Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

imamjakfarAvatar border
TS
imamjakfar
Sunni Dan Syiah Menjawab Tentang Kekhalifahan setelah Nabi
Sunni Dan Syiah Menjawab Tentang Kekhalifahan setelah Nabi

Apakah ada wasiat siapa Khalifah setelah rasulullah saw ?

Jawaban Versi syiah

Pernyataan kaum Syiah mengenai adanya nash dari Rasulullah SAW yang menunjukkan Sayidina Ali ra sebagai khalifah ternyata tidak didukung oleh referensi yang ada dalam kitab-kitab mereka sendiri. Dalam referensi Syiah banyak pernyataan yang mengisyaratkan ketiadaan nash atas kepemimpinan Sayidina Ali ra. Di antaranya adalah riwayat yang menyatakan bahwa ketika Sayidina Utsman ra terbunuh, para sahabat dari kalangan Muhajirin dan Anshar datang kepada Sayidina Ali ra untuk dijadikan khalifah. Namun, beliau berkata:

دَعُوْنِيْ وَالْتَمِسُوْا غَيْرِيْ. وَاعْلَمُوْا أَني إِنْ أَجَبْتُكُمْ رَكِبْتُ بِكُمْ مَا أَعْلَمُ وَإِنْ تَرَكْتُمُوْنِيْ فَأَنَا كَأَحَدِكُمْ لَعَليْ أَسْمَعُكُمْ وَأَطْوَعُكُمْ لِمَنْ وَليْتُمُوْهُ أَمْرَكُمْ. وَأَنَا لَكُمْ وَزِيْراً خَيْرٌ لَكُمْ مِنيْ أَمْيْراً

Tinggalkan aku dan carilah orang lain. Jika aku menerima tawaran kalian maka aku akan memperlakukan kalian dengan apa yang aku ketahui. Namun, jika kalian meninggalkanku maka aku akan menjadi salah satu dari kalian. Bisa jadi aku menjadi orang yang paling mendengar dan taat kepada orang yang kalian jadikan pemimpin kalian. Aku sebagai penasihat kalian itu lebih baik daripada aku sebagai pemimpin kalian. (Nahjul Balaghoh juz 1 hal 182-183)



Jika kepemimpinan Sayidina Ali telah ditetapkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya, tidak mungkin Sayidina Ali ra menolak mereka karena itu sama artinya menghalangi mereka untuk mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya. Dan tidak mungkin Sayidina Ali ra mengatakan “Aku sebagai penasihat kalian itu lebih baik daripada aku sebagai pemimpin kalian.”

Di dalam kitab Syiah lainnya disebutkan bahwa Sayidina Ali ra mengatakan:

اَلْوَاجِبُ فِيْ حُكْمِ اللهِ وَحُكْمِ الْإِسْلَامِ عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ بَعْدَمَا يَمُوْتُ إِمَامُهُمْ أَوْ يُقْتَلُ أَنْ لَا يَعْمَلُوْا عَمَلاً وَلَا يُحْدِثُوْا حَدَثاً وَلَا يُقْدِمُوا يَداً وَلَا رِجْلاً وَلَا يَبْدَؤُوءا بِشَيْءٍ قَبْلَ أَنْ يَخْتَارُوْا لِأَنْفُسِهِمْ إِمَاماً عَفِيْفاً عَالِماً عَارِفاً بِالْقَضَاءِ وَالسنةِ

Yang wajib berdasarkan hukum Allah dan hukum Islam atas kaum muslim setelah wafatnya atau terbunuhnya imam mereka adalah hendaknya mereka tidak melakukan apa pun, tidak berbuat apa pun, tidak menjulurkan tangan atau pun kaki dan tidak memulai sesuatu pun sebelum mereka memilih untuk mereka sendiri seorang imam (pemimpin) yang menjaga diri, berpengetahuan, memahami hukum dan sunah. (Al Majlisi, Biharul Anwar juz 8 hal 555)

Pernyataan ini jelas menunjukkan ketiadaan nash atas dua belas imam Syiah. Jika benar ada nash tentang mereka tentunya Sayidina Ali akan menyatakan yang wajib adalah mengangkat Imam yang sudah dinash, bukan malah memerintahkan mereka memilih Imamnya sendiri. Selain itu pernyataan ini adalah bukti benarnya tindakan para sahabat Nabi SAW selepas wafanya Rasulullah SAW yang langsung bermusyawaroh menentukan khalifah. Kebenaran itu diakui oleh Sayidina Ali ra melalui ucapannya dan juga perbuatannya yang membaiat Sayidina Abu Bakar, Umar dan Utsman ra.

