
Pengangkutan truk sampah Suku Dinas LH Jakarta Utara itu belum genap berjalan satu setahun tepatnya mulai awal tahun 2019.
Hal itu setelah pihak RW melakukan upaya penanganan sampah.
“Itu mulai sekitar bulan Januari atau Februari kalau nggak salah,” katanya.
Menurut Herman, tumpukan sampah itu berasal dari warga Kecamatan Koja dan Kelapa Gading. Hal itu sudah terjadi sejak bertahun-tahun silam di kawasan tersebut.
"Memang sudah menjadi tempat pembuangan sampah, sampah juga tidak berasal dari warga Tanah Merah. Banyak sekali sampah-sampah juga dari Kelapa Gading,” ucap Herman.
Herman menduga, keterbatasan lahan pembuangan sampah membuat warga dua kecamatan yang berada di perbatasan Kali Betik, Tugu Selatan itu terpaksa membuang sampah di Tanah Merah.
https://wartakota.tribunnews.com/201...-warga?page=3
itu yg komplen bau , jkt58 bukan ya?
Gabener wan abud emg luar biasa:
kali makin bau tutup waring
polusi no 1 dunia menurut airvisual
sampah 10 hektar
banjir kiriman kena 1 meter
rumah di bawah 1 M NJOP kena PBB
RPTRA makin berkurang
rusun 300k /bulan ilang
blon program2ny tepu2 DP0 jdny bukan UMR, Reklamasi terbit IMB trus lanjut krn kalah pengadilan,OKE OCE trnyata tidak dimodali,Qlue ama pengaduan balai kota ilang
prestasi dia cuma: bikin JPO instagrammable ama lanjutin program ahok (LRT,MRT,ITF) tp itupun ide bukan dr dia cuma lanjutin aj ga dibatalin