Ahok Akui Cacat Politik, Djarot: Elite Porpol Nggak Usah Takut

Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat, mengatakan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengakui bahwa karir politiknya telah 'cacat'. Oleh karena itu, saat ini Ahok belum berminat untuk kembali masuk ke dalam jabatan politik.

sumber

=============

Cacat Politik.
Dalam kancah perpolitikan, seseorang dianggap cacat bila dia tidak bisa memegang teguh pendapatnya. Artinya, jika pada suatu masa dia berkata A pada orang lain dengan begitu menggebu-gebu dan bak pahlawan kesiangan, maka seharusnya dia juga berkata A pada orang lain yang menggantikan seseorang. Jika tidak, maka orang berpendapat itu bisa dikatakan cacat politik alias muka badak!

Jika seseorang berpendapat berbeda pada kasus yang sama kepada orang berbeda, maka orang ini bisa dianggap sebagai munafik terbusuk. Dan itu masuk kategori cacat politik.

Seseorang yang masuk penjara karena kesleo lidah meskipun maksudnya menyindir orang-orang yang doyan jual ayat, bukan cacat politik. Apalagi masuknya dia karena desakan dan ancaman masif dan dipenuhi dengan sentimen keturunan dan agama, makin jauh lagi menyentuh ambang batas cacat politik.

Tapi, apapun juga, cacat politik bisa dianggap rak berarti apa-apa bila disandingkan dengan cacat moral dan cacat gender, apalagi cacat otak.

Cacat moral itu bisa diumpamakan sebagai orang yang memakai jubah agama tapi suka membuat ditnah dan menjadi tersangka kasus cabul. Cacat moral itu jika seorang pemuka agama tapi memperlihatkan wajah setan yang suka berkata kotor didepan jemaahnya.

Dan cacat gender itu apabila dia merasa menjadi singa jantan tapi ternyata cuma jadi kucing betina. Merasa pantas mati syahid tapi kabur jauh tak berani balik. Merasa sebagai pemimpin besar tapi jadi bahan tertawaan seluruh negeri. Itu yang namanya cacat gender.

Sementara cacat otak, telah dipertontonkan oleh manusia-manusia banci di Pe'A 212. Kemarin menepuk dada, sekarang mengelus dada. Kemarin bilang diundang, sekarang bilang dicekal. Kemarin bilang duitnya tak terbatas, sekarang minta sumbangan.

Kan tai.