• Beranda
  • ...
  • Games
  • Menumbuhkan Nilai-Nilai Positif Lewat Permainan Tradisional

djalanloeroesAvatar border
TS
djalanloeroes
Menumbuhkan Nilai-Nilai Positif Lewat Permainan Tradisional


Semua daerah di Indonesia, mempunyai permainan tradisional. Termasuk Depok. Depok adalah sebuah kota di pinggiran DKI Jakarta. Kota ini secara administratif masuk ke dalam Provinsi Jawa Barat. Namun, secara kultural, Depok berbudaya dan berbahasa Betawi. Karena itu, permainan tradisional yang berkembang di Depok sama dengan yang ada di Jakarta, yang berpenduduk asli Betawi.

Penulis lahir dan besar di Depok. Penulis menikmati masa-masa indah permainan tradisional ala Depok pada kurun 1970-1980-an, masa ketika penulis masih anak-anak. Permainan-permainan tradisional ini, kalau direnungkan, ternyata banyak mengajarkan nilai-nilai positif yang sangat baik untuk membentuk kepribadian anak.

Permainan-permainan tradisional yang dimaksud adalah:

1. Galasin

Spoiler for Galasin:



Di Depok, Galasin terkadang disebut dengan disingkat, Gala. Galasin adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu; putra, putri, atau campuran. Yang pasti, jumlah pemain tiap regu harus sama. Jumlahnya tergantung kesepakatan atau tergantung adanya anak yang bersedia bermain. Biasanya jumlah minimal pemain tiap regu adalah tiga orang. Semakin banyak pemain dalam setiap regu, permainan semakin seru.

Permainan dilakukan di atas sebidang tanah lapang yang diberi garis memanjang dan melebar. Saat penulis kecil, karena di Depok masih banyak yang memasak dengan kayu di tungku, biasanya garis dibuat dari abu sisa bakaran kayu yang ditaburkan ke tanah.

Regu mana yang giliran berlari dan menjaga ditentukan lewat undian suit yang dilakukan oleh kepala regu. Kepala regu biasanya dipilih dari anak yang paling berpengalaman.

Garis-garis yang bersilangan antara yang memanjang dan melebar, membentuk bidang-bidang atau kotak-kotak. Anggota regu yang berlari memulainya dari kotak depan. Mereka harus memasuki setiap kotak dengan melewati anggota regu yang menjaga yang berdiri pada setiap garis yang ada.

Jika semua anggota regu berhasil memasuki semua kotak atau melewati semua penjaga hingga kembali ke kotak depan, berarti regu tersebut menang. Jika menang, regu tersebut akan kembali menjadi regu yang berlari, sementara lawannya tetap menjaga.

Jika salah satu anggota regu ada yang tersentuh oleh tangan si penjaga, maka regu tersebut kalah. Posisi pun bertukar. Regu yang tadinya menjaga, sekarang berlari; sebaliknya yang sebelumnya berlari, sekarang menjaga.

Aturan yang unik dari permainan ini, setiap anggota regu yang berhasil melewati semua penjaga dan kembali ke kotak depan, ia harus berterik, “Asin!” Sehingga permainan ramai dengan teriakan, “Asin!”

Permainan Galasin sangat atraktif dan menghibur. Dibutuhkan stamina yang kuat, kelincahan gerak, dan kecepatan berlari para pemainnya. Tak berlebihan jika ketika penulis SMP, guru olahraga penulis pernah mengatakan bahwa Galasin jika diperjuangkan, bisa menjadi cabang olahraga yang dipertandingkan di event-event olahraga nasional, bahkan internasional!

Satu hal yang tak boleh dilupakan, Galasin mengajarkan nilai positif berupa kejujuran. Setiap pemain berlari yang tersentuh tangan pemain penjaga, sekecil apa pun sentuhan itu, tidak terlihat oleh para pemain lain sekalipun, pemain yang tersentuh tersebut harus mengakui dan regunya kalah sehingga beralih menjadi penjaga.

