Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

_Hell_Avatar border
TS
_Hell_
Latent Inhibition
Latent Inhibition



Sejumlah akun gelembung sabun yang mungkin kelompok pendukung ahok memang benar-benar konyol. Kita tahu rasa perih itu muncul ketika Jakarta tak lagi jadi kerajaan ahok. Dan Anies Baswedan akhirnya yang memimpin Jakarta. Lebih adem Jakarta. Ya tapi makin gaduh di media dan dengan segala kelucuannya. Terutama media sosial. Dimana tempat para pendukung ahok bergelinding ria dengan segala khayalan dan kebenciannya pada Anies Baswedan. “Susah Move On”, sebut saja.

Baper di acara Kanisius.

Beberapa waktu lalu, saat Anies Baswedan baru dilantik, Adalah Ananda Sukarlan, sikap tak eloknya diperlihatkan. Ia dengan tanpa rasa malu, dan sedikit sakit hati – perih sungguh perih luka kalah pilkada itu – dia dan gerombolan gagal move on lakukan “Walk Out” di acara Kanisius. Sontak kecaman itu muncul dari berbagai pihak. Termasuk Dr. Franz Magnis Suseno atau lebih dikenal dengan panggilan Romo Magnis, juga ikut mengecam.

Rancangan Anggaran DKI Jakarta.
Masih ingat dengan narasi akun-akun gelembung sabun tentang kolam di DPRD? Ya, ramai lagi. Akun seperti Guntur Romli caleg dari partai PSI sangat getol menyerang Anies Baswedan terkait RAPBD DKI Jakarta. Celakanya yang menyusunya adalah Djarot. Rekan junjungannya, King Ahok versia dia dan gerombolannya. Belum lagi gerombolan akun seperti Kang Dede, Lusi HQ, Wakil Gubernur KW, ramai bahas hal ini. Tetapi lagi-lagi menampar wajah sendiri.

Ribut-ribut soal Bunda Paud.

Ini jelas konyol. Kita tahu bahwa saat ahok menjabat yang jadi bunda Paud juga istri ahok, Veronica. Lantas akun-akun gelembung sabun nampaknya mati gaya dengan sebaran hoax dan minimnya informasi. Lagi-lagi kena wajah sendiri.

Plat Kendaraan B 1 UNO.

Ini kesalahan fatal. Ya, hoax yang disebar oleh akun super hoax macam digembok, ditelan mentah-mentah oleh akun gelembung sabun seperti Kang Dede, dengan bangga tanpa koreksi menyebar hoax. Hingga akhirnya narasi media keluar, dan semua membuktikan hoax. Nasib akun-akun gelembung sabun yang sudah menyebarkan dengan penuh kepuasan akhirnya sirna. Pembuat hoax menelan hoax, begitulah.

Pohon Plastik di Trotoar.

Ini yang paling lucu. Mereka ribut perkara pohon plastik, ternyata ornamen lampu, yang juga sudah digunakan jauh sebelum Anies dan Sandi memimpin Jakarta, satu persatu kebodohan dan kebencian yang over dosis malah membuka borok junjungannya.

Tragedi Piala Presiden.

Anies Baswedan mendapat perlakuan kurang pantas saat momen final piala presiden. Pemenangnya DKI Jakarta, tetapi gubernur DKI Jakarta tidak diperkenankan naik podium oleh oknum paspampres, padahal acaranya di Jakarta. Langsung sorak sorai para pengkhayal dan pembenci over dosis ramai di media soaial. Faktanya, king ahok dulu pernah diundang podium, padahal Jakarta tidak menang. Jejak digital memang kejam.

Satu persatu Jakarta ditata, bagi yang waras, akan memandang pembangunan itu berkesinambungan. Melanjutkan dan mendukung program ahok jika bermanfaat, apa salahnya? Lagi pula ahok jadi gubernur juga hasil warisan dari Bapak Jokowi. Dan Djarot juga dapat warisan dari ahok. Kini dilanjutkan Anies dan Sandi.

Masalah Waring dan Kali Item?

Itu kali Item sebelum ahok di Jakarta, sampai ahok jadi gubernur jakarta, hingga ahok masuk penjara, dan mungkin nanti ketika ahok keluar juga mungkin akan hitam. Benar-benar aneh, sejak kapan kali item jadi semerbak haum bak parfum made in Condet? Toh, jaman ahok juga hitam dan bau. Kini solusi waring digunakan untuk mencegah bau karena terkait perhelatan akbar olah raga, Asian Games.

Bendera oh bendera, dipasang dengan bambu.

