n4z1.v8Avatar border
TS
n4z1.v8
Bukalapak Tepis Isu Gandeng Lembaga Donasi Terafiliasi Gerakan Radikal


Bukalapak Tepis Isu Gandeng Lembaga Donasi Terafiliasi Gerakan Radikal

Jakarta - Bukalapak menepis isu pihaknya bekerjasama dengan lembaga donasi yang terafiliasi dengan gerakan radikal. Isu itu dianggap menyesatkan.

Isu itu berawal dari tulisan netizen di Facebook yang mengungkap bahwa Bukalapak memberi opsi donasi melalui Aksi Cepat Tanggap (ACT). ACT kemudian dituding terafiliasi dengan ISIS. Isu ini lalu menyebar lewat WhatsApp dan Twitter juga.

ACT sudah tegas menepis isu terafiliasi dengan gerakan radikal dan ilegal. Bantahan yang sama juga disampaikan oleh Bukalapak.

"Kami menyesalkan adanya informasi tidak akurat di media sosial yang mengatakan bahwa Bukalapak bekerja sama dengan lembaga penyalur donasi yang terafiliasi dengan gerakan radikal dan ilegal. Informasi itu tidak benar dan dapat menyesatkan masyarakat," demikian bunyi pernyataan tertulis Bukalapak di situsnya, Selasa (23/7/2019).

Tak hanya ACT, Bukalapak selama ini bekerjasama dengan BAZNAS, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Rumah Yatim, dan Kitabisa untuk menyalurkan donasi dari pengguna aplikasi. Semuanya adalah lembaga kemanusiaan yang tersertifikasi pemerintah.

"Bukalapak mengimbau masyarakat untuk tidak mempercayai dan turut menyebarkan hoax yang beredar di berbagai jejaring media sosial dan WhatsApp Group ini," ungkap Bukalapak.

Sebelumnya, Aksi Cepat Tanggap (ACT) telah menepis anggapan bahwa lembaga ini berafiliasi dengan geraka radikal dan ilegal di Indonesia. Menurut Vice President ACT, Ibnu Khajar, pihaknya akan terus berkarya dan mengajak semua masyarakat untuk menebar kepedulian.

"Kami menyesalkan adanya informasi tidak akurat beredar di publik yang memfitnah lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) terafiliasi dengan gerakan radikal dan ilegal di Indonesia. Informasi itu tidak benar dan dapat menyesatkan masyarakat. Prinsip dasarnya adalah kita berbuat kebaikan dengan apa yang ada. ACT mengajak masyarakat untuk peduli tetap memberikan bantuan kepada yang membutuhkan sampai fitnah itu tidak terbukti," ucap Ibnu dalam keterangan tertulis pada Selasa (23/7/2019).

Ibnu juga mengklarifikasi bahwa isu yang beredar tentang lembaganya berafiliasi dengan gerakan radikal adalah tidak akurat. Ia juga mengajak para mitra ACT untuk tetap menebar kepedulian kepada masyarakat karena akan selalu ada pihak yang tidak suka dengan kebaikan yang dilakukan lembaganya.

"Kami mengimbau masyarakat untuk tidak mempercayai dan turut menyebarkan berita hoax yang disebarkan melalui jejaring media sosial dan WhatsApp Group ini. Kita paham bahwa setiap kebaikan selalu ada pihak yang tidak menyukai karena beberapa alasan. Cara yang mereka yang lakukan adalah menebarkan fitnah. Cara memenangkannya adalah berkarya. Kami berharap kepada semua mitra untuk terus mengajak semua masyarakat untuk menebar kepedulian," tambah Ibnu.
sumber

===============

Teroris dan pemuja Khilafah itu mirip Ular beludak.
Ada kepalanya, ada lehernya, ada perutnya, ada buntutnya. Kepalanya adalah pemimpin, lehernya adalah jaringan, perutnya adalah pengumpul donasi, buntutnya adalah para kader.

Masih ingat soal kenyinyiran CEO Bukalapak saat Pilpres?



Nampaknya ini bukan omong kosong. Dan ribut-ribut soal kerjasama antara Bukalapak dengan ACT atau Aksi Cepat Tanggap, memunculkan banyak rumor mengenai sisi gelap CEO Bukalapak. Benarkah CEO Bukalapak terafiliasi dengan para pemuja Khilafah?

Jika kita mencermati sepak terjang ACT, maka kita akan teringat dengan Bachtiar Nasir, manusia pengecut yang sampai sekarang tak berani pulang ke Indonesia karena menjadi tersangka pencucian uang. Bicara soal Bachtiar Nasir, maka kita bicara soal GNPF. Bicara soal GNPF, maka kita terhubung dengan kasus Ahok. Bicara soal Ahok, maka kita teringat dengan FSA yang mengancam Ahok melalui tulisan tangan dan foto mereka dari Aleppo, padahal gak ada urusannya antara FSA dengan dalam negeri Indonesia, apalagi Jakarta. Bicara FSA, kita teringat dengan IHR, badan amal sayapnya ACT. Bicara ACT kembali teringat Bukalapak. Paham sekarang?