2. Tok Kadal

Spoiler for Tok Kadal:



Permainan ini menggunakan dua batang kayu.  Kayu pertama panjangnya sekitar 60-70 cm untuk pemukul, kayu kedua panjangnya sekitar 15-20 sentimeter untuk dipukul. Kayu yang dipukul atau diketok akan melompat-lompat seperti kadal, maka disebut Tok Kadal.

Biasanya yang memainkan Tok Kadal adalah anak laki-laki. Dimainkan oleh dua regu, masing-masing regu beranggotakan minimal dua orang. Makin banyak jumlah anggota regu, permainan makin seru.

Cara memainkannya, masing-masing ketua regu suit. Pemenang suit menjadi regu yang mengketok kayu, sementara yang kalah menjadi penjaga kayu.

Kayu yang panjangnya 15-20 cm diletakkan di atas sebuah batu. Kemudian salah satu ujungnya diketok dengan kayu yang panjangnya 60-70 cm hingga kayu yang pendek terpental melambung ke arah regu penjaga. Jika salah seorang penjaga berhasil menangkap kayu tersebut, berarti regu penjaga menang dan posisi bertukar. Regu penjaga sekarang menjadi pengketok, sebaliknya regu pengketok menjadi penjaga.

Jika regu penjaga tak ada yang berhasil menangkap kayu, berarti regu pengketok menang dan permainan berlanjut ke tahap selanjutnya. Kayu pendek yang tergeletak di tanah, lalu diketok dengan kayu  panjang. Begitu sampai sejauh mungkin selama ketokan tersebut masih mengena. Jika sekali saja ketokan gagal, berarti permainan usai.

Sebagai hukuman untuk regu penjaga, anggota regu mereka masing-masing harus menggendong anggota regu pengketok dari posisi kayu pendek terakhir sampai batu tempat kayu pendek tadi pertama diletakkan. Posisi pengketok dan penjaga pun kemudian bertukar.

Nilai positif dari permainan Tok Kadal adalah mengajarkan kerja keras. Buah kerja keras akan dinikmati oleh pelakunya. Regu pengketok yang telah bekerja keras dan berhasil mencapai jarak yang jauh, akan menikmati gendongan dari regu lawan yang kalah.

3. Mpok Pergi ke Pasar

Spoiler for Mpok Pergi ke Pasar:



Permainan ini mirip dengan permainan Ular-ularan atau Ular Naga di Jawa Tengah yang biasa disebut dolanan. Sebagaimana dolanan pada umumnya, permainan Mpok Pergi ke Pasar diiringi dengan nyanyian riang khas anak-anak. Kalau di Depok, tentu bahasa nyanyiannya bahasa Betawi.
 
Cara memainkannya, beberapa anak, pria  dan wanita, berjalan berputar mengelilingi dua anak yang masing-masing kedua tangannya diangkat dan disatukan ke atas. Kedua anak yang tangannya diangkat ke atas biasanya dipilih yang bertubuh paling tinggi. Anak-anak yang berjalan berputar itu saling memegang pundak atau baju bagian belakang teman di depannya, begitu memanjang ke belakang.

Sambil berputar, anak-anak itu bernyanyi menyahuti pertanyaan kedua anak yang tangannya diangkat.

Kedua anak yang tangannya diangkat bernyanyi, “Mpok-mpok mau ke mana?”

“Mau ke pasar,” jawab anak-anak yang berputar.

“Beli apa?” tanya lagi anak yang tangannya diangkat.

“Beli ikan.”

“Ikan apa?”

“Ikan abong.”

“Berapa tea (kilo)?”

“Lima tea.”

“Kosong kosong kosong, isi isi isi,” dinyanyikan bersama semua anak, yang berputar dan yang tangannya diangkat.

Demikian, sampai putaran terakhir ketika anak-anak itu memasuki ruang di bawah tangan kedua anak yang tangannya diangkat. Kemudian tiba-tiba saja kedua pasang tangan kedua anak itu diturunkan ke bawah. Jika ada anak yang terjebak kedua pasang tangan itu dan tidak bisa berjalan lagi, berarti anak tersebut keluar dari permainan. Begitulah sampai semua anak terjebak dan permainan pun berakhir.

Sikap positif yang diajarkan permainan ini adalah kebersamaan dan solidaritas antarsesama. Karena masing-masing anak akan berusaha agar anak yang di depan  atau di belakangnya tidak terjebak kedua pasang tangan dan bisa tetap melanjutkan permainan.