Diriwayatkan pula dalam referensi Syiah, ketika Sayidina Ali ra ditikam oleh Abdurrahman bin Muljam. Kaum muslim menemui Sayidina Ali untuk meminta beliau agar menjadikan Sayidina Hasan ra sebagai pengganti. Namun Sayidina Ali ra berkata:

لَا إِنا دَخَلْنَا عَلَى رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَقُلْنَا “اسْتَخْلِفْ فَقَالَ لَا, أَخَافُ أَنْ تَفَرقُوْا عَنْهُ كَنَا تَفَرقُوْا بَنُو إِسْرَائِيْلَ عَنْ هَارُوْنَ وَلَكِنْ إِنْ يَعْلَمِ اللهُ فِيْ قُلُوبِكُمْ خَيْراً يَخْتَرْ لَكُمْ وَسَأَلُوْهُ أَنْ يُشِيْرَ عَلَيْهِمْ بِأَحَدٍ فَمَا فَعَلَ. فَقَالُوْا لَهُ إِنْ فَقَدْنَاكَ فَلَا نَفْقِدُ أَنْ نُبَايِعَ الْحَسَنَ” فَقَالَ لَا آمُرُكُمْ وَلَا أَنْهَاكُمْ أَنْتُمْ أَبْصَرُ

Tidak, kami (Sayidina Ali ra) pernah menemui Rasulullah SAW kemudian kami berkata, “Tentukanlah pengganti.” Nabi SAW bersabda, “Tidak , Aku khawatir kalian akan berselisih mengenainya sebagaimana Bani Israil berselisih mengenai Harun. Namun jika Allah mengetahui kebaikan dalam hati-hati kalian, Allah akan memilihkan bagi kalian.” Kemudian mereka meminta Sayidina Ali untuk memberi isyarat kepada seseorang namun beliau tidak melakukan. Kemudian mereka berkata, “Jika kami tidak mendapati (perintah) darimu maka kami tidak akan kehilangan untuk membaiat al Hasan (putra Sayidina Ali ra).” Sayidina Ali mengatakan, “Aku tidak memerintahkan dan tidak pula melarangnya, kalian lebih mengerti.” (al Murtadho, Asy Syafi juz 3 hal 295)

Ini menunjukkan tidak adanya nash Rasulullah SAW atas kepemimpinan Sayidina Ali ra atau pun Sayidina Hasan ra. Sayidina Ali ra lebih menekankan musyawaroh untuk menentukan imam. Imam Hasan sendiri dalam salah satu poin perjanjian damai dengan Muawiyah menyatakan:

عَلَى أَنهُ لَيْسَ لِمُعَاوِيَةَ أَنْ يَعْهِدُ لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِهِ وَأَنْ يَكُوْنَ الْأَمْرُ شُوْرَى بَيْنَ الْمُسْلِمِيْن

Bahwasanya tiada hak bagi Muawiyah untuk menunjuk seorang pun yang menggantikan(kepemiminan)nya. Dan urusan (kepemimpinan) itu akan dimusyawarohkan di antara kaum muslim. (al Majlisi, Biharul Anwar juz 44 hal 65)

Ini menunjukkan bahwa penunjukan pemimpin itu bukan berdasarkan nash ilahi namun adalah hasil musyawarah antara kaum muslimin. Dalam referensi lain terdapat penegasan atas salahnya mereka yang mengingkari hasil musyawaroh itu, dikatakan:

