Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

alamtunggalAvatar border
TS
alamtunggal
Mencari Sejatining AKU II
17. Ga, Guru Sejati Kang Muruki (Guru Sejati yang mengajari). Sumber segala sesuatu adalah Allah yang dipancarkan melalui Sang Guru Sejati/Ingsung, maka hanya kepadaNyalah tuntunan harusnya diperoleh. Petunjuk Guru Sejati hanya dapat didengar dam diterima apabila sudah dapat berhasil meracut busana kamanungsan nya. Disini akan tercapai guruku ya AKU, muridKU yang aki.
18. Ba, Bayu Sejati kang andalani (Dengan bantuan Bayu Sejati). Daya kekuatan sejati yang merupakan bayangan daya kekuatan Allah lah yang mendorong “pencapaian” tingkat-tingkat yang lenbih tinggi atau maksud-maksid spiritual yang berarti.

19. Tha, Thukul saka niat (Tumbuh/muncul dari nuat). Niat menuju kearah sangkan paraning dumadi yang didasari kesucian, tanpa kehenak (selain ridloNya) dari keinginan ataupun pamrih keduniawian. Timbulnya niat suci hanya didasari cinta/kasih illahi.

20. Nga, Ngracut busananing manungsa (nerajut/menjalin pakaian-pakaian kemanusian-nya). Busana kemanungsan adalah empat anasirm yang dimanifestasikan dalam wujud-wujud sedulur papat, serta lima sedulur lainnya. Kesembilan Saudara tersebut harus dikuasai, diracut/dijalin dengan memahami kelebihan dan kekuranannya, agar tercapai “iklim” harmoni/ balance dalam perjalanan manusia hidup di maya pada ini, yang pada akhirnya tercapailah kesempurnaan hidup. Uraian Tentang Sedulur 9 Kodratullah, terjadi dari bayangan Rahsa Jati, wadagnya berada pada kemaluan (dalam persepsi jawa) yang berkecenderungan negative kearah nafsu sahwat. Apabila dapat dikuasai maka akan dapat diarahkan untuk menjadi dasar kekuatan akan keindahan. Wujudullah, yang terjadi dari anasir tanah/bumi, wadagnya ada di aging dan kulit, ini berkecenderungan serakah dan tamak, mau menang sendiri, curang, lamban, malas, serta menjauhkan dari kebaikan. Apabila dapat dikuasai dan diarahkan dapat menjadi dasar kekuatan jasmani dan ketabahan serta tahan akan penderiotaan. Sirullah, terjadi dari anasir Api, wadagnya berada dalam darah. Wataknya berangasan, menunjukkan amarah, tidak sabaran dan gelap mata.Kalau bisa dikendalikan menjadi kemauan, tekad dan ketekunan bahkan menjadi jalan bagi saudara-saudara lainnya dalam mencapai tujuan. Tanpa bantuan dan daya Sirullah maka tidak akan tercapai. Sifatullah, terjadi dari abasir air, wadagnya berada dalam tulang sumsum. Kekuatannya terasakan sebagai kehendak, yang menyebabkan adanya keinginan-keinginan, atau cita-cita. Dapat menjadi saran Karsa Allah. Akan menjadi negative apabila tidak dikendalikan, wujudnya adalah kegiatan kearah kegemaran serta kesenangan yang tidak baik. Dzatullah, terjadi dari unsure hawa, berada di nafas. Mempunyai watak jernih, belas kasih, bakti, cenderung akan hal-hal kesucian. Untuk menimbulkan kesanggupan berkorban atas dasar kasih, mendorong untuk tercapainya ketentraman dalam hidup dengan sesame. Kekuatannya untuk menimbulkan kesanggupan berbakti, penyerahan total, menambah penuntun Sejati/Guru Sejati untuk makin mendekat dan bersatu dengan Allah. Pangaribawa, terjadi dari bayangan Roh Suci, wadagnya berujud tali pusar dan halusnya ada di angan-angan berupa “Cipta”. Merupakan kekuatan paling bawah dari jiwa manusia. Pangaribawa memberi kekuatan kepada fungsi Pancaindera, maka kekuatan ini seyogyanya diarahkan untuk menangkap hal-hal yang positif sesuai ajaran Guru Sejati untuk keutamaan hidup. Prabawa, terjadi dari bayangan Ingsun/Guru Sejati, halusnya berada di angan-angan, berupa “nalar”. Daya kekuatannya melebihi Pangaribawa yaitu memberi kemampuan untuk mengolah semua hal yang dapat ditangkap oleh pangaribawa. Prabawa kemudian mendorong akan timbulnya pertanyaan apa, kenapa, bagaimana, dsb. Untuk menemukan jawaban yang tepat, seyogyanya Prabawa haruslah didampingi erat oleh Dzatullah untuk mendorong kearah kejujuran akan cinta kebenaran agar tidak terjerumus kearah pembenaran tindakan yang salah. Kamayan, merupakan bayangan dari Allah Ta’ala/Pangeran/Gusti Yang Maha Agung (cerminan/bukan wujud Allah), wadagnya berujud Jantung dan halusnya berada di angan-angan berupa “akal budi”. Kekuatannya yang disebut Kamayan atau Maya adalah kekuatan tertinggi dari angan-angan. Kamayan memberi kemampuan untuk memperoleh pengertian-pengertian yang luas dan mendalam mengenai hal-hal yang ditangkap oleh Pangaribawa dan Prabawa, sehingga dapat diambil intinya dan kesimpulannya. Bayu Sejati, terjadi dari daya kekuatan kuasa Allah, wadagnya di tulang ekor sampai sumsum tulang belakang. Mempunyai daya kekuatan luar biasa. Energi kundalini adalah salah satu daya kekuatan yang bersumber dari Bayu Sejati. Uraian