n4z1.v8Avatar border
TS
n4z1.v8
Ketika JK Bertanya Tujuan Politik Prabowo


Ketika JK Bertanya Tujuan Politik Prabowo

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri halal bihalal bertema 'Rekonsiliasi untuk Bangsa' Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI). Dalam sambutannya JK sempat menyinggung terkait pertemuannya bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, pada Kamis, 23 Mei 2019 usai kerusuhan 21-22 Mei.

Dia sempat bertanya kepada Prabowo apa tujuan berpolitiknya. Kemudian, mantan Danjen Kopassus tersebut menjawab tujuan berpolitiknya untuk memajukan bangsa Indonesia mulai dari ekonomi hingga sosial.

"Waktu saya ketemu Pak Prabowo bulan lalu, pertama kali saya tanya ke beliau. Saya tanya dulu, tujuan bapak apa, tujuannya adalah memajukan bangsa ini, ekonominya, sosialnya secara adil," kata JK dihadapan para peserta ICMI di Hotel Westin, Jakarta Selatan, Jumat (5/7/2019).

Tujuan wakil ketua dewan pusat ICMI tersebut menurut JK sama dengan keinginan bangsa Indonesia. Sebab itu, menurut JK, jika punya tujuan yang sama maka tidak ada perbedaan satu sama lain.

"Kalau begitu kita jabat tangan karena itu tujuan kita semua. Artinya kalau kita punya tujuan yang sama dan kita capai, kita pasti bersatu," ungkap JK.

Jika Tak Satu Tujuan

JK menilai jika tidak mencapai suatu tujuan akan menimbulkan berpedaan dan masalah. "Yang jadi soal kalau tujuan itu tidak dicapai maka kita akan alami perbedaan dan persatuan menjadi renggang. Karena itulah salah satu inti pokok adalah mencari tujuan kebangsaan baru kita akan mencapai persatuan," lanjut JK.

Diketahui dalam acara tersebut, dihadiri oleh Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie, Sekretaris Jenderal ICMI Mohammad Jafar Hafsah, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Mantan Ketua MK, Hamdan Zoelva.
sumber

===========

Percaya?
Iya, gw percaya. Semua orang yang ingin menjadi Presiden pasti punya cita-cita yang sama. Ingin Indonesia maju, makmur, adil. Gak ada orang yang ingin jadi Presiden itu punya keinginan agar Indonesia hancur, mundur, bubar.

Yang jadi masalah, tidak semua orang-orang yang mendukung seorang calon Presiden punya keinginan yang sama. Mereka selalu ada yang ingin maju, makmur, dan adilnya bagi golongan mereka sendiri. Mereka ingin berkuasa agar mayoritas bisa mengatur segalanya. Mereka merasa apa yang telah menjadi falsafah bangsa ini adalah salah dan mereka ingin merubahnya.

Bicara kemakmuran, coba berkaca pada diri sendiri. Apakah kemakmuran itu ada disekitar kediamannya? Atau hanya dia yang makmur? Bicara kemajuan, apakah cuma lahan dia yang mengalami kemajuan, atau kemajuan itu juga dirasakan lingkungan sekitar? Bicara keadilan, apakah berhektar-hektar tanah yang dikuasai itu termasuk adil, sementara banyak rakyat Indonesia hidup tanpa punya lahan sampai ajal menjemput?

Bicara niat baik, kalau ternyata niat baik itu masih saja tak direstui oleh Pencipta Alam Semesta ini, lalu apa yang salah? Padahal niat baiknya sama, keinginan berbakti bagi ibu pertiwi sama. Artinya bahwa Tuhan tahu bahwa mereka yang ada disekeliling calon Presiden yang tidak terpilih bukan manusia-manusia yang baik bagi Indonesia kedepan. Atau bisa jadi, meskipun mereka disekeliling calon Presiden ini orang-orang baik, ada pilihan yang lebih baik lagi bagi bangsa Indonesia.

