Tak sama dengan sikap Amien Rais sebelumnya, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan menegaskan akan memberikan dukungan kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo tanpa syarat.

Sikap ini berbeda dengan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais yang menyebut harus ada pembagian porsi 55:45 sebagai syarat terciptanya rekonsiliasi antara Prabowo dan Jokowi.

Pertimbangan Zulkifli sangat masuk akal, dia melihat bahwa Jokowi bagaimanapun adalah presiden terpilih. Itu artinya dia dipercaya oleh rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi.

Jadi, setelah terpilih, maka Presiden Jokowi sah sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara.

Di sinilah presiden memiliki hak prerogratif untuk memilih kabinetnya sendiri. Amien Rais atau siapapun tak berhak mengatur-atur Jokowi.

Untungnya, Ketum PAN sadar akan posisi tersebut. Sehingga PAN akan akan mendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf sepenuhnya dan tanpa syarat.

Permintaan tak masuk akal dari si tua bangka Amien Rais terkait kursi kabinet itu semakin menegaskan bahwa dirinya adalah sengkuni yang berambisi tinggi untuk berkuasa.

Sikapnya yang menyebut pembagian porsi 55:45 sebagai syarat rekonsiliasi telah menodai makna rekonsiliasi yang digagas Prabowo dan Jokowi demi persatuan dan kesatuan bangsa. Hal itu hanya karena menuruti ambisi politik dan kepentingan kelompoknya saja.

Inilah perbedaan kualitas dua pentolan PAN, Zulkifli Hasan yang memberi dengan setulus hati dengan Amien Rais yang memberi dengan pamrih dan mensyaratkan upeti.

Sungguh tak pantas sebutan negarawan disematkan kepada sengkuni tua itu.