Lindungi anak




Itulah gambar seorang anak Filipina yang dihukum oleh orangtuanya karena lupa membawa tas ketika pulang sekolah dan Ibunya mengira bahwa ia bolos sekolah. Ia dihukum oleh Ibunya untuk berlutut di atas bara api. Padahal kenyataannya pihak sekolah memulangkan lebih awal dari biasanya. Makanya jadi orang jangan langsung tuduh tanpa mengetahui sebab dan akibatnya.

Awalnya bocah berusia delapan tahun itu akan mengambil tasnya kembali. Namun ruangan kelas sudah terkunci, maka memutuskan pulang tanpa membawa tas tersebut.

Semua terungkap ketika guru bocah itu mengunjungi rumahnya karena berhari-hari tidak berangkat sekolah tanpa kabar. Kemudian sang guru melapor ke pihak yang berwenang tentang kejadian itu. Untuk sementara ini sang bocah dirawat oleh kakek dan neneknya. Sedangkan keempat saudaranya tetap bersama orangtua.

Bukankah lupa membawa tas pulang sekolah itu adalah hal yang sepele. Namun dari hal yang sepele itu menimbulkan perkara yang sangat besar. Apakah seorang Ibu seperti itu perlu dicontoh? Tentu tidak. Seharusnya dia menasehati anaknya supaya tidak melakukan kesalahan itu lagi. Atau bisa diantar ke sekolahan dimana tempat ia sekolah untuk mengambil tasnya. Berdasarkan kasus diatas kan ruangan kelas sudah terkunci. Bukankah bisa diambil besok lain waktu kalau masuk sekolah lagi.

Mungkin rasukan setan yang sedang mengelabuhi seorang Ibu yang tega menganiaya putranya sendiri. Soalnya orangtua pasti tidak akan tega melihat anaknya tersiksa maupun sakit. Sakit saja berusaha bagaimana caranya biar sianak sembuh.

Jadikan anak sebagai tawanan diusia delapan tahun.

Anak adalah investasi jangka panjang yang akan dipanen. Tergantung apa yang kau tanam saat ini.

Referensi:
1. Opini pribadi.
2. klik disini



Jogjakarta, 03072019.