يَرْوِيْ الصدُوْقُ عَنِ الْاِمَامِ الرضَا عَنْ أَبِيْهِ الْكَاظِمِ عَنْ أَبِيْهِ جَعْفَرِ الصادِقَ عَنْ أَبِيْهِ محمد الْبَاقِرِ عَنْ عَلِيّ بْنِ الْحُسَيْنِ بْنِ عَلِيّ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ جَدهِ صلى الله عليه وسلم وَالذِيْ يَقُوْلُ فِيْهِ: “مَنْ جَاءَكُمْ يُرِيْدُ أَنْ يُفَرقُ الْجَمَاعَةَ وَيُغْضِبُ الْأُمةَ أَمْرَهُمْ وَيَتَوَلى مِنْ غَيْرِ مَشُوْرَةٍ فَاقْتُلُوْهُ فَإِن اللهَ عَز وَجَل قَدْ أَذِنَ بِذَلِكَ

Ash Shaduq meriwayatkan dari Imam ar Ridho dari ayahnya al Kadzim dari ayahnya Jakfar as Shadiq dari ayahnya al Baqir dari Ali bin al Husain bin Ali dari ayahnya dari kakeknya SAW yang berkata, “Siapa yang datang kepada kalian untuk memecah-belah jamaah dan membuat marah umat, mengangkat pemimpin tanpa musyawaroh maka bunuhlah ia karena Allah azza wa jalla telah mengizinkan itu.” ( As Shduq, Uyunul Akhbar ar Rido juz 1 hal 67)

Tidak ada yang berbuat demikian kecuali kaum Syiah yang memecah-belah umat, membuat marah umat Islam dengan tidak mengakui pemimpin yang telah disepakati berdasarkan Musyawarah para sahabat.

Pernyataan-pernyataan yang datang baik dari referensi Ahlu Sunnah mau pun Syiah ternyata sama-sama menunjukkan bahwa tidak ada nash yang pasti mengenai khalifah pengganti Rasulullah SAW. Kekhilafahan dikembalikan kepada musyawaroh kaum muslimin. Dan hasil dari musyawaroh itu adalah menjadikan Sayidina Abu Bakar ra sebagai khalifah. Keputusan ini telah disepakati semua sahabat bahkan Sayidina Ali. Jika Sayidina Ali mendapatkan mandat dari Rasulullah SAW, pasti beliau akan memperjuangkan mandat itu sampai darah penghabisan, bukan malah bersembunyi dan mencari selamat dengan mambaiat Sayidina Abu Bakar ra sebagaimana anggapan kaum Syiah.

Jawaban Versi ahlu sunnah

Mayoritas Ahlu Sunah sepakat bahwa Rasulullah SAW tidak menentukan siapa yang akan menjadi khalifah setelahnya. Rasulullah SAW menyerahkan urusan kekhalifahan untuk dimusyawaratkan para sahabat. Pendapat ini dikuatkan oleh hadits riwayat al Bazzar bahwa ketika Rasulullah SAW diminta menunjuk pengganti, beliau mengatakan:

إِني إِنِ اسْتَخَلَفْتُ عَلَيْكُمْ فَتَعْصُوْنَ خَلِيْفَتِيْ يَنْزِلْ عَلَيْكُمُ الْعَذَابُ

Sungguh aku, jika aku menunjukan khalifah atas kalian kemudian kalian tidak taat pada khalifahku maka akan turun azab pada kalian. (HR Bazzar)

Sahabat Umar ra, menjelang wafatnya pun diminta untuk menunjukkan pengganti. Namun beliau menjawab:

إِنْ أَسْتَخْلِفْ فَقَدْ اسْتَخْلَفَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِني أَبُو بَكْرٍ وَإِنْ أَتْرُكْ فَقَدْ تَرَكَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِني رَسُولُ اللهِ صَلى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلمَ

Jika aku menunjuk khalifah, sungguh itu telah dilakukan oleh orang yang lebih baik dariku yaitu Abu Bakar. Dan jika aku tidak menunjuk khalifah, sungguh itu pun telah dilakukan oleh orang yang lebih baik dariku yaitu Rasulullah SAW. (HR Bukhari-Muslim)

Ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW tidak menentukan siapa khalifah setelah Beliau SAW.

