selamat malam! Apakah kalian sudah mampu menghadapi kenyataan pada hari ini? Hum, Delia hingga saat ini sedang mencoba menghadapi kenyataan. Walau begitu kesulitan sekali, sebab kenyataan itu adalah hal yang paling tidak enak, pastinya.

Dalam trid kali ini Delia hendak menulis tentang seorang pria yang mempunyai dua kepala, namanya Edward Mordake, dia keturunan bangsawan Inggris yang lahir pada abad ke 19. Dia terlahir dengan kepala yang memiliki dua wajah. Jika dari depan ia memiliki wajah tampan bak pangeran, namun jika dari samping wajahnya mengerikan apalagi jika di lihat dari belakang. Wajah, yang pertama seperti layaknya wajah-wajah manusia lain, sedangkan yang kedua berbeda, wajah itu berdiameter lebih kecil dibanding wajah normal.

Wajah keduanya tersebut sebenarnya hampir sama dengan wajah manusia biasa, memiliki mata, hidung, dan mulut, tetapi panca Indra pada wajah kedua tidak berfungsi selayaknya fungsi panca Indra yang semestinya.

Menurut kisah yang aku baca kedua wajah bertentangan, kadang saat dia sedih wajah yang lainnya mengejek. Begitu juga saat marah, wajah yang satunya bertentangan. Terkadang dia juga merasa mendengar ada bisikan kejahatan, sehingga orang-orang menamai wajah keduanya sebagai Devil Twin atau Kembaran Setan. Hal inilah yang membuatnya lebih menikmati kesendirian bahkan mengurung dirinya sendiri.



Pada akhirnya Edward Mordrake, bunuh diri di usia yang masih begitu sangat muda. Dia tidak tahan akan suara-suara yang mengusiknya setiap hari. Sebelum meninggal, dia pernah mencoba membujuk keluarga untuk menghilangkan wajah kedua. Akan tetapi pihak keluarga tidak memperdulikan permintaannya.

Kondisi yang dialami Edward Mordrake, menurut Dr. George M. Gould dan Dr. Walter L. Pyle dalam ensiklopedia medis anomali tahun 1867, mengatakan bahwa kejadian seperti ini di dalam medis disebut dengan sindrom diprosopus, yaitu embrio yang berkembang sewaktu masih berupa janin tidak sempurna.

Tetapi untuk kasus Edward Mordrake parah ahli berpemikiran bahwa dia mengalami sindrom ekstrim yaitu gangguan rumit yang diciptakan oleh rasa letih yang terus menerus.



Bagaimana menurut agan dan sista tentang hal ini? Dan apakah kalian mempunyai pemikiran lain dari pendapat Delia? Karena Delia sedang mempelajari banyak hal. So mari diskusikan hal ini yuks!

Sumber di sini