Suara.com - Politisi Partai Demokrat, Roy Suryo angkat bicara terkait ganguan listrik padam yang terjadi di sejumlah provinsi di Indonesia pada Minggu (4/8/2019). Roy Suryo meminta warganet untuk tidak bermimpi dan menyamakan seperti di Korea Selatan dan Taiwan.
Menurutnya, baik di Korea Selatan dan Taiwan, kedua Menteri Ekonominya rela mengundurkan diri dari jabatannya. Keduanya merasa bertanggung jawab atas peristiwa gangguan listrik yang padam di negaranya.
Hal itu dikatakan Roy Suryo lewat akun Twitter pribadinya @KRMTRoySuryo2 pada Minggu (4/8/2019) pukul 21.53 WIB.
Awalnya, Roy berkicau kepada warganet untuk tidak bermimpi soal Revolusi Industri 5.0 atau Revolusi 6.0 di Indonesia. Sebab, menurutnya, kekinian saat Indonesia tengah memasuki era Revolusi Industri 4.0 saja telah terjadi ganguan listrik padam secara massal.
"Tweeps, jangankan bermimpi soal 5.0 apalagi 6.0. Baru mau ke Industri 4.0 saja, hari ini Listrik sudah seperti mendapat Nilai "4" (dalam Skala 1-10) atau bisa diartikan kali ini Pecah Rekor : 4 Propinsi Utama Gangguan Listrik semua." kicau Roy Suryo lewat akun Twitter KRMTRoySuryo2 seperti dikutip Suara.com.
Roy Suryo lantas membandingkan peristiwa serupa, yakni ganguan listrik padam secara massal yang juga terjadi di negara Korea Selatan dan Taiwan. Lewat akun Twitter miliknya itu Roy Suryo mengunggah tangkapan layar ponsel beberapa judul pemberitaan di media massa.
Isi pemberitaan tersebut adalah Menteri Ekonomi Korea Selatan, Choi Joong-Kyung dan Menteri Ekonomi Taiwan, Lee Chih-kung mengundurkan diri. Keduanya merasa bersalah dan bertanggung jawab atas peristiwa ganguan listrik padam secara massal di negara mereka.
Namun, Roy Suryo meminta warganet Indonesia untuk tidak bermimpi jika Menteri di Indonesia akan berani bersikap dan bertanggung jawab, atas kejadian ganguan listrik padam seperti yang dilakukan kedua Menteri Ekonomi di Korea Selatan dan Taiwan.
"Apalagi ber-Mimpi seperti di KorSel & Taiwan," imbuhnya.
Untuk diketahui, ganguan listrik padam secara massal selama lebih dari 8 jam di Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, dan sejumlah daerah lain di Pulau Jawa.
Plt Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Sripeni Inten Cahyani, memastikan peristiwa tersebut bukan karena adanya sabotase. Inten menegaskan bahwasanya tidak ada faktor politis di balik peristiwa gangguan listrik padam tersebut.
"Kami menilai tak ada sabotase atau politis dalam peristiwa ini. Kami menilai peristiwa ini murni karena persoalan teknis,” kata Inten.
https://m.suara.com/news/2019/08/05/...sel-dan-taiwan
Punya proyek listrik 35MW banyak yang kritik.. Begitu padam mencak2.. Padahal daerah dia sumber listrik minim.. Malu lah sama yg d pelosok pelosok dan d pedalaman 2 yg listrik pun idup mati idup mati ato bahkan belum pernah nyala sama sekali..
Baru tau gua sekarang klo d indo ada propinsi kelas utama sama propinsi kelas sekian dan terimakasih..