Sudah? Belum. Ada takdir yang telah digariskan oleh Tuhan Semsta alam bagi setiap manusia, dan itu tak bisa dibelokan. Sama halnya dengan orang yang sejak lahir hidup miskin. Jika garis tangannya miskin sampai mati, dia akan tetap miskin meskipun berusaha mati-matian. Dan itu adalah ujjan hidupnya di dunia, sanggup tidak dia menjalani kemiskinannya dalam iman yang dia yakini. Begitu juga dengan calon Presiden. Ketika garis tangannya tak tertulis dia akan menjadi Presiden, sampai matipun meskipun berulangkali ikut Pilpres, dia akan tetap menjadi rakyat. Jenderal bintang 4 sekalipun. Ulama seratus juta ummat sekalipun. Profesor ahli Nuklir atau ahli Aeronautika setinggi bintang sekalipun. Sebab dia tak memiliki takdir-Nya.

Keturunan? Hmmm.... Ada sesuatu yang tak nampak yang Ibu Pertiwi enggan menerima. Dan itu adalah cacat permanen. Jika ada seorang putra pahlawan tanpa pamrih, pasti Ibu Pertiwi akan lebih memilihnya dibanding anak pengkhianat atau pemberontak. Jika ada seorang tukang kayu yang hatinya bersih lahir bathin, pasti Ibu Pertiwi akan memilihnya dibanding ahli strategi berselimut darah. Kalau mau bertanya, tanyalah pada Ibu Pertiwi yang kini tengah bersuka cita. Dan Ibu Pertiwi tak pernah mempermasalahkan kepribumian seseorang atau agama seseorang.

Lalu, ketika orang baik yang punya niat baik bertarung dengan orang baik yang punya niat baik dalam sebuah pemilihan Presiden, kenapa lantas ada kemarahan? Kenapa harus ada dendam? Kenapa harus ada kebencian? Kenapa harus ada segala macam caci maki, fitnah, hinaan, dan sebagainya? Apa yang dicari? Kekuasaan semata? Atau kebaikan? Apa ukurannya? Bintang berderet di pundak? Jenderal Bintang 4 banyak! Ada mantan Panglima, ada mantan KASAD, ada mantan Kepala BIN, ada mantan Danjen Kopassus. Semua adalah putra terbaik bangsa. Dan mereka yang Bintang 4 pun tahu mana yang terbaik bagi bangsa ini.

Ummat jadi ukuran? Ulama Kharismatik banyak! Yang tua, yang muda, yang lurus hatinya, yang bertasbih demi NKRI, tidak kekurangan! Kenapa harus bersandar pada mereka, ulama-ulama yang suka mengumbar amarah, mengumbar pertentangan, mempermasalahkan falsafah bangsa? Dan mereka para Ulama Kahrismatik pun tahu mana yang baik bagi bangsa ini.

Jika semuanya demi kebaikan, mengapa ada pertentangan? Bicara kecurangan dan keadilan lantas membawa-bawa Tuhan? Ada waktunya. Bangsa Indonesia mengadakan Pilpres, ada wasit, ada hakim, dan mereka yang akan mengurus semuanya dalam dunia. Tidak percaya? Ya tuntut nanti di akherat! Mau duluan? Ya silakan, jangan ngajak-ngajak orang awam buat jihad demi Pilpres!

Pilpres sudah selesai. Dan seharusnya tak ada lagi serangan-serangan sia-sia pada pemenang. Seharusnya kita semua kembali dalam kehidupan nyata. Jika Jokowi dan Prabowo punya niat baik yang sama, kenapa masih ada pendukung yang menyebar niat buruk? Lantas siapa yang salah?

Keberagaman Indonesia adalah karunia. Meskipun tiap kepala punya pikiran berbeda, namun demi Indonesia, seharusnya semua sama. Jadi, kita punya musuh yang sama. Kebodohan, kebodohan, dan kebodohan. Karena itulah penyakit sebagian besar rakyat Indonesia. Dibodohi pelintiran ayat. Dibodohi gelar fiktif. Dibodohi provokator bau liang lahat. Dibodohi ancaman mayat. Dibodohi mendapat pahala dari menyebar hoax.

Bangun! Agustus sebentar lagi. Dan kita punya bendera yang sama. Jagalah sampai akhir hayat.

Diubah oleh n4z1.v8 05-07-2019 19:27
djonovx
rizaradri
madjezzt
madjezzt dan 41 lainnya memberi reputasi
42
5.6K
69
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.