Pantau.com- Nama Joanna Palani sudah tidak asing lagi bagi para anggota koalisi internasional yang memerangi pasukan ISIS di Suriah. Gadis Denmark berusia 23 tahun ini menjadi wanita paling diburu oleh pasukan ISIS.

Joanna merupakan sniper wanita paling mematikan di Suriah. Tak heran, gadis keturunan Iran-Kurdi ini dijuluki sebagai 'Dewi Kematian' karena telah membunuh lebih dari seratus kombatan ISIS.

Siapa sangka, di balik parasnya yang cantik, darah perang sudden ah mengalir di tubuh Joanna sejak kecil. Kakek dan ayahnya adalah mantan pejuang Peshmerga. Sejak usia 9 tahun pun, Joanna telah dilatih untuk mengangkat senjata oleh sang kakek.

Baca Juga: Australia Selamatkan Delapan Anak Teroris Dari Suriah, Kenapa?

Mengalirnya darah Kurdi membuat Joanna ditempa keras layaknya seorang laki-laki. Wanita Kurdi harus bisa hidup mandiri dan mampu menjaga kehormatan serta martabatnya sendiri.

Namun setelah ISIS dinyatakan kalah, hidup Joanna berubah menjadi ironi. Niatnya berperang melawan pasukan ISIS justru membuat dirinya ditangkap oleh Badan Intelijen Denmark dan dicap sebagai teroris.

Lalu seperti apa kelanjutan kisah Joanna Palani? Mari simak infografis berikut ini.