Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

_Hell_Avatar border
TS
_Hell_
Laporan Perusahaan BUMN Bermasalah, Menteri Rinsoe Harus Bertanggung jawab


JAKARTA, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus menertibkan laporan keuangan perusaha­an-perusahaan berpelat merah yang diduga bermasalah. Seperti PLN, PT Garuda Indonesia dan Pertamina.

CELEBES TOP NEWS – Jika diabaikan selain menjadi preseden buruk kedepannya. Juga menjadi tanggung jawab Menteri BUMN Rini Soemarno (Rinsoe) sebagai mentor perusahaan milik negara tersenut.

Salah satu indikasinya yakni terlambatnya laporan keuangan sejumlah BUMN strategis. Pa­dahal, menurut Peraturan Ber­sama Menteri Keuangan nomor 23/PMK.01/2007 dan Menteri BUMN tentang Penyampaian Ikhtisar Laporan Keuangan Per­usahaan Negara tertulis BUMN paling lambat LKP setiap awal tahunnya. Na­mun, sejumlah BUMN baru menyampaikannya pada Mei.

Hal tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Ceri, Yus­ri Usman yang dihubungi redaksi, Selasa (6/8/2019).

Yusri menyebutkan dugaan tersebut mengacu pada laporan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT. Garuda Indonesia Tbk. serta PT Pertamina. Con­toh terbaru hasil rapat umum pemegang saham (RUPS) PLN pada Rabu 29 Mei lalu yang tanpa mampu menentukan Di­rektur Utama definitifnya.

Meskipun terlambat ter­nyata RUPS tersebut disertai pengesahan laporan keuang­annya pada 2018 yang sudah diaudit oleh kantor akuntan publik RSM Amir Abadi Yusuf dinyatakan berhasil memperoleh laba bersih Ro11,6 triliun.

“Jika didalami, laporan keuangan PLN tersebut hampir sama kasus­nya seperti laporan keuangan Garuda Indonesia yang kontroversial juga,” ujar Yusri.

Dalam laporan keuangan PT Garuda Indonesia pada 2018, misalnya, dibuat ter­lihat cemerlang dengan cara memasukan hasil pendapatan beberapa ta­hun yang akan datang tetapi telah diakui semua sebagai pendapatan 2018. Kendati partnernya tidak memasukkan sebagai utang pada Garuda.

Sementara dalam laporan keuangan PLN pada 2018 agar terlihat sukses, ternyata telah dipaksakan dengan memasu­kan pendapatan sebesar Rp6 tri­liun dari hasil diskon Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) selama 15 tahun ke de­pan.

Selain PLN dan Garuda, per­soalan lain juga terjadi pada la­poran keuangan Pertamina yang sampai hari ini belum juga berhasil meri­lis laporan keuangannya yang su­dah diaudit. Apalagi adanya perbedaan penjelasan direksi soal laba dengan apa yang disampaikan oleh Presiden Jokowi pada 28 Februari lalu.


https://celebestopnews.com/nasional/...nggung-jawab/
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
1.1K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.2KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.