Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Games
  • Ingat Masa Kecil, Ingat Kebandelan Yang Pernah Dilakukan

kelayan00Avatar border
TS
kelayan00
Ingat Masa Kecil, Ingat Kebandelan Yang Pernah Dilakukan
sumber kaskus


Masa kecil, masa yang paling indah untuk dikenang. Canda, tawa, tangis, air mata semua  mewarnai kehidupan ane semasa kecil. Warna-warni kehidupan inilah yang mau ane ceritakan.
 
Ane anak terakhir dari tiga bersaudara. Kakak pertama perempuan, ke dua laki-laki. Selisih usia kami sekitar tiga tahun. Ane yang paling bandel, keras kepala dan jika menangis sanggup berjam-jam nggak berhenti.
 
Mungkin karena itu ane pernah diceburin ke kolam samping rumah oleh Pakde. Suara ane juga pernah direkam menggunakan tape Rekorder. Bukan suara lagi nyanyi, atau suara lagi ketawa yang bikin gemes, tapi suara tangisan. Waktu itu ane menangis berjam-jam. Berbagai cara untuk mendiamkan tapi tetap nggak berhenti. Kemudian suara tangisan ane direkam. Dihari berikutnya pas ane menangis rekaman tersebut diputar lagi. Suara tangisan ane jadi dua, satu yang asli, satunya lagi rekaman.
 
Mulut ane juga pernah diolesi cabe rawet. Mungkin pikir mama pedasnya cabe rawet bisa membungkam mulut ane. Tapi tentu saja, pedasnya cabe rawet makin membuat tangisan ane tambah lama.
 
Ane memang lupa peristiwa itu. Mungkin usia ane waktu itu masih dibawah lima tahun. Tapi mama sering cerita setelah ane dewasa. Mama menceritakan kebandelan ane tersebut kepada ponakan-ponakan pas lagi kumpul. Dan semua yang mendengar kebandelan ane jadi tertawa.
 
Tapi ada kebandelan yang ane masih ingat. Waktu itu ane lagi menangis, lupa menangis karena apa, karena dipukul ane lari dari rumah sambil menangis, mama mengejar. Ane terus berlari mengelilingi rumah. Mama diam, ane diam. Mama mengejar, kembali ane lari. Waktu itu, ane pikir mama ada di belakang, nggak taunya mama memutar, dan tiba-tiba muncul di hadapan. Ketangkap deh ....
 
Usia kurang lebih tujuh tahun ane masuk SD. Kebandelan ane berkurang. Ane ingat, kelas dua naik ke kelas tiga ane ranking satu. Mendapatkan hadiah beberapa buah buku, pencil, penggaris dan buku Juz Amma. Tapi di kelas tiga dan seterusnya ane nggak ranking lagi, mungkin karena teman bertambah, selalu mengajak bermain, nggak lagi terlalu mikirin pelajaran.
 
Ada beberapa kesenangan yang menjadi rutinitas yang sering ane lakukan sepulang sekolah, kadang sendiri, kadang bersama teman-teman.
 
 
1.  Mancing Belut
 
Waktu musim hujan baru tiba, sawah mulai berair, pulang sekolah ane selalu pergi ke sawah dekat rumah untuk memancing belut. Pancing yang ane gunakan hanyalah tali nelon, kail, tanpa joran. Umpannya kadang cacing, kadang keong.
 
Di pinggiran sawah, kalau ada lubang, pasti ada belut di dalamnya. Begitu umpan masuk, pasti akan dimakan.
 
Belut-belut hasil pancingan tersebut nggak dijual, atau dimakan, tapi ane masukin ke sumur kecil yang ane buat sendiri. Begitu dapat, ane masukin. Kadang tiap hari sepulang sekolah. Cukup banyak.
 
Anehnya, belut yang ane masukin ke sumur tersebut, setiap hari terus berkurang, seolah nggak bertambah. Waktu itu  ane berpikir belut yang ada di sumur lepas lewat atas. Lubang sumur kecil itu pun lalu ane tutup dengan papan. Hari berikutnya ane periksa lagi. Lho, kok tambah habis, pikir ane.
 
Setelah dewasa ane baru menyadari, belut ane tidak lepas lewat atas, tapi lewat dalam tanah. Belut bisa menggali lubang dan masuk ke dalam tanah. Pada saat musim kemarau, belut masuk ke dalam tanah untuk mencari tempat yang basah. Tahan tidak makan hingga berbulan-bulan. Kemudian kembali naik ke permukaan pada saat tanah mulai basah dan berair.
 
 
2. Mengadu Jangkrik
 
Mengadu jangkrik juga merupakan kesukaan  yang ane lakukan sehabis pulang sekolah. Dulu tidak ada yang jual jangkrik seperti sekarang. Jangkrik didapat dengan cara mencari. Ini juga merupakan cerita yang membuat geli jika diingat.
 
Jangkrik banyak terdapat di sekitar kebun sayur. Selain tanahnya yang gembur, juga tersedia banyak makanan, yaitu sayur. Di situlah biasa ane dan teman-teman satu  sekolah mencari. Kadang berempat, kadang lebih.
 
Kebun sayur, milik orang, jika tanahnya dikorek-korek, kadang sayur yang belum dipenen diinjak, kadang dicabut, ya .... siapa yang tidak marah.
 
Begitu juga dengan pemilik kebun sayur tempat biasa ane dan teman-teman mencari jangkrik. Setiap melihat anak-anak yang mendekat, bukan hanya kami, tapi juga anak-anak yang lain, dia selalu marah, lalu menyuruh pergi.  Hanya anak-anak nekad yang mau mencari jangkrik di sekitar kebun sayur. Ane dan teman-teman ane termasuk anak-anak yang nekad itu.
 
Suatu hari kami mendatangi kebun sayur tersebut. Kami sudah tau jadwal pemiliknya, bila siang pemiliknya pasti pulang.  Dan benar, setelah sampai di kebun sayur itu pemiliknya tidak ada. Kami pun segera mencari. Tanah yang ada di sekitar kebun kami korek-korek, mencari-cari persembunyian jangkrik di lubang-lubang kecil. Pada saat kami fokus pada pencarian, tiba-tiba terdengar teriakan dari jauh.
 
Kami kaget. Sontak kami menoleh ke sumber suara. Pemilik kebun. Dia berteriak-teriak sambil berjalan cepat mendekat. Tangan kanannya memegang celurit. Celurit itu di acung-acungkannya. Kami pun lari tunggang-langgang.  Ada yang ketingalan toples berisi jangkrik. Ada juga yang ketinggalan sendal.
 
 Kami lari seperti dikejar setan. Lupa toples, lupa jangkrik, lupa sendal. Yang ada di kepala hanyalah celurit yang diayun-ayunkan.
 
Padahal, jika dipikir, jika waktu itu kami nggak lari, apa benar kami akan dicelurit. Masa gara-gara mencari jangkrik kami dicelurit .... ?
 
 
3. Main logo
 
Main logo juga menjadi kesenangan ane. Menjadi kegiatan yang sering ane lakukan. Di daerah lain mungkin tidak ada jenis permaianan ini. Main logo merupakan permainan anak-anak yang berasal dari suku Banjar Kalimantan selatan. Biasanya main logo dilakukan oleh anak anak pria. Nama permainan ini sendiri berasal dari kata logo yang merupakan tempurung kelapa yang memiliki besar diameternya sepuluh centi meter sampai empat belas centi meter. 
 
Tempurung kelapa yang bisa dibuat logo adalah tempurung kelapa yang bawahnya datar. Lebih datar lebih bagus. Tempurung kelapa tersebut dibuat seperti bentuk amor. Biar lebih kuat, dibuat lapis dua dengan perekat menggunakan aspal jalanan.
 
Untuk mendorong logo tersebut digunkan stik yang terbuat dari bambu. Panjanganya sekitar empat puluh centi meter, lebarnya sekitar sepuluh sampai dua puluh centi meter. Ujung bawah dibuat runcing.

Untuk bermain logo ini, pertama tama logo dipasang (didirikan) berderet pada garis melintang dengan jarak satu meter antar logo. Setelah itu setiap pemain dari setiap kubu berusaha merobohkan logo pemain lawan dengan menggunakan logo mereka.

Caranya, ujung stik yang runcing diletakan dempet dengan bagian logo yang juga runcing (bentuk amor), diarahkan ke logo lawan, lalu stik tersebut dipukul. Logo akan meluncur mengenai atau hanya sekadar mendekati logo yang sudah dipasang. Itu adalah kesempatan yang pertama. kesempatan kedua memukul dengan jarak di mana logo yang dipukul pertama tadi berhenti. Jika kesempatan ke dua nggak mengenai maka dia akan berhenti dan kalah. Jika semua logo bisa dirobohkan maka dia kembali main. Begitulah seterusnya.

Sekilas permainan ini memang tampak biasa. Tapi sebenarnya di dalam permainan ini ada juga emosi yang ditimbulkan. Logo lawan yang kena hantaman keras bisa pecah. Dan jika pecah, maka akan meninggalkan dendam. Lain waktu dia akan membalasnya. Itu sebabnya tempurung kelapa yang dbuat logo harus tebal dan dari kelapa yang tua.


4. Main Layang-Layang
 
Main layang-layang sejak dulu, semasa ane SD sampai sekarang masih ada. Nggak hanya anak kecil, anak remaja, bahkan orang tua juga menyukainya. Bedanya, dulu lebih mudah menerbangkannya. Rumah belum banyak. Jaringan listrik  dan kabel-kabel lainnya juga nggak malang-melintang  seperti sekarang.
 
Dulu, ketimbang menerbangkan layang-layang  ane lebih suka mengejar layang-layang yang putus. Berlari adu cepat dengan yang lain, lalu berebut meraih layang-layang. Mulut juga nggak berhenti berteriak, “Dapatku .... dapatku ....” padahal layang-layangnya masih melayang-layang.
 
Itulah asyiknya. Berlari, berebut dan berteriak-teriak. Terus, jika mendapatkan layang-layang yang diperebutkan, seperti ada kebanggan tersendiri. Seperti paling hebat diantara yang lain.
 
Setiap ada layang-layang yang putus, pasti banyak yang mengejarnya, banyak yang memperebutkannya, padahal yang mengejar dan yang memperebutkannya juga sudah memiliki layang-layang. Bahkan ada juga anak orang kaya, yang tentu saja mampu membeli layang-layang sebanyak yang ia mau.
 
Kalau dipikir memang agak aneh. Layang-layang yang putus seperti memiliki daya tarik yang luar biasa. Para orang tua yang mengkhatirkan anaknya, nggak ada yang bisa melarang anaknya untuk tidak ikut mengejar.
 
Itu sebabnya, waktu itu, ada orang tua yang mengatakan layang-layang ada hantunya. Perempuan. Cantik. Makanya layang-layang yang putus selalu diperebutkan. Tapi ... nggak ada yang takut. Nggak ada yang peduli. Termasuk ane. Begitu ada layang-layang putus, kejaaaar  ....
 
Demikian beberapa cerita kehidupan ane waktu kecil. Cerita masa lalu yang paling berkesan, yang masih ane ingat sampai sekarang. Masa-masa kebandelan sebagai anak-anak.

Memang masih banyak lagi permainan-permainan yang juga sering ane mainkan. Diantaranya berburu cicak, main perang-perangan, petak umpet, main kelereng, main gambar, main gelang karet dan masih banyak lagi.
 
Mungkin lain waktu ane cerita lagi.
fanniajah
delia.adel
tata604
tata604 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
4K
106
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Games
GamesKASKUS Official
38.9KThread16KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.