4. Senapan Air

Spoiler for Senapan Air:



Pada era 1970-1980-an, masih banyak sungai berair jernih mengalir di Depok. Permainan sungai pun meramaikan dunia anak. Salah satunya permainan Senapan Air.

Pemainan ini menggunakan seruas bambu. Bambu dipotong sepanjang sekitar 40 cm. Ruas bambu ini pada salah satu ujungnya harus bagian mata atau buku bambu yang tertutup. Kemudian buku bambu itu dilubangi dengan diameter sebesar batang pensil. Bisa lebih dari satu lubang.

Diperlukan pula sebatang kayu kecil atau bambu yang diraut yang ukurannya lebih panjang 10 cm dari ruas bambu tadi (50 cm). Kemudian pada ujung kayu ini dililitkan kain bekas hingga membentuk bulatan sebesar lubang ruas bambu tadi. Kayu dengan bulatan kain di ujungnya ini lalu dimasukkan ke dalam lubang ruas bambu tadi. Maka, alat permainan Senapan Air pun telah siap.

Jadi, Senapan Air ini cara kerjanya mirip alat suntik dokter yang bisa menyedot dan menyemprotkan cairan. Bulatan kain sebagai klepnya. Dimainkan di sungai,  Senapan Air ini akan menyedot dan menyemprotkan air sungai.

Permainan Senapan Air biasanya dimainkan oleh anak laki-laki berjumlah dua orang. Mereka saling berhadapan, masing-masing anak menyedot air sungai dan menyemprotkannya ke muka temannya. Jika salah seorang sudah tak tahan lagi menahan semburan air, maka permainan pun berakhir. Yang masih tahan, keluar sebagai pemenang.

Sikap positif yang diajarkan permainan ini adalah empati pada teman. Karena begitu teman sudah terlihat tak kuat lagi menahan semburan air, pada kesempatan pertama pasangan bermainnya langsung menghentikan permainan. Bahkan membantu membersihkan air dari muka temannya dengan mengusap-usapkan tangan oleh teman yang masih tahan.

Manfaat lain dari permainan ini adalah olah napas dan mengatur ritme pernapasan, seperti orang yang sedang berenang, sehingga baik untuk kebugaran paru-paru. Manfaat praktis yang paling nyata adalah Senapan Air bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman, terutama saat musim kemarau. Ini secara tidak langsung menanamkan cinta lingkungan pada anak.

5. Perahu Pelepah Pinang

Spoiler for Perahu Pelepah Pinang:



Pelepah pohon pinang yang telah terlepas dari batangnya dan jatuh ke tanah bisa dijadikan alat permainan. Di Depok, pelepah pinang ini dinamakan upih. Upih digunakan untuk menarik teman atau adik kita.

Caranya, teman atau adik kita naik ke atas upih, kemudian kita tarik. Teman atau adik yang berada di atas upih itu seakan sedang berada di atas perahu yang berlayar di laut atau sungai. Di jalan yang menurun, permainan Perahu Pelepah Pinang ini lebih disukai karena upih jadi lebih cepat melaju dan tugas penarik menjadi lebih ringan.

Jika dimainkan dengan sesama teman, masing-masing bisa bergantian menarik upih dengan jarak yang telah disepakati di awal permainan. Jika bermain dengan adik, permainan ini bisa dijadikan sarana untuk momong atau membahagiakan adik.

Nilai positif permainan ini adalah kesediaan untuk membahagiakan orang lain, dalam hal ini teman atau adik.

Demikian permainan tradisional yang pernah penulis mainkan ketika penulis kecil di Depok. Semoga permainan penuh nilai dan kearifan ini tetap lestari hingga kini dan bisa dimainkan generasi sekarang.



Sumber foto Galasin

Sumber foto Tok Kadal

Sumber foto Mpok Pergi ke Pasar

Sumber foto Senapan Air

Sumber foto Perahu Pelepah Pinang

jagotorpedo
azid12353
tata604
tata604 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
5.5K
45
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Games
GamesKASKUS Official
38.9KThread15.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.