Apa jadinya jika Superman menjadi seorang komunis? Pertanyaan unik ini akan segera terjawab saat DC merilis film animasi Superman: Red Son pada tahun depan.

Diangkat dari komik berjudul sama yang diterbitkan oleh Elseworlds (penerbit komik di bawah DC, Red) pada 2003 lalu, Superman: Red Son menceritakan kisah alternatif dari Superman. Mengambil latar tahun 1950, alih-alih mendarat di Kansas, Amerika Serikat seperti kisah sebenarnya, pesawat si Manusia Baja mendarat di Uni Soviet (sekarang berganti nama menjadi Rusia, Red).

Dalam komiknya, sosok Clark Kent yang merupakan alter ego dari Superman juga ditiadakan. Karena merupakan aset perang Uni Soviet, ia tidak memiliki identitas lain di Rusia. Ia hanya dikenal sebagai Superman.

Perbedaan paling mencolok terletak pada baju yang dikenakan. Jika selama ini publik mengenal Superman dengan lambang ‘S’ di dadanya, maka tidak demikian dengan Superman versi Rusia ini. Sebagai gantinya, Superman mengenakan lambang palu dan arit di bajunya. Palu dan arit sendiri merupakan salah satu lambang paham komunisme yang dianut oleh Uni Soviet.

Pengumuman tentang pembuatan film animasi Superman: Red Son dilontarkan oleh DC dalam event San Diego Comic-Con 2019. Meski tanggal rilisnya belum jelas, namun film animasi ini akan menjadi film pertama DC di 2020 mendatang.


https://hargo.co.id/berita/superman-...erikutnya.html