Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

lilungtermuxAvatar border
TS
lilungtermux
Sejarah Tahu Kuning Kediri




Di Indonesia, Kediri adalah kota dengan produksi tahu terbesar, yang membedakan tahu khas Kediri dengan daerah lain adalah dari segi warna dan tekstur. Tahu di Kediri tidak hanya berwarna putih tetapi berwarna kuning dan biasa disebut Tahu Takwa. Menurut Aminudin Kasdi (2005), nama “takwa” sendiri berkaitan dengan bahan baku pewarna dari rempah – rempah yang berasal dari Cina. Dari segi tekstur, tahu takwa lebih padat dan berisi, serta kenyal. Keberadaan tahu di Kediri tidak serta merta ada begitu saja. Semua ini tak lepas dari peran pendatang Cina yang menetap di Kediri.

Pada tahun 1900, mulai terjadi migrasi besar warga Tiongkok ke Indonesia. Dari ribuan imigran yang datang, beberapa diantaranya memasuki wilayah Kediri dan merintis pembuatan pabrik tahu yang hingga kini masih berdiri kokoh di Kediri (Majalah Mosaik, Januari 2005). Pada tahun 1901, Lauw Soe Hoek (Bah Kacung) yang datang langsung dari Cina mulai mendirikan usaha tahu pertama di Kediri. Lambat laun, usaha tahu kuning yang didirikan mbah Kacung mendorong kawan-kawan seperjuangannya, yang berasal dari Cina untuk mendirikan usaha makanan asli negeri mereka di tanah rantauannya, yaitu Kediri.

Berdasarkan data klasik, hubungan antara Kediri dan Cina sudah berlangsung sejak lama, bahkan sejak awal kerajaan Kediri. Berdasarkan prasasti Pucangan peninggalan Airlangga, menggambarkan bahwa kondisi ekonomi masyarakat Kediri pada saat itu adalah berdagang. Dalam perdagangan, Kediri berperan penting sebab dapat berhubungan langsung dengan Tiongkok dan India. Posisi kerajaan Kediri yang memiliki peranan penting hingga terdengar ke negara-negara lain khususnya Cina.

Hal yang perlu diperhatikan adalah ketika orang-orang Cina yang menetap di Kediri, memilih warna kuning sebagai pembeda dalam produk asli olahan dari negeri mereka, yaitu tahu. Padahal jika ditinjau dari kemudahan pencampuran bahan, warna hijau dan hitam justru lebih mudah untuk dibuat. Misalnya warna dasar hijau yang terbuat dari pandan dan warna hitam dari klaras. Ternyata, ditinjau dari aspek historis, warna kuning sudah identik dengan Kediri sejak masa kejayaan kerajaan Kediri. Hampir semua aspek penting di Kediri menggunakan warna kuning sebagai identitas diri.

Berdasarkan catatan Chu Ku Fei dari Cina yang mengunjungi Kediri pada abad XII menyatakan bahwa warna kuning adalah warna hiasan gedung – gedung resmi pada masa itu yang berarti menggambarkan kebesaran dan kemegahan tampuk pimpinan. Warna kuning juga menjadi identitas kebangsawanan masyarakat Kediri yang dituangkan dalam aspek fisik seperti warna rumah dan pakaian sehari-hari. Warna kuning juga sering dikombinasikan dengan warna hijau dalam panji-panji kerajaan Kediri. Dalam Geschiedenis van Nederlandsch Indie, N.J. Krom memaparkan bahwa kombinasi warna kuning – hijau telah lama dikenal oleh rakyat Kediri dan menduduki arti istimewa dalam hati dan jiwanya.

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa Kediri sudah berhubungan dengan Cina sejak abad XII. Di sisi lain, tahu sudah berkembang di Cina sejak 2200 tahun yang lalu yaitu pada 185 tahun sebelum Masehi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kunjungan Chu Ku Fei ke Kediri dan berdasarkan informasi dari prasasti Pucangan mengenai kunjungan dan kontak sosial Cina dan Kediri, Cina sudah memperkenalkan tahu namun belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Secara politis, tahu kuning juga mengandung makna bahwa Cina dan Kediri telah menjalin hubungan sosial sejak lama. Aspek-aspek identitas dan budaya asli yang dibawa pendatang dari Cina dituangkan melalui tradisi mengolah makanan. Maka muncullah tahu kuning. Penyematan “kuning” pada hasil budaya yang dibawa pendatang Tionghoa menjadi simbol bahwa para pendatang dari Cina tersebut juga telah menjadi bagian dari Kediri.

Keberadaan tahu kuning di Kediri tidak terlepas dari peran Bah Kacung. Sejak 1901, usaha pembuatan tahu yang dirilis oleh Bah Kacung masih konsisten berdiri hingga sekarang. Dahulu, proses distribusi ke tangan konsumen masih mengandalkan penjaja tahu keliling. Bah Kacung layak dinobatkan sebagai pelopor pabrik tahu di Kediri. Sejak berdiri, pabrik Bah Kacung telah beberapa kali berpindah tempat. Sudah selayaknya pemerintah menetapkan tempat berdirinya pabrik tahu pertama ini sebagai cagar budaya.

source ; http://aremamedia.com
0
1.3K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & XenologyKASKUS Official
6.5KThread10.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.