[Guide] Migrasi dari Windows ke Linux? Siapa takut?!!
TS
bang.toyip
[Guide] Migrasi dari Windows ke Linux? Siapa takut?!!
Selamat pagi agan & aganwati yang budiman,
Kali ini bang.toyip mau share pengalaman bang.toyip dalam menggunakan Linux setelah sukses sekitar setahun bermigrasi (beralih) full dari penggunaan OS Windows ke Linux. Ane sebenernya bukan seseorang dari latar belakang IT atau computer geek atau sebangsanya. Ane adalah computer user yang cukup banyak bekerja dengan komputer (baik itu untuk pekerjaan administrasi menggunakan Office suite, bekerja dengan file-file image, sedikit grafik desain, web surfing, menontin video, dengerin musik, dan lainnya). Jadi, komputer (dan Operating Sistem, beserta program-programnya) penting untuk ane, dan komputer yang baik adalah komputer yang dapat membantu ane menyelesaikan pekerjaan dan mempermudah hidup, bukan bikin hidup tambah sulit, yekan.
Gambar 1. Tampilan Linux yang udah modern (Arco Linux V)
Spoiler for Apa sih Linux?:
Pertama-tama, buat yang masih belum familiar dengan dunia Linux, apa sih Linux itu?
Singkat kata, Linux adalah Operating System / OS (Seperti halnya Microsoft Windows atau MacOS) yang bersifat Open Source. Yang dimaksud Open Source disini adalah sumber /source code-nya bersifat terbuka, dapat diakses oleh siapapun, dan siapapun dapat memodifikasi atau mengembangkan, serta mendistribusikan / membagikan kembali secara bebas. Berbeda dari OS yang bersifat komersil seperi Windows atau MacOS (yang paling populer).
Salah satu kekuatan dari Linux adalah komunitas. Sebagai Open Source OS, Linux didukung oleh para developer yang kebanyakan bersifat "sukarela" dan membentuk komunitasnya sendiri. Tidak seperti OS komersil yang pada umunya memberikan support dengan harga tertentu, Linux mendukung kita untuk lebih mandiri dan berbagai solusi atas permasalahan biasanya tersedia melalui komunitasnya.
Spoiler for Kenapa Linux?:
Lalu, kenapa sih mesti pake Linux?
Oke, kalau pengalaman ane (sebagai ex-Windows user selama berpuluh-puluh tahun), ada titik dimana membuat saya beralih, beberapa diantaranya :
1. Windows makin lama makin "berat"
Jujur aja, pake Windows sih dari jaman dulu (sejak Win98) nyaman-nyaman aja, tapi buat ane sebagai user, ngerasa kok makin lama makin berat ya. Laptop modern dengan 4GB RAM aja berasa ngos-ngosan, belom lagi kalau ngejalanin program lainnya seperti MsOffice, atau Photoshop. Jadi berasa kebutuhan upgrade hardware makin cepet, padahal pake Linux dengan hardware yang sama, berasa enteng-enteng aja. Belum lagi ngomongin kebiasaan "update"nya Windows yang kadang bikin frustasi, duh engga deh, cukup tau aja.
2. Free alias gretongan
Oke, kalau beli laptop baru, biasanya udah dapet Windows pre-installed, alias ngga perlu keluar biaya tambahan buat beli Windowsnya. Tapi itu baru OS basic-nya, belom program-programnya, seperti Ms Office, antivirus, Photoshop dan lainnya. Banyak sih software gratisan, tapi biasanya dijejali iklan. Bisa juga pakai bajakan sih, tapi hari gini pake bajakan? Engga banget deh. Di Linux, mayoritas apps / programnya juga bersifat Open Source dan gratis, instalasinya pun super gampang, tinggal buka apps centernya, pilih-pilih, klik install, beres. Mirip MacOS lah, atau Apps cennter Windows yang baru, cuman gratis. Siapa sih yang ga suka gratisan.
Apps desain 3D yang gratis dan mudah digunakan (Sweet Home 3D)
3. Aman
Di sini bukan artinya 100% aman bebas ancaman ya gan, tapi lebih ke chance untuk terinveksi virus-virus atau malware lebih kecil ketimbang OS yang lebih populer seperti Windows. Di lingkungan kerja ane, dimana mayoritas pake Windows, rata-rata laptop temen udah pada kena virus, jadi lemot dan sebagainya, sementara ane masih aman dan santai-santai aja.
4. Tampilannya ngga malu-maluin
Kalau banyak yang bilang, Linux hanya untuk "geek", ya mungkin itu dulu, atau sebutan untuk pengguna Linux dengan CLI (Command Line Interface). Untuk pengguna OS berbasis GUI (Graphic User Interface), terus terang saat ini tampilan Linux desktop udah modern banget, bahkan ada beberapa distro (sebutan untuk distribusi Linux) yang tampilannya sangat menawan dan futuristis, bisa lah disandingkan dengan Windows dan MacOS. Kemampuannya untuk dikustomisasi juga memberi nilai tambah sendiri bagi pengguna, sehingga untuk sisi tampilan, user dapat memodifikasi dengan mudah seperti kehendaknya.
5. Simple
Dulu, sekitar 20 taun lalu ane juga pernah "kenalan" dengan Linux, dan membuat ane "trauma". Ribet, instalasinya pake command line, setting pake command line, buat user awam kayak ane, engga banget deh. Tapi beda dengan sekarang. Menurut ane, segalanya malah lebih simpel dengan Linux. Instalasi, cepet dan otomatis. Pengenalan hardware-nya bagus, sudah preinstalled dengan aplikasi-aplikasi bawaan yang bermanfaat, jadi langsung bisa digunakan (out of the box). Pasti seneng dong kalau masalah dalam hidup berkurang.
Spoiler for Apa yang perlu dikenali dari Linux?:
Sebenernya interface Linux saat ini sudah sangat intuitif, jadi kebanyakan user yang sudah terbiasa dengan Windows atau MacOS bisa dengan gampang beradaptasi menggunakannya. Namun ada beberapa hal yang layak "diketahui" sebