- Beranda
- The Lounge
Satoshi Uematsu, Si “Penyalamat” Kaum Penyandang Disabilitas Dari Sagamihara
...
TS
SufiSiJawara
Satoshi Uematsu, Si “Penyalamat” Kaum Penyandang Disabilitas Dari Sagamihara
Quote:
Pada 26 Juli 2016, di distrik Sagamihara, prefektur Kanagawa, Jepang. Terjadi aksi pembantaian yang menewaskan 19 orang dan 26 lainnya terluka di rumah penampungan Tsukui Yamayuri En.
Tim medis yang sedang melakukan perawatan darurat (Foto nytimes.com)
Quote:
Rumah penampungan Tsukui Yamayuri En, merupakan sebuah tempat penampungan bagi para penyandang disabilitas, yang pada saat kejadian menampung sekitar 150 orang. Didirikan oleh Pemerintah setempat dan terletak di tepi sungai Sagami, dengan luas lahan sekitar 3 hektar. Rumah penampungan ini memiliki fasilitas berupa kolam renang, gym hingga klinik medis.
Rumah penampungan Tsukui Yamayuri En dilihat secara keseluruhan
(Foto japantimes.co.jp)
Rumah penampungan Tsukui Yamayuri En dilihat secara keseluruhan
(Foto japantimes.co.jp)
Quote:
Aksi pembantaian ini ternyata dilakukan seorang diri oleh Satoshi Uematsu, pria berusia 26 tahun, mantan karyawan di rumah Tsukui Yamayuri En yang diketahui telah bekerja selama lebih dari tiga tahun (Desember 2012 hingga Februari 2016).
Satoshi Uematsu, 26 tahun (Foto STR/ AFP / Getty Images)
Satoshi Uematsu, 26 tahun (Foto STR/ AFP / Getty Images)
Quote:
Kronologi
Sekitar pukul 2 malam hari waktu setempat, Uematsu datang ke area rumah penampungan Tsukui Yamayuri En dengan menggunakan mobil berwarna hitam. Hal itu diketahui berdasarkan hasil rekaman CCTV yang terpasang di area sekitar tempat kejadian. Uematsu yang sudah memarkirkan kendaraannya, mencoba menerobos masuk melalui kaca jendela lantai satu di blok perumahan yang dihancurkan dengan menggunakan palu.
Kemudian, sekitar pukul 2.20, Uematsu yang telah berhasil masuk ke dalam segera ‘mengamankan’ para staf (hanya beberapa dari 8 staf) dan seorang penjaga yang sedang bertugas pada saat itu. Dan, menyuruh mereka untuk menyerahkan kunci-kunci setiap bagian bangunan yang memiliki kunci tersendiri.
Setelah berhasil mendapatkan kunci, hanya dalam hitungan menit tersangka melancarkan serangannya itu dengan menusuk dada hingga memotong leher para korban yang saat itu sedang tertidur dengan menggunakan pisau. Korban terdiri dari 9 orang wanita dan 10 orang pria, dan mereka berusia dari 18 hingga 70 tahun.
Staf yang berhasil menyelamatkan diri menelepon polisi sekitar pukul 2.30 malam waktu setempat.
Pada pukul 2.50, berdasarkan hasil rekaman CCTV yang terpasang, Uematsu meninggalkan tempat kejadian. (Silahkan lihat video ke-2 di postingan Instagram @SufiSiJawara)
Baru kemudian sekitar pukul 3.30 malam waktu setempat, berdasarkan keterangan seorang wanita yang tinggal di dekat situ, mobil-mobil polisi mulai berdatangan memasuki area penampungan yang diikuti oleh mobil ambulan.
Pada pagi harinya, tersangka dikabarkan telah menyerahkan diri ke kantor kepolisian setempat.
Setelah berhasil mendapatkan kunci, hanya dalam hitungan menit tersangka melancarkan serangannya itu dengan menusuk dada hingga memotong leher para korban yang saat itu sedang tertidur dengan menggunakan pisau. Korban terdiri dari 9 orang wanita dan 10 orang pria, dan mereka berusia dari 18 hingga 70 tahun.
Staf yang berhasil menyelamatkan diri menelepon polisi sekitar pukul 2.30 malam waktu setempat.