Akun gelembung sabun nyinyir setengah mati. Katanya gak modal, bikin malu. Menyambut asian games Jakarta bikin malu di bawah pimpinan anies sandi. Padahal bambu tersebut adalah sumbangan warga, dan sempat dicopot dan kemudian dipasang lagi oleh petugas ppsu mengingat anies baswedan menghormati semangat warga yang antusias mendukung asian games. Ya, warga menyumbang. Tetapi akun gelembung sabun tetap berbusa, padahal dia tak lakukan apa-apa untuk event junjungannya.

Kebencian over dosis

Mulai dari anggaran DKI jakarta, Banjir yang saat jaman ahok juga banjir parah, jebolnya tanggul padahal tanggul tersebut dibuat di era ahok, lampu plastik, nyinyir 3 lauk 10.000 di bukber saat ramadhan, hoax banjir masuk gedung bioskop oleh Tolak Bigot RI padahal kebocoran, perkara waring ternyata malah diapresiasi, masalah bunda paud, masalah anggaran paud, masalah penggusuran, masalah OKE OCE, masalah tragedi monas tentang sembako, masalah plat nomor kendaraan B 1 UNO, paling parah adalah pergub reklamasi yang didaur ulang.

Hoax beredar anies baswedan melanjutkan reklamasi, padahal mengelola pulau yang telah dibangun dan diizinkan oleh junjungan mereka. Sementara belasan pulau lainnya distop. Mereka buta payung hukum, membela reklamasi saat ahok berkuasa, menolak reklamasi saat ahok tidak berkuasa hanya untuk menyerang anies basewedan dan sandiuno. Ini kekonyolan berulang.

demikian secuil kasus blunder. jika dibahas lengkap cocok jadi bahan disertasi dengan judul “Sampah Media Sosial Mempengaruhi Kebijakan Pemerintah Daerah”

Khayalan dan kebencian over dosis.

Mereka mengkhayal bahwa berkat ahok Jakarta seperti sekarang, padahal ahok hanya 3 tahun saja. Itupun meninggalkan cacad. Dari mulai reklamasi, izin HGB, skandal sumber waras, aset tanah pemda, penggusuran kampung akuarium dan bukit duri, penggusuran mushola, model maki-maki dan ngamuk hingga keluar kata kotor di stasiun televisi nasional yang ditonton masyarakat Indonesia.

Ada Ali sadikin yang pernah bangun Jakarta, Sutiyoso, fauzi Bowo, mereka berkhayal bahwa ahok tiba-tiba yang membangun Jakarta semuanya.

Kebencian over dosis.

Karena semangatnya dalam membenci, berbagai isu murahan digoreng, tapi akhirnya membongkar kinerja junjungannya sendiri. Akun gelembung sabun korban headline media, mengandalkan capture berita hingga akhirnya kadang terkena wajah sendiri. Bahkan hoax diproduksi secara kompak. Entahlah, benar-benar over dosis. Kebencian sistematis dan selalu berulang dengan kebodohan.

Orang yang sulit untuk move on atau bangkit dari kesedihan dijelaskan dalam istilah Psikologi yaitu Latent Inhibition. Latent inhibition adalah kecenderungan seseorang yang tidak bisa mempelajari hal-hal yang tidak familiar.

Jadi setelah ia sedih, maka ia akan membiarkan kesedihan itu terus menerus singgah. Ia sulit untuk keluar dari kesedihan itu. Jika dikonsepkan dengan orang yang baru putus cinta, hal ini seperti seseorang yang sudah terbiasa bersama kekasihnya, saat ia berpisah maka ia akan sulit untuk menerima perpisahan itu.

Khayalan bahwa, semua dan apa yang ada di Jakarta karena jasa ahok menghantui nalar para pemujanya atau biasa saya sebut dengan akun gelembung sabun, berbusa, tapi rapuh. Hingga akhirnya khayalan itu membuat perih yang berlanjut hingga gagal move on berbuat tanpa kendali, sensitifitas tinggi, hanya berpikir bagaimana caranya dan mencari celah menjatuhkan lawan ahok.

Kematian limbic sistem, nalar yang dibonsai, hingga hilang insting menjadi makluk merdeka.

Lama-lama gila.

Ulah terakhir adalah gaduh di lapangan banteng, peresmian yang dilakukan Anies Baswedan diiringi dengan aksi ahoker yang cenderung sakit. Teriak dan memanggil nama ahok. Well, ini jelas akan menjadi kegaduhan baru. kita tunggu saja aksi berikutnya. Sambil kita usul ke gubernur Anies Baswedan agar membuat tembok ratapan khusus pendukung ahok yang gagal move on, untuk meratapi kegalauan dan sulitnya move on.

sekian. Semoga lekas sembuh.




https://voxjax.wordpress.com/2018/12...an-over-dosis/
Diubah oleh _Hell_ 23-07-2019 11:23
0
369
2
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84.3KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.