matthysse67Avatar border
TS
matthysse67
Cewek Pendaki Gunung Rinjani Disetubuhi Saat Hipotermia . Penjelasan ahli ???
Perempuan Pendaki Gunung Rinjani Disetubuhi Saat Hipotermia, Ini Penjelasan Para Ahli

 July 24, 2019 11:22 am GMT+0700



Baru-baru ini media sosial diramaikan dengan pembicaraan tentang seorang perempuan yang mendaki Gunung Rinjani yang terkena hipotermia. Diketahui, demi menyelamatkan nyawanya, perempuan pendaki itu disetubuhi agar suhu tubuhnya tetap hangat. Menanggapi hal tersebut, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani ikut angkat bicara.

Sudiyono selaku Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani mengatakan bahwa cerita tentang perempuan pendaki hipotermia yang disetubuhi tersebut belum tentu terjadi di Rinjani.

“Belum tentu, kalau saya tidak yakin itu terjadi di situ (Rinjani),” kata Sudiyono.

Lebih lanjut, ia mengatakan, kawan-kawan guide dan pramuantar di Gunung Rinjani juga memprotes berita yang diceritakan seolah-olah terjadi di Rinjani itu. Padahal, jalur pendakian Rinjani baru saja dibuka kembali setelah gempa mengguncang Lombok beberapa bulan lalu.




willykurniawanid
16rb pengikut Lihat Profil
Lihat Lainnya di Instagram
857 suka
willykurniawanid
Saat mendaki gunung menjadi tren banyak sekali hal2 yang memprihatinkan sampai ke tindakan asusila !
__
Secara teori penanganan hipotermia dengan Skin To Skin bukanlah menyetubuhi ! Jadi salah kaprah !! Kalau korbannya cowo 😱😱 diapain?
__
Banyak hal saat ini yang sebenernya salah, tapi karena sering dilakukan akhirnya jadi pembenaran.
__
Ayolah guys informasi mudah di dapat saat ini tinggal di saring dan banyak sekali komparasinya
__
Sungguh memprihatinkan seorang pendaki mampu menulis comment kronologi seperti itu, entah apa yang ada dalam hati dan otaknya ??
__
Jangan sampai hal ini terulang kembali !!!
__
No bully ya, tanggapi dengan diskusi jernih



Sementara itu, ia juga mengatakan bahwa di jalur Sembalun ada perempuan guide sehingga perempuan pendaki bisa lebih nyaman saat mendaki.

Terkait hipotermia, Sudiyono mengatakan saat berada di ketinggian, suhu tubuh seseorang bisa saja turun dan mengalami hipotermia. Namun, hal tersebut tergantung dari daya tahan tubuh masing-masing pendaki.

Untuk itu, Sudiyono mengatakan bahwa seorang pendaki harus memiliki persiapan, salah satunya dengan membawa pakaian hangat dan bekal makanan untuk mencegah hipotermia.



“Orang mendaki ini kan harus persiapan. Maka, ketika check in pack in dan pack out untuk pengecekan barang yang akan naik juga harus ada standar yang harus dipenuhi. Kalau naik tanpa bekal dan segala macam, kan, itu konyol juga,” katanya, seperti yang dilansir dari Kompas.com.

Sementara itu, Adi Seno Sosromulyono, anggota senior Mapala Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa skin to skin memang salah satu cara untuk mengatasi hipotermia, tapi tidak disetubuhi.

“Cukup berpelukan dalam kantong tidur atau selimut agar panas tubuh penyelamat berpindah ke penyintas atau penderita. Tapi metode ini dipilih jika sudah parah saja,” kata Adi Seno, seperti yang dikutip dari Kompas.com.



Lebih lanjut, ia juga menjelaskan ada beberapa gejala hipotermia antara lain menggigil, mengigau, tidak fokus, bahkan pingsan.

“Saat menggigil, ini adalah usaha tubuh menaikkan suhu tubuhnya sendiri yang artinya suhu inti menurun,” katanya.

Jika terdeteksi gejala hipotermia, harus segera dilakukan pencegahan, seperti pakaian penyintas diganti dengan pakaian yang kering dan hangat, masuk sleeping bag atau selimut thermal, serta diberi asupan makanan minuman hangat.

Jika sedang berada pada suhu rendah, basah atau angin yang kencang, sesama pendaki juga harus saling memperhatikan gejala hipotermia ke masing-masing rekan dan diri sendiri.

“Jika ujung-ujung tubuh, seperti tangan, kaki, telinga, dan hidung terasa beku, itu awal hipotermia. Bisa juga dalam lingkungan es salju sengatan beku atau frost bite. Hipotermia ini tidak terjadi tiba-tiba. Selalu ada gejala,” kata Adi Seno.

Untuk menghindari hipotermia, menurut Adi Seno, sebaiknya pendaki menghindari cuaca ekstrem dengan berlindung di tenda dan mengenakan pakaian dan perlengkapan yang sesuai. Selain itu asupan juga harus cukup sekitar 2.000 hingga 4.000 kalori.

Pendaki juga bisa bergerak karena akan menghasilkan panas yang tersimpan dalam pakaian pelindung yang memadai, seperti jaket dan sarung tangan.

Lebih lanjut, Adi Seno menjelaskan jika terjadi badai di ketingian lebih dari 5.000 meter dengan kecepatan angin mencapai 100 km per jam, satu-satunya cara untuk menyelamatkan diri adalah berlindung hingga badai reda.

Sementara itu, Sudiyono berharap agar di Gunung Rinjani ada bungker, yaitu tempat yang permanen untuk petugas. Bungker tersebut memiliki dua sisi permanen dari tembok sehingga bisa untuk menyalakan perapian agar udara di sekitar hangat jika terjadi kasus hipotermia di Gunung Rinjani.

http://beritao.com/?p=154864




gambar mulustrasi sudah ane sesuaikan dengan isi thread dan semoga bisa membuat imajinasi melayang.....


kalo lo pada terhibur berarti ane dapet pahala....



emoticon-Wakaka
Diubah oleh matthysse67 24-07-2019 12:13
Werewolfvez
gargantuar89
mbahgatel
mbahgatel dan 15 lainnya memberi reputasi
14
10.9K
64
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.6KThread40.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.