Baru-baru ini, kasus ikan asin jadi begitu viral. Akan tetapi, kasus tersebut hanya salah satu contoh saja yang tidak akan kita bahas di sini karena yang akan memen bahas adalah penyebab terjadinya hal di atas!

Selain kasus ikan asin, kasus kontroversial lainnya yang pernah dilakukan oleh publik figur yang dilakukan oleh pejabat, misalnya kasus kebohongan oleh Ratna Sarumpaet.

Kasus kontroversial yang dilakukan oleh artis, misalnya mengunggah foto atau video tak senonoh yang nyaris tanpa busana ataupun perilaku yang tak sesuai dengan adat ketimuran.

Ada pula perilaku kontroversial yang dilakukan oleh non publik figur, seperti kelakuan bocah "jaman now" yang makan sebungkus sasa kemudian di post di medsos.

Kasus konflik yang terjadi pada publik figur, misalnya perseteruan antara Dewi Persik dengan keponakannya sendiri, yaitu Rosa Meldianti, perseteruan Lucinta Luna dengan DJ Dinar Candy atau perseteruan Nikita Mirzani dengan beberapa artis, seperti Syahrini - Reino, Rosa Meldianti dan Anwar Fuadi baru-baru ini.

Sementara itu, ada juga kasus settingan yang sengaja diciptakan untuk menarik perhatian dan minat publik. Biasanya demi mendongkrak suatu film.

Masih banyak lagi kasus kontroversial dan konflik yang dilakukan oleh publik figur, non publik figur, youtuber, selebgram dan bocah-bocah. Baik yang dilakukan secara perseorangan maupun secara berkelompok.



Tentunya, para pelaku melakukan kedua hal tersebut dengan tujuan tertentu. Ada yang bertujuan untuk menutupi suatu kebenaran karena rasa malu dengan menciptakan drama.

Ada yang melakukannya demi mendapatkan simpati publik, ada pula demi popularitas dan eksistensi semata. Apapun alasannya, hal tersebut tidak dibenarkan.


Terutama, jika melakukannya demi popularitas atau eksistensi. Celakanya, seringkali orang-orang yang melakukan hal tersebut adalah orang-orang tanpa prestasi sehingga tak ada dari dirinya tersebut yang dapat menjadi inspirasi bagi orang lain.

Hal ini juga termasuk pada beberapa pihak yang biasanya turut campur, memperkeruh suasana dengan jalan numpang tenar alias numpang pansos (panjat sosial).



Benar gak, sih anggapan di atas bahwa netizen adalah penyokong terbesar atas maraknya kasus kontoversial, settingan dan konflik?

Menurut memen, sih, yes! Karena orang-orang ini seolah diberi tempat dan diberi jalan oleh para netizen itu sendiri. Coba kita renungkan, kenapa para pelaku melakukannya di medsos?

Itu karena di era digital ini, hampir semua orang memiliki gawai dengan medsos di dalamnya. Awalnya, suatu kasus tersebut hanya berada di akun pribadi atau segelintir orang.


Lalu, di repost oleh akun-akun gosip yang dilanjutkan lagi oleh para pengikutnya sehingga semakin banyak yang like, repost dan komentar di postingan tersebut sehingga menjadi viral.

Sesuatu yang viral biasanya akan diangkat ke televisi sehingga yang tadinya hanya berada di dumay (dunia maya) akan semakin meluas beritanya ke seluruh Indonesia.

Pelaku dan pihak-pihak yang terkait akan diundang ke acara-acara talk showuntuk memberi klarifikasi. Tak hanya di televisi, mereka juga akan diundang oleh para youtuber.

Dengan begitu, netizenlah yang telah memberi jalan kepada mereka untuk sampai pada tujuannya.



Memen sering lihat dan membaca komentar para netizen yang berkata bahwa postingan yang di post oleh suatu akun gosip itu tak bermanfaat, tak penting dan semacamnya lah pokoknya yang menyatakan bahwa mereka tidak suka dengan postingan tersebut.

Sering pula kita lihat jumlah like dan komentar yang mencapai angka ribuan hingga puluhan ribu dalam sebuah postingan yang tak bermanfaat dan tak patut direpost karena bukan contoh yang baik.

Kebanyakan, postingan di medsos atau youtube tak pantas dilihat oleh anak-anak di bawah umur. Sementara, postingan yang menginspirasi juga ada banyak tapi kurang diminati sehingga tenggelam.


Mungkin, kita berpikir bahwa umur kita sudah di atas 17 tahun dan merasa sah-sah saja jika kita like, komentar dan repost berbagai jenis postingan tapi sebenarnya itu akan berdampak pada pengikut di bawah umur yang followakun kita dan melihat postingan kita.

Gampang saja untuk menghentikan ulah para pengabdi medsos. Abaikan saja postingan yang berisi berita tentang settingan, kontroversi dan konflik yang di post.

Jangan beri like, komentar ataupun repost agar apa yang diinginkan oleh para pelaku itu tidak tercapai sehingga usaha mereka gagal dan hanya rasa malu yang mereka dapatkan.

Dengan begitu, orang-orang yang ingin terkenal dan eksis tak memiliki cara lain lagi selain membuktikan diri mereka lewat prestasi ataupun lewat karyanya yang mampu menginspirasi.