Ada pun perkataan kaum Syiah yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW berwasiat pada Sayidina Ali ra untuk menjadi khalifah, itu tidak benar. Sayidina Ali ra sendiri membantah pendapat ini dengan berbaiat Sayidina Abu Bakar ra dan membuat pernyataan-pernyataan yang menyatakan ketiadaan nash. Diriwayatkan bahwa setelah perang Jamal, Sayidina Ali ra mengatakan:

إِن رَسُولَ اللهِ صَلى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلمَ لَمْ يَعْهَدْ إِلَيْنَا عَهْدًا نَأْخُذُ بِهِ فِي الْإِمَارَةِ وَلَكِنهُ شَيْءٌ رَأَيْنَاهُ مِنْ قِبَلِ أَنْفُسِنَا ثُم اسْتُخْلِفَ أَبُو بَكْرٍ رَحْمَةُ اللهِ عَلَى أَبِي بَكْرٍ فَأَقَامَ وَاسْتَقَامَ ثُم اسْتُخْلِفَ عُمَرُ رَحْمَةُ اللهِ عَلَى عُمَرَ فَأَقَامَ وَاسْتَقَامَ حَتى ضَرَبَ الدينُ بِجِرَانِهِ

Sesungguhnya Rasulullah SAW tidak menentukan pada kita satu ketentuan untuk kita pegang mengenai kepemimpinan. Masalah itu diputuskan oleh pemikiran kita sendiri (musyawarah ). Kemudian Abu Bakar dijadikan khalifah, semoga Allah merahmati Abu Bakar. Beliau menegakkan kekhalifahan dan lurus di dalamnya. Lalu Umar dijadikan khalifah, semoga Allah merahmati Umar. Beliau menegakkan kekhalifahan dan lurus di dalamnya sehingga agama menjadi teguh. (HR Ahmad 877)

Perhatikan bagaimana Sayidina Ali ra menyatakan ketiadaan nash dari Rasulullah SAW atas pemimpin setelahnya. Selain itu beliau juga mengakui kekhalifahan Abu Bakar dan Umar ra dan memuji keduanya. Pada kesempatan lain Sayidina Ali mempertegas pendapatnya:

“دَخَلْنَا عَلَى رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ اسْتَخْلِفْ عَلَيْنَا، قَالَ: إِنْ يَعْلَمِ اللهُ فِيْكُمْ خَيْراً يُوَل عَلَيْكُمْ خَيْرَكُمْ، فَقَالَ عَلِي رضي الله عنه: فَعَلِمَ اللهُ فِيْنَا خَيْراً، فَوَلى عَلَيْنَا خَيْرَنَا أَبَا بَكْرٍ رضي الله عنه

Kami (Sayidina Ali ra) menemui Rasulullah SAW, lalu kami berkata, “Wahai Rasulullah, tunjukan penggantimu untuk kami.” Nabi SAW bersabda, “Jika Allah mengetahui ada kebaikan pada kalian maka Allah akan menjadikan orang terbaik kalian menjadi pemimpin.” Sayidina Ali mengatakan, “Allah telah melihat kebaikan pada kami, maka Allah menunjuk orang terbaik, Abu Bakar menjadi pemimpin.” (HR Daruqutni)

Sekali lagi Sayidina Ali menegaskan bahwa tidak ada nash dari Rasulullah SAW tentang khalifah setelahnya. Beliau ra bukan hanya mengakui kekhalifahan Abu Bakar ra namun juga memuji beliau sebagai orang terbaik di kalangan sahabat.


Kesaksian istri nabi yaitu Aisyah ra, tentang adakah wasiat nabi ttg Kekhalifahan?

حَدثَنَا عَمْرُو بْنُ زُرَارَةَ أَخْبَرَنَا إِسْمَاعِيلُ عَنْ ابْنِ عَوْنٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ الْأَسْوَدِ قَالَ ذَكَرُوا عِنْدَ عَائِشَةَ أَن عَلِيا رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا كَانَ وَصِيا فَقَالَتْ مَتَى أَوْصَى إِلَيْهِ وَقَدْ كُنْتُ مُسْنِدَتَهُ إِلَى صَدْرِي أَوْ قَالَتْ حَجْرِي فَدَعَا بِالطسْتِ فَلَقَدْ انْخَنَثَ فِي حَجْرِي فَمَا شَعَرْتُ أَنهُ قَدْ مَاتَ فَمَتَى أَوْصَى إِلَيْهِ