Kembali bicara soal Ular Beludak, kepalanya adalah pemimpin pro Khilafah yang suka membawa-bawa nama ummat dan menjual agama demi syahwat kekuasaan. Lehernya adalah jaringan mereka dalam partai, pengajian-pengajian mahasiswa dan sosial media. Perutnya jaringan bisnis online, travel, dan badan amal. Ekornya adalah para kader.
Semua ini saling bekerjasama, kadang secara tersamar meskipun tercium baunya.

Fitnah, Fakta, dan Dugaan



Mungkin ada beberapa pihak yang menganggap bahwa apa yang dijabarkan ini adalah bentuk fitnah. Tapi mengingat rekam jejak digital sulit terhapus, agaknya klaim fitnah itu akan menjadi mentah. Faktanya, banyak foto-foto yang memuat keterkaitan antara IHR sebagai sayap badan amal ACT terafiliasi dengan pemberontak Suriah. Padahal bekerjasama dengan pemberontak sebuah negara sahabat termasuk dalam kriteria Makar.

Tepatnya, Pasal 139a KUHP tentang makar. Pasal itu menyatakan bahwa makar dengan maksud melepaskan wilayah atau daerah lain dari suatu negara sahabat untuk seluruhnya atau sebagian dari kekuasaan pemerintah yang berkuasa di situ, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.

Dan karena fakta menunjukan bahwa Bachtiar Nasir terindikasi membantu pemberontakan negara lain, maka seharusnya dia juga diancam dengan pasal Makar, bukan hanya pasal pencucian uang.



Bicara dugaan, siapapun berhak menduga adanya keterkaitan antara Bukalapak dengan jaringan pemberontak negara lain, mengingat sepak terjang Bachtiar Nasir yang sekarang kabur ke luar negeri tak berani balik ke Indonesia. Kenapa hubungannya ke Bachtiar Nasir? Kembali lagi karena adanya keterkaitan antara Bachtiar Nasir dengan ACT - IHR - FSA.



Ultimatum

Belum lama ini Presiden Jokowi telah menandatangani sebuah Matra Gabungan Pasukan Khusus yang diberi nama Koopssus yang terdiri dari Detasemen 81, Denjaka, dan Kopassus. Matra gabungan ini untuk menindaklanjuti keadaan Indonesia yang makin mengkhawatirkan, termasuk dalam penyelamatan ideologi negara yaitu Pancasila. Ini adalah ultimatum terakhir bagi para pemuja dan pemimpi Khilafah bahwa negara dan bangsa Indonesia tak akan tinggal diam melihat adanya penggiringan opini yang masif mengenai negara Khilafah.

Cara Kerja Membangun Opini

Bagaimanakah cara kerja para pemimpin dan kader pemuja Khilafah ini? Mudah dicermati sebenarnya.

Pertama, yang dihembuskan adalah isu basi. Dan isu basi yang masih laku di Indonesia adalah isu Komunis. Tudingan Komunis paling mudah disematkan bagi siapa saja yang kontra dengan mereka. Dan ummat dijejali propaganda agar bermusuhan dengan siapapun juga yang tak sejalan dengan pikiran mereka. Setelah isu Komunis, yang kedua adalah isu agama. Dengan berbekal pertentangan agama, maka rakyat diadu domba berdasarkan mayoritas dan minoritas sebuah agama. Dibawah isu agama, disebarkanlah isu keturunan. Bahwa ada sebuah keturunan yang dicap pengkhianat, ada keturunan yang dianggap sebagai pahlawan dan pemilik negeri ini, sementara yang lain hanya penumpang. Setelah ini makin menjadi-jadi, maka disebarkanlah pembelaan terhadap para teroris. Kalau dulu teroris dianggap sebagai syuhada, sekarang teroris dianggap tak punya agama. Padahal jelas yang meledakan diri itu shalat, ngaji, beriman kepada Al-Qur'an dan Al-Hadits, bagaimana bisa dibilang tidak punya agama? Lha jelas para penganut Agnostik dan Atheis tertawa. Padahal mereka tak peduli dengan keimanan, dengan agama, bahkan Tuhan. Untuk apa mereka membenci ummat beragama? Begitu logikanya. Padahal yang menyebarkan paham teroris ya mereka-mereka juga. Ini sama dengan kasus ISIS yang pada saat kemunculannya dipuja bahkan sampai ada dukungan di Bundaran HI. Setelahnya, anjing-anjing ISIS WNI ini lenyap bagai anjing kurap dalam kegelapan malam. Menghilang karena malu.

Melalui Kaskus ini, TS yang masih memegang teguh Merah Putih dalam dada, yang masih bisa menangis jika mendengar lagu Syukur, mengingatkan pada generasi muda bangsa, mengingatkan pada semua orang tua, pahami semua hal yang tak kasat mata, yang sekarang sedang dimainkan oleh para begundal Khilafah. Ingat! Kalau tidak sekarang, maka akan terlambat untuk bergerak menyusun barikade. Tanamkan cinta tanah air dalam keluarga kita.

Itu.
Diubah oleh n4z1.v8 23-07-2019 15:20
bilikikik
nempu
londo.046
londo.046 dan 88 lainnya memberi reputasi
89
11.6K
188
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.7KThread40.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.