Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

DeYudi69Avatar border
TS
DeYudi69
KENAPA TOKOH BAWANG PUTIH ITU JAHAT MENURUT VERSI BALI?



Pict from google


Hai Gan-Sis, ini thread pertama yang saya post di The Lounge. Gan and Sis pernah mendengar dongeng sebelum tidur, nggak? Mungkin yang lahirnya tahun 90-an sampai tahun 2000 awal pernah di beri dongeng sebelum tidur, oleh bapak, ibu, kakek, nenek atau bagi yang punya kakak yang suka mendongeng.

Salah satu dongeng yang diceritakan kepada saya dulu sebelum tidur adalah cerita yang berjudul Bawang Putih dan Bawang Merah. Pasti kisah itu sudah tidak asing lagi di telinga kalian. Namun, di masing-masing daerah memiliki sedikit perbedaan dalam penggambaran si tokoh Bawang Putih dan Bawang Merah, tetapi inti ceritanya tetap sama. Misalnya cerita versi layar kaca dan versi Bali.

Banyak yang bertanya kepada saya, kenapa dalam cerita bawang merah dan bawang putih versi Bali, malah bawang putih yang jahat? Kan seharusnya bawang putih itu tokoh yang baik hati.

Ok teman-teman, sekarang saya jawab berdasarkan sumber jawaban dari kakek dan nenek saya, tentunya sudah saya terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, dan apabila ada kata yang salah, saya mohon maaf.

Orang Bali tempo dulu, sangat kental dengan kearifan lokalnya, sangat menghargai baik sesama manusia, hewan, tumbuhan, dan alam di sekitarnya. Kearifan lokal pun diwariskan kepada anak cucu mereka sampai sekarang.

Dalam Bahasa Bali, bawang putih disebut dengan 'kesuna', kata kesuna ini kemudian di plesetkan menjadi kata 'pisuna' dalam bahasa Bali. Kata pisuna memiliki arti memfitnah dalam Bahasa Indoneaia.

Sehingga di ceritakanlah si Bawang Putih (kesuna) sebagai tokoh yang jahat dan suka memfitnah. Tujuannya juga supaya mudah mentransfer nasehat ke pada anak cucu, bahwa tindakan suka pisuna atau mapisuna (memfitnah) itu adalah tindakan keji. Karena memfitnah lebih kejam dari pada melakukan pembunuhan.

Bagaimana dengan tokoh bawang merah? Ya diceritakan kebalikan dari tokoh si Bawang Putih. Namun pada kenyataannya dalam kehidupan sehari hari di Bali, selain sebagai bumbu dapur, dan obat tradisional, bawang merah juga di percayai mampu menolak atau menetralkan aura negatif, terutama bawang tunggal atau bawang yang berdiri sendiri satu siung, tanpa ditempeli bawang lain saat di panen. Hal ini juga di jabarkan dalam 'Pupuh Pucung'.

Kurang lebih bunyi dari kidung itu seperti ini :

Bibi Anu
Lamun payu luas manjus
Antenge tekekang
Yatnain ngabe masui
Tiuk puntul
Bawang anggon pasikepan

Bagi yang berasal dari Bali, atau yang masa kecilnya pernah tinggal dan bersekolah di Bali, pasti tahu karya sastra berupa nyanyian (kidung) ini, yang biasanya diajarkan di sekolah dasar, dalam mata pelajaran bahasa Bali, sebagai wujud nyata dalam pelestarian kesenian dan kebudayaan nusantara.

Menurut penjabaran yang saya rangkum dari berbagai sumber salah satunya memaparkan arti pupuh pucung itu sebagai berikut :

Bibi Anu : menunjuk kepada semua umat manusia.

Lamun payu luas manjus : kalau jadi/mau pergi mandi, kata mandi disini mengandung makna mencari kesucian rohani.

Antenge tekekang : anteng artinya rajin, tekekang artinya kuatkan/eratkan, orang yang hendak mencari kesucian harus rajin/mempunyai disiplin yang tinggi.

Yatnain ngabe mesui (yatnain ngaeb musuhe) : artinya waspadalah terhadap musuh, maksudnya musuh di sini yaitu musuh dalam diri sendiri, meliputi hawa nafsu iri dan dengki.

Tiuk puntul : tiuk itu pisau yang ibaratkan sebagai senjata yang puntul (tumpul). Kecerdasan dan kepintaran yang kita miliki jangan dipergunakan untuk membodohi atau menipu orang lain.

Bawang anggen pasikepan : bawang memiliki pengaruh dingin, kebijaksanaan, welas asih dan kasih sayanglah yang harus dijadikan landasan untuk semua kegiatan.

Sehingga dapat dipahami, Pupuh Pucung ini mengajak kita ketika mencari kesucian yang hakiki harus memiliki disiplin yang tinggi. Selalu waspada terhadap musuh dalam diri sendiri yang setiap saat dapat menggoda. Kemudian kemampuan spiritual yang telah diraih, jangan dipergunakan untuk menyakiti dan membodohi orang. Gunakanlah untuk kebaikan. Dalam berinteraksi, sikap welas asih dan kasih sayang yang harus menjadi dasarnya.

Namun, pada kenyataannya, baik bawang merah maupun bawang putih, memberikan manfaat yang baik untuk menjaga dan memelihara kesehatan tubuh manusia.

13/07/2019
Diubah oleh DeYudi69 17-05-2020 10:51
blackrosest
syafetri
hvzalf
hvzalf dan 12 lainnya memberi reputasi
11
5.9K
38
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.2KThread83.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.