Telah bercerita kepada kami 'Amru bin Zurarah telah mengabarkan kepada kami Isma'il dari Ibnu 'Aundari Ibrahim dari Al Aswad berkata: "Orang-orang menyebutkan di hadapan 'Aisyah bahwa 'Ali radliallahu 'anhuma menerima wasiat (kekhalifahan) ". Maka dia bertanya: "Kapan Beliau memberi wasiat itu kepadanya padahal aku adalah orang yang selalu menyandarkan Beliau di dadaku" (saat menjelang wafat Beliau). Atau dia berkata: "berada dalam pangkuanku", dimana Beliau meminta air dalam wadah (terbuat dari tembaga) hingga Beliau jatuh dalam pangkuanku dan aku tidak sadar kalau Beliau sudah wafat. Jadi kapan Beliau memberi wasiat kepadanya".

( Bukhari : 2536 )

و حَدثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى وَأَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَاللفْظُ لِيَحْيَى قَالَ أَخْبَرَنَا إِسْمَعِيلُ ابْنُ عُلَيةَ عَنْ ابْنِ عَوْنٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ الْأَسْوَدِ بْنِ يَزِيدَ قَالَ ذَكَرُوا عِنْدَ عَائِشَةَ أَن عَلِيا كَانَ وَصِيا فَقَالَتْ مَتَى أَوْصَى إِلَيْهِ فَقَدْ كُنْتُ مُسْنِدَتَهُ إِلَى صَدْرِي أَوْ قَالَتْ حَجْرِي فَدَعَا بِالطسْتِ فَلَقَدْ انْخَنَثَ فِي حَجْرِي وَمَا شَعَرْتُ أَنهُ مَاتَ فَمَتَى أَوْصَى إِلَيْهِ

Dan telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dan Abu Bakar bin Abu Syaibah dan ini adalah lafadz Yahya, dia berkata; telah mengabarkan kepada kami Isma'il bin 'Ulayah dari Ibnu 'Aun dari Ibrahimdari Al Aswad bin Yazid dia berkata, "Orang-orang sama berbicara di samping 'Aisyah, bahwa 'Ali menerima wasiat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka dia berkata, "Kapankah beliau berwasiat kepadanya? Padahal ketika beliau sakit, beliau bersandar di dadaku -atau berkata- di pangkuanku. Kemudian beliau meminta bejana, sesudah itu beliau rebahan di pangkuanku dan saya tidak sadar jika beliau telah tiada. Maka kapankah beliau berwasiat kepadanya?!
https://shareoneayat.com/hadits-muslim-3088

حَدثَنَا إِسْمَاعِيلُ عَنِ ابْنِ عَوْنٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنِ الْأَسْوَدِ قَالَ ذَكَرُوا عِنْدَ عَائِشَةَ أَن عَلِيا كَانَ وَصِيا فَقَالَتْ مَتَى أَوْصَى إِلَيْهِ فَقَدْ كُنْتُ مُسْنِدَتَهُ إِلَى صَدْرِي أَوْ قَالَتْ فِي حِجْرِي فَدَعَا بِالطسْتِ فَلَقَدْ انْخَنَثَ فِي حِجْرِي وَمَا شَعَرْتُ أَنهُ مَاتَ فَمَتَى أَوْصَى إِلَيْهِ

Telah bercerita kepada kami Isma'il dari Ibnu 'Aun dari Ibrahim dari Al Aswad berkata: Mereka menyebut-nyebut di dekat 'Aisyah bahwa 'Ali adalah penerima wasiat lalu 'Aisyah berkata: Kapan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam berwasiat padanya? Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersandar di dadaku -atau berkata: Di kamarku- lalu beliau meminta baskom, beliau melemas di kamarku dan aku tidak sadar bahwa beliau sudah wafat, lalu kapan beliau memberinya wasiat?
https://shareoneayat.com/hadits-ahmad-22911

Kesimpulan :

Sekali lagi menegaskan bahwa tidak ada nash dari Rasulullah SAW tentang khalifah setelahnya.
Dan urusan kekhalifahan diserahkan kepada umat melalui musyawarah.
Diubah oleh imamjakfar 05-05-2019 22:30
0
1.4K
9
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & XenologyKASKUS Official
6.5KThread10.6KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.