Benar-benar malu abis, Ny. Aryani, 26, dari Tangerang ini. Sedang mesum bersama PIL di hotel melati, eh kepergok teman suami yang ikut tim Pekat. Meski sudah minta jangan dibilang ke suami, tapi malah ditelpon supaya datang. Buntutnya jadi tak karu-karuan.

Sudah punya suami mestinya jangan lagi memikirkan tokoh alternatif. Kasihan suami yang sudah kerja membanting tulang, jika istri malah “banting-bantingan” dengan lelaki lain. Apakah tidak takut, bila suatu saat bakal ketahuan. Misalkan tak ketahuan oleh suami, bisa saja dipergoki orang lain yang mengenalnya. Coba, mau ditaruh mana muka ini? Kapstok?


Seorang ibu rumah tangga yang dipermalukan telak gara-gara urusan kemaluan, adalah Ny. Aryani, warga Tangerang, Banten. Dia tak menyangka bahwa saat sedang asyik-asyiknya kencan bersama PIL di hotel, terkena operasi Pekat (penyakit masyarakat) oleh Satpol PP dibantu TNI.


Padahal, salah satu yang merazia justru teman akrab suaminya. Ya habislah, karena anggota TNI itu tak mau diajak kompromi.


Si suami ini pekerja sibuk, sehingga waktunya lebih banyak untuk pekerjaan kantor ketimbang “ngerjai” bini sendiri. Pulang pukul 21.00 malam, nanti pukul 06.00 pagi harus ancang-ancang pergi lagi. Jadi ibarat kata Hendro ini tak pernah melihat indahnya matahari pagi dan sore di rumah sendiri.


Karena terlalu capek, suami nyaris lupa akan kewajibannya sebagai suami. Setiap sampai di rumah habis makan langsung tidur, bangun jam 05.00. Padahal istrinya malam itu sangat merindukan belaian dan dekapan mesranya. Asal istri colak-colek, malah dianggapnya kondektur bis minta ongkos. Duh, duh, sakitnya hati sampai di sini.


Karena suami selalu dingin, kadang Aryani merasa iri dengan istri-istri tetangga. Mereka dapat pasokan dua kali seminggu sesendok makan, sedangkan dia manyun sepanjang minggu, bahkan bulan. Maka setan pun mulai membujuk, “Jika suami sudah tak peduli padamu, ada baiknya mencari tokoh alternatif…..”


Bukan tokoh alternatif untuk 2024, tapi untuk minggu-minggu ini juga. Maka diam-diam Aryani pun mulai tebar pesona, sehingga kemudian nyangkut pada anak muda Wily, 30, namanya.


Namanya anak muda dan ketemu barang baru, tentu saja Wily bisa menjawab segala kerinduan Aryani. Setiap wanita ini kangen, tinggalah cari tempat di hotel mana saja. Kan di Tengerang hotel kelas melati sangat ombyokan jumlahnya.


Jadi, Aryani-Wily tak tahu bahwa Pemda Tangerang akhir-akhir ini sedang menggalakkan operasi Pekat gabungan.


Hotel-hotel melati yang selama ini dicurigai jadi ajang prostitusi, di-sweeping. Hasilnya seperti terjadi beberapa hari lalu, saat Aryani kencan dengan PIL-nya di sebuah hotel Karawaci, eh terkena razia Pekat gabungan.


Tak ayal Aryani dan Wily dibawa ke kantor Satpol PP bersama 8 pasangan mesum lainnya. Awalnya dia mengaku bahwa Wily adalah pacarnya.


Petugas semula percaya. Tapi ndilalah kersaning Allah, salah satu anggota TNI yang ikut dalam operasi gabungan itu justru teman akrab suami Aryani!


Tentu saja dia kaget melihat Aryani terjaring razia. “Tolong ya Mas, jangan diberitahukan suamiku,” mohon Aryani.


Tapi si mas TNI itu bukannya pengertian, justru malah memarahi Aryani. Di kala suami kerja banting tulang di kantor, kok malah “banting-bantingan” dengan lelaki lain. Maka dia segera angkat telpon menghubungi temannya itu, melaporkan bagaimana istrinya tertangkap basah mesum di hotel dengan lelaki lain.


Habis sudah Aryani. Dan satu jam kemudian suaminya memang datang. Melihat Wily langsung saja main kepret, plakkkkk! Untung segera dilerai petugas, sehingga PIL istrinya tak sampai babak belur.


“Kalau tak ingat petugas-petugas di sini, saya bunuh kamu!” ujar suami Aryani galak.


Willy dan Aryani seperti kerupuk disiram sayur. Keduanya pasrah. Untung Satpol PP hanya memberi pembinaan pada para pelakukunya, tak sampai di bawah ke ranah hukum. Tinggal terserah bagaimana urusan Willy dengan suami Aryani, apa mau diteruskan ke polisi. Dan kepada istrinya, apakah Aryani mau dibina apa dilanjutkan ke Pengadilan Agama?


Ada anak nggak, kasihan si Upik jika sampai bercerai.



SUMBER
SUMBER