Benny Wenda di Papua Barat Akan Dianugerahi Kehormatan Tertinggi Oxford.
-----------------------------------

Oleh: PMC Reporter - 15 Juli 2019
Oleh: Pacific Media Center Newsdesk



Dewan Kota Oxford memberikan penghargaan kepada aktivis Papua Barat, Benny Wenda, kehormatan kehormatan kota karena perjuangannya yang tak kenal lelah untuk penentuan nasib sendiri orang Papua Barat.

Wenda, yang Kerajaan Inggris memberikan suaka politik pada tahun 2002, tinggal di Oxford bersama keluarganya dan itu berfungsi sebagai markas besar kampanyenya untuk membebaskan rakyat Papua Barat.

Menurut Dewan Kota Oxford, penghargaan Freedom adalah penghargaan tertinggi yang dapat diberikan Kota Oxford dan merupakan salah satu upacara tradisional tertua yang masih ada.

Ini adalah status kehormatan saja, tanpa hak lain selain untuk menghadiri pertemuan dewan formal, seperti Dewan Tahunan, dan acara-acara seremonial seperti layanan gereja sipil.

Dalam siaran pers, Pimpinan Dewan Kota Oxford, Anggota Dewan Susan Brown mengatakan "sejak Benny Wenda menjadikan Oxford rumah dan pangkalannya untuk berkampanye bagi masyarakat Papua Barat, penduduk Oxford dan Dewan Kota telah mengambil alasannya sendiri."

"Kami sangat senang memberikan kehormatan ini kepada seorang warga Oxford yang telah berkampanye tanpa kenal lelah atas nama rakyatnya."

Wenda berterima kasih kepada Dewan Kota Oxford dan masyarakat Oxford atas kemurahan hati dan dukungan mereka dalam menyampaikan penghargaan.

"Ketika saya melarikan diri dari penjara Indonesia di Papua Barat pada tahun 2002, Oxford adalah salah satu tempat pertama di dunia yang menyambut saya dan keluarga saya," katanya.

“Saya diberi suaka di Inggris dan menjadikan Oxford rumah saya. Oxford adalah salah satu yang pertama kali mendengar seruan rakyat Papua atas keadilan, hak asasi manusia dan penentuan nasib sendiri dan penghargaan ini menunjukkan bahwa orang-orang Oxford mendengarkan dan merespons.

“Orang-orang Papua Barat tahu bahwa perjuangan kita bukan hanya masalah bagi orang Papua Barat sekarang, tetapi telah menjadi masalah yang telah menyentuh hati ribuan orang di seluruh dunia. Perjalanan saya membawa saya ke sini dari hutan Papua Barat dan bagian dalam sel penjara Indonesia.

“Tetapi sampai kita dapat kembali ke Papua Barat yang merdeka, saya dan keluarga saya tidak benar-benar bebas. Saya berterima kasih kepada orang-orang Oxford atas semua bantuan mereka ketika kami bekerja untuk menyelesaikan perjalanan panjang kami pulang. "

Menurut siaran pers, Wenda menetap di kota itu setelah membaca buku George Monbiot, seorang penduduk Oxford, Poisoned Arrows, yang pertama kali mengungkap kisah orang-orang suku di Papua Barat dan menggambarkan kampanye transmigrasi pemerintah Indonesia untuk mengusir mereka. tanah leluhur menjadi miskin dan kelaparan.

Dia telah bertindak sebagai perwakilan khusus rakyat Papua di Parlemen Inggris, PBB dan Parlemen Eropa. Pada tahun 2017 ia diangkat sebagai Ketua untuk Gerakan Pembebasan Bersatu untuk Papua Barat (ULMWP), sebuah organisasi baru yang menyatukan tiga organisasi politik utama yang berjuang untuk kemerdekaan Papua Barat.

The Freedom akan diberikan pada pertemuan khusus Dewan Penuh yang akan diadakan di Balai Kota Oxford, pukul 17:00 pada 17 Juli.

https://asiapacificreport.nz/2019/07...ighest-honour/