Pada pukul 2.50, berdasarkan hasil rekaman CCTV yang terpasang, Uematsu meninggalkan tempat kejadian. (Silahkan lihat video ke-2 di postingan Instagram @SufiSiJawara)
Baru kemudian sekitar pukul 3.30 malam waktu setempat, berdasarkan keterangan seorang wanita yang tinggal di dekat situ, mobil-mobil polisi mulai berdatangan memasuki area penampungan yang diikuti oleh mobil ambulan.
Pada pagi harinya, tersangka dikabarkan telah menyerahkan diri ke kantor kepolisian setempat.
Quote:
Hasil Penyelidikan
Berdasarkan hasil penyelidikan, pada pertengahan bulan Februari sebelum aksi pembantaian itu dilakukan, tersangka diketahui pernah mengunjungi rumah kediaman Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Tadamori Oshima di Kyoto untuk memberikan sebuah surat yang isinya kurang-lebih mengisyaratkan bahwa ia berencana untuk membunuh para penyandang disabilitas dimana salah-satu yang menjadi targetnya adalah rumah penampungan Tsukui Yamayuri En.
Surat Uematsu yang diberikan kepada Tadamori Oshima(Foto oleh Kyodo News / Getty Images)
Tidak hanya itu saja, tetapi juga di dalam surat itu, Uematsu mengatakan, “saya bisa membunuh setidaknya 470 orang cacat.” Dan, “siap melaksanakan pembunuhan itu kapan saja atas perintah negara Jepang.”
Selain itu, saat pelaku menyerahkan diri sempat mengatakan kepada polisi bahwa, “lebih baik para orang cacat menghilang (mati).”
Tidak ada rasa penyesalan yang ditunjukkan oleh pelaku, bahkan ketika dimintai keterangan oleh penyelidik, dirinya mengatakan bahwa, “ingin menyelamatkan para penyandang disabilitas. Dan, pembunuhan merupakan rahmat bagi mereka yang seumur hidupnya harus terikat dengan kursi roda.” Berdasarkan hasil penyelidikan, pada pertengahan bulan Februari sebelum aksi pembantaian itu dilakukan, tersangka diketahui pernah mengunjungi rumah kediaman Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Tadamori Oshima di Kyoto untuk memberikan sebuah surat yang isinya kurang-lebih mengisyaratkan bahwa ia berencana untuk membunuh para penyandang disabilitas dimana salah-satu yang menjadi targetnya adalah rumah penampungan Tsukui Yamayuri En.
Surat Uematsu yang diberikan kepada Tadamori Oshima(Foto oleh Kyodo News / Getty Images)
Tidak hanya itu saja, tetapi juga di dalam surat itu, Uematsu mengatakan, “saya bisa membunuh setidaknya 470 orang cacat.” Dan, “siap melaksanakan pembunuhan itu kapan saja atas perintah negara Jepang.”
Selain itu, saat pelaku menyerahkan diri sempat mengatakan kepada polisi bahwa, “lebih baik para orang cacat menghilang (mati).”
Dalam melakukan aksinya, Satoshi Uematsu membawa 3 bilah pisau yang kesemuanya berlumuran darah. Sebuah pisau ditemukan di dalam mobilnya, dan 2 sisanya ditemukan 30.000 meter dari tempat kejadian. Adapun sumber lain yang menyatakan bahwa tersangka membawa tas penuh pisau dan senjata tajam lainnya, beberapa diantaranya berlumuran darah.
Quote:
Atas pernyataannya itu, tersangka Satoshi Ueamatsu yang telah menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan hingga kejiwaan didiagnosis telah terbukti positif menggunakan narkoba serta mengalami gangguan jiwa (paranoid, efek samping yang ditimbulkan). Sehingga karena kondisi kejiwaannya itu, pihak kepolisian tidak menindaklanjuti sampai Uematsu telah dinyatakan sembuh oleh pihak rumah sakit.
Artikel ini telah diterbitkan juga di Instagramdan Blog SufiSiJawara dengan judul yang sama, merupakan bagian dari program #SufiSiJawara #Kampak #KamisMengupasKisah yang hadir; setiap hari Kamis, jam 20.00 WIB di Instagram dan setiap hari Jum'at, jam 11.30 WIB di Kaskus.
Diubah oleh SufiSiJawara 05-07-2019 09:30
myusuffin dan 5 lainnya memberi reputasi
6
1.8K
Kutip
14
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.4KThread•84.5KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya