SUAMI cap apapun pasti marah, ketika melihat istrinya dikeloni lelaki lain. Maka bisa maklum jika Ngadirun, 30, emosi dan menghantam kepala Marjan, 33, dengan batu. Soalnya, lelaki ini kepergok mengencani Wiwid, 27, istrinya. Gila memang, baru setahun nikah Wiwid sudah punya PIL.


Pasangan rumahtangga usia 1 tahun biasanya tengah mesra-mesranya. Ibarat tegangan listrik PLN, voltasenya masih prima. Jika pengantin seminggu voltasenya masih full 220 volt bahkan kadang 250 volt, pengantin usia setahun masih 200 volt. Pasangan usia 5 tahun rata-rata tinggal 180-an volt. Apalagi pasangan usia 25 tahun, tinggal 110 volt seperti PLN jaman Orde Lama. Jika tegangan tinggal 80-90 volt saja, sudah waktunya ganti meteran ke sistem token.


Tapi pasangan Ngadirun – Wiwid dari Tulungagung (Jatim) ini lain. Mungkin karena standar Listrik Bodoh, baru setahun menikah tegangan Wiwid sudah ngedrop sampai 90 volt, sehingga memerlukan punya PIL. Sebab hanya lewat pria idaman lain itulah voltase bisa didongkrak. Jadi bagi Wiwid PIL itu seperti stabilizer saja laiknya. Cuma ya itu tadi, di sini voltase naik, tetangga yang mencak-mencak kekurangan daya.


Tetangga itu maksudnya adalah suami sendiri. Sebab setelah ada PIL, Ngadirun kurang mendapat layanan semestinya. Dia minta jatah rutin, dijawab sedang capek atau pas lampu merah. Saking kesalnya Ngadirun pun memaksa: tunjukkan merahmu! Tapi jawab Wiwid kesal, “Memangnya saya ini iklan rokok Gudang Garam?”


Awalnya Ngadirun bisa memaklumi alasan istri. Tapi ketika sekali waktu melihat SMS di HP istrinya, dia jadi tahu apa latar belakang sebenarnya. Di situ ada ajakan kencan, bahasanya pakai “yank” dan “say” segala. Tapi meski ada dua alat bukti yang cukup, Ngadirun belum juga mau menjadikan bininya sebagai tersangka perselingkuhan. Takutnya Ngadirun, bila digugat lewat sidang pra peradilan.


Ngadirun berani unjuk gigi beberapa hari lalu. Saat Wiwit pamitan hendak ke rumah familinya di Ngingas Kecamatan Campurdarat, Ngadirun mencoba menawari untuk diantarkan. Tapi istrinya menolak, ya sudah. Namun diam-diam dia membuntuti dari belakang. Tul kan, Wiwid tidak ke Ngingas, melainkan ke Desa Wates. Ngadirun terus membuntuti dengan sejuta rasa penasaran.


Tiba di desa tersebut Ngadirun nyaris kehilangan jejak, karena sepeda motor istrinya tak terlacak di tikungan. Untung tak lama kemudian ditemukan diparkir di belakang rumah seseorang. Kondisinya nampak sepi, tapi di dalam rumah nampak ada kegiatan yang signifikan. Begitu diintip, lha dalah……. nun jauh di seberang sana tampaklah Wiwid sedang bermesraan dengan lelaki lain.


Tentu saja Ngadirun dibakar cemburu. Dia segera gedor-gedor pintu lagaknya seorang tengah bertamu. Wiwid pun muncul dengan masih sibuk membetulkan posisi pakaian. Tapi begitu tahu si tamu adalah suami sendiri, langsung belingsatan seperti koruptor terkena OTT oleh KPK. Ditanya sedang apa kamu sekarang, tetap diam saja.


Tiba-tiba muncul lelaki PIL istrinya. Emosi Ngadirun tambah meledak. Dia langsung ambil batu, buat ngasab (memukul) muka lelaki tersebut. Jlebbbb! Keributan itu didengar tetangga dan dipisah. PIL Wiwid yang ternyata Marjan, dalam kondisi muka bonyok dilarikan ke rumahsakit, sedangkan Ngadirun diserahkan ke Polsek Campurdarat untuk menjalani proses hukum. “Rasanya rumahtanggaku harus berakhir,” kata Ngadirun seusai pemeriksaan.


Asak duren (duda keren) pasti masih laku, Mas.



SUMBER