Lebih Kanjut tentang Nga (“Meracut Busana Manusia”} Saudara sembilan pada kenataanya tidaklah berada secara terus menerus di bagian wadag seperti yang diuraikan diatas. Halusnya berujud cahaya yang mempunyai warna sendiri-sendiri, Kodratullah-oranye, Wujudullah-hitam, Sifatullah-kuning, Dzatullah-putih, Sirullah-merah, Pangaribawa-kuning emas, Kamayan-putih kemilau. Semua saudara terjadi/tercipta bersamaan dengan turunnya Roh Suci didalam rahim ibu. Kamayan, Prabawa dan pangaribawa ketiga-tiganya menjadi satu merupakan sang “aku” dari manusia (aku disini bukan “pribadi”), yaitu kekuasaan yang diberikan Allah untuk mengendalikan kelima saudara lainnya (sirullah, dzatullah, sifatullah, wujudullah, dan kodratullah). Jadi ketiganya menjadi satu angan-anagan yang bersifat tiga, punya watak dan kekuasaab sendiri-sendiri. Kekuasaan tertinggi adalah Kamayan, kemudian Prabawa, baru Pangaribawa. Dalam bertindak, ketiga-tiganya selalu berbarengan dan membantu/menjiwai/memberi kekuatan tindakan saudara-saudara lainnya. Walaupun menerima kuasa dari Allah, namun tri-tunggal Kamayan-Prabawa-Pangaribawa tidaklah mampu menjamin kesejahteraan jiwa. Yang dapat menjamin kesejahteraan dan keharmonisan jiwa manusia hanyalah Tri Tunggal Mahasuci. Allah, Ingsun dan Roh Suci. Kesembulan Saudara; Bayu Sejati, sirullah, dzatullah, sifatullah, wujudullah, kodratullah, Pangaribawa, Prabawa dan kamayan, berada dalam badan halusan manusia yang harus dapat dikuasai agar saling bekerja sama dengan baik, agar tercapailah keadaan jiwa yang seimbang dan harmonis untuk meningkatkan keutamaan/budi luhur. Sifat angan-angan (Pangaribawa, Prabawa dan Kamayan) cenderung dapat menghalangi masuknya pancaran sinar Illahi adalah karena sifat kedaulatannya yang menimbulkan “aku” manusia. Aku nya manusia kemudian dapat dihinggapi rasa perasaan kuasa. Inilah yang dapat menyebabkan seolah-olah Nur Hidup merupakan cahaya yang bagaikan baying-bayang yang tidak jelas, samara, karena tertutup okeh angan-angan. Wujudullah dan Kodratullah bias sempurna bertindak apabila mendapat daya kekuatan dari Sirullah Sirullah dapat bertindak dengan baik apabila memperoleh daya kekuatan dari Sifatullah Sifatullah yang mengkoordinasikan agar Sirullah dan Wujudullah serta Kodratullah membantu kemauannya. Dzatullah lah yang seharusnya dapat menerangi akan tindakan-tindakan saudara-saudara lainnya. Jadi Sifatullah harus mau menerima pepadang/ penerangan dari Dzatullah, yang kemudian memberi daya kepada Dzatullah untuk dapat menerangi ketiga Saudara lainnya yaitu Sirullah, Wujudullah dan Kodratullah agar berjalan di dalam kebenaran dan kebaikan. Maka demikian pula Sifatullah tanpa bekerja sama dengan Dzatullah akan menjadi budak Sirullah, Wujudullah dan Kodratullah yang cenderung diajak berjalan kearah ketidak baikan/hal negative. Semua hal tersebut, agar dapat terlaksana menjadi tindakan, apabila dibantu/dijiwai oleh ketiga saudara : Pangaribawa, Prabawa dan kamayan. Jadi tiga saudara inilah yang seharusnya menuntun dan memberi jalan kepada Dzatullah agar menjadi kuat dan menggandeng Sifatullah. Angan-angan menjadi terang apabila mendukung Dzatullah agar selalu membawa kearah keinginan dan tindakan yang luhur dan membangun watak utama. Kalau nafsu-nafsu (kelima saudara) dapat dikendalikan/dikuasai, maka angan-angan atau ketiga saudara (Pangaribawa, Prabawa dan Kamayan) menjadi lebih mudah dikendalikan, dikumpulkan menjadi satu dalam hati sanubari, janganlah sampai berhubungan dengan otak. Hal ini sangat diperlukan dalam upaya untuk menerima “anugerah” tuntunan dari Ingsun/Guru Sejati. Bayu Sejatilah yang pada akhirnya direngkuh untuk memberi daya lebih untuk tujuan-tujuan spiritual maupun hal-hal kebaikan lainnya yang “lebih jauh” Apabila kesembilan saudara sudah dapat dikuasai, dikendalikan dan patuh kepada aku sejati ya Roh Suci manusia, maka Wujudullah menjadi dasar kekuatan, Sirullah tidak sabar akan kebaikan, Sifatullah menjadi lantaran keinginan dan kehendak, Dzatullah menjadi sempurna kesuciannya dan panembahnya kepada Ingsun/Guru Sejati/Rasul Sejati dan kepada Allah. Dimana Pangaribawa, Prabawa dan kamayan menyatu menjadi satu cipta luhur atau akal budi yang jernih, didalam ketenangan/ketentraman yang eneng, dan akan terwujudlah jalan rahayau kearah kemulyaan langgeng, Alam Sejati maka itu mari kita rajin-rajin bermujahadah/bersholawat wahidiyah dan selalu ingat sumpah di hadapan guru  selalu banyak-banyak mengoreksi diri insya alloh tuhan akan memberi hidayah dan petunjuknya.

0
1.6K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Spiritual
SpiritualKASKUS Official
6.3KThread2.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.