TRIBUN-MEDAN.COM - Berbagai upaya dalam menekan angka kriminalitas terus dilakukan Polrestabes Medan.

Aksi kejahatan jalanan yang sering terjadi belakangan ini, membuat warga Kota Medan resah.

Namun, berbagai cara dilakukan petugas yakni melakukan razia dan mengungkap berbagai kasus.

Polrestabes Medan juga terus mendorong agar perda pemasangan kamera pengintai (CCTV) secepatnya dapat terwujud.

Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Dadang Hartanto mengatakan pihaknya akan melakukan koordinasi yang intens terkait pemasangan CCTV ini.

"Iya benar, CCTV sangat membantu petugas dalam mengungkap berbagai tindak kejahatan. Kami akan lakukan koordinasi secara intens agar Perda pemasangan CCTV segera terwujud," jelasnya.

Informasi yang berhasil dihimpun, wacana ini, sebelumnya sempat dibahas saat Kapolrestabes menerima rombongan kunjungan Komisi A DPRD Medan pada Desember 2018.

Dalam keteranganya, Kapolrestabes mendukung legislatif agar mendorong lahirnya peraturan daerah (perda) soal penggunaan kamera pengintai (CCTV) di Kota Medan.

Karena, CCTV dapat dijadikan alat bukti yang membantu petugas dalam mengungkap kasus kejahatan.

"Kami berharap ada aturan khusus atau Perda yang secara spesifik mengatur soal penggunaan CCTV. Jadi setiap pelaku usaha yang atau perumahan wajib memasang CCTV. Ini akan sangat membantu petugas dalam mengungkap kejahatan di Kota Medan,"ungkapnya Kapolrestabes beberapa waktu lalu.

Meski selama ini masyarakat sudah mulai menyadari pentingnya pemasangan kamera pengintai, sambung Dadang, namun jumlahnya masih kurang.

Angkanya sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan negara lain.

"Kalau di Kota Medan paling masih ratusan atau ribuan. Sedangka di kota-kota lain di luar negeri pemasangan CCTV mungkin saja mencapai 100 ribuan titik bahkan lebih,"katanya.

https://medan.tribunnews.com/2019/07...atnya-terwujud
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tiap hari di site2 media sosial medan, seperti medantalk,dll, masuk belasan rekaman CCTV kerajinan tradisionil mukapetak sumut, mulai dari pemerasan, perampokan ruko, begal motor, jambret, dst

Hanya 1-2 video dari 10 video, yang mampu diusut oleh aparat, itupun karena viral akibat dishare ke berbagai medsos2 internasional seperti facebook, instagram, dll

Rata2 yang ketangkap pun ngaku sudah 5-30 kali beraksi, dan preman yang ketangkap hanya dihukum teken2, terus lepas, terus meras lagi dan ancam bunuh yang sebarin video nya, juga ketua ranting tempat mereka nyetor tidak ditangkap, alias kerja setengah hati, tidak tuntas hingga ke akar akarnya

Lihat saja pusat kota medan, dari jalan katamso,jalan wajir, jalan multatuli, jalan lebong, jalan yoserizal, jalan pandu raya hingga jalan pemuda dan sekitarnya, semua nya full CCTV, tapi preman tetap leluasa beraksi bebas

Mau 1 juta CCTV pun di medan/sumut, kalau perilaku aparat nya tidak diperbaiki dan tidak ada UU NASIONAL untuk SOP premanisme/terrorisme, sama saja bohong, hanya nguras uang pajak rakyat

Apabila jumlah CCTV bertambah drastis di medan, tapi kelakuan aparat nya tetap begitu2 saja, tidak pernah mau usut tuntas, alias tangkap preman tapi tidak tangkap ketua ranting nya, tangkap begal tapi tidak tangkap penadah nya, tangkap ini itu tapi tidak usut tuntas jaringannya, maka hasil akhir nya :

1. Jagat medsos akan penuh sekali dengan rekaman CCTV kerajinan seni tradisionil mukapetak sumut

2. Wibawa dan kepercayaan masyarakat terhadap negara akan jatuh lebih dalam ke jurang tiada dasar

3. Investor dalam negeri maupun mancanegara akan lebih tertarik untuk menjauhi medan/sumut

4. Industri pariwisatak pasti hancur bangkrut karena sepi turis dan tak kuat bayar uang ceb0k makpetak sumut



CCTV tanpa tindakan, ibarat sayur tanpa garam