Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Fakta tentang Death Adder, Ular yang Tewaskan Bripka Desri Sahrondi

AboeyyAvatar border
TS
Aboeyy
Fakta tentang Death Adder, Ular yang Tewaskan Bripka Desri Sahrondi

Fakta tentang Death Adder, Ular yang Tewaskan Bripka Desri Sahrondi

TNI kembali berduka. Di tengah upaya alat pertahanan negara ini berjuang mempertahankan NKRI dari kelompok separatis Papua Merdeka, salah seorang prajurit terbaik harus gugur di medan tugas. Memang prajurit itu tidak gugur karena peluru musuh, tapi karena gigitan seekor ular berbisa.

Adalah Brigadir Kepala (Bripka) Desri Sahrondi (40), wafat pada Senin pagi, 29 Juli 2019, di RS Mitra Masyarakat Mimika, Papua.

Beliau digigit seekor ular mirip ular Derik pada tangan kanannya, pada hari Sabtu, 27 Juli 2019. Meski sempat mendapat perawatan medis, namun nyawanya tak terselamatkan.

Kejadian bermula saat Bripka Sahrondi bertugas menjaga teman-temannya yang sedang mandi di Kali Iwaka. Beliau duduk di sebatang pohon tumbang, dan meletakkan tangannya di batang pohon tersebut. Tiba-tiba seekor ular muncul dari bawah pohon, dan menggigit tangannya itu.

Bripka Sahrondi berhasil menangkap ular tersebut dan memasukkannya ke dalam botol bekas air mineral, sebelum dirinya ditolong dan dibawa ke rumah sakit oleh teman-temannya.
***
Lalu, ular jenis apa sih yang menggigit Bripka Sahrondi itu? Bagaimana tingkat bahaya racun (bisa)nya?

Fakta tentang Death Adder, Ular yang Tewaskan Bripka Desri Sahrondi

Berikut beberapa fakta tentang ular tersebut.


1. Nama Latinnya Acanthophis Antarcticus

Ular ini biasa disebut Death Adder, dengan nama ilmiahnya Acanthophis Antarcticus. Ular ini banyak terdapat di Australia, dengan panjang maksimal umumnya berkisar antara 70-100 cm.

Ular ini pertama ditemukan oleh George Shawas pada tahun 1802, dan diberi nama Boa Antarctica, lalu diganti namanya menjadi Death Adder di tahun 1803 oleh François Marie Daudin.


2. Bentuknya Mirip Ular Derik

Secara fisik ular ini sangat mirip dengan ular derik. Karena itu, awalnya Bripka Sahrondi diduga digigit oleh ular derik. Perbedaan utamanya adalah sisiknya yang lebih tebal dan keras. Selain itu, tingkat racunnya lebih tinggi (lebih mematikan) dari ular derik. Gerakan serangannya sangat cepat, sekitar 0,15 detik.


3. Racunnya Mengalir Melalui Kalenjar Getah Bening

Tidak seperti racun ular pada umumnya yang mengalir di tubuh korban melalui darah, racun ular ini mengalir melalui kalenjar getah bening. Karena itu, penyebarannya dalam tubuh lebih cepat, dan agak susah penanganan pertamanya.

Racun ular ini dapat menyebabkan gagal nafas dan gagal jantung, sehingga mempunyai risiko kematian yang tinggi.

Bisa ular ini bekerja dengan cara memblok saraf-saraf dalam tubuh, sehingga korban dapat mengalami kelumpuhan otot.


4. Anti Toksinnya Mahal dan Langka

Satu vial anti toksin ular ini harganya mencapai 80 juta rupiah lebih. Selain harganya yang relatif mahal, untuk mendapatkannya juga susah, sebab hanya tersedia di Australia. Belum lagi proses ijin impor, yang kadang memerlukan waktu antara 3 – 6 bulan. (*)

Dengan demikian, harus hati-hati dan waspada terhadap ular ini.
***
Ref 1Ref 2 Ref 3
Diubah oleh Aboeyy 25-11-2019 07:46
adestiey
mainida
tien212700
tien212700 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
2.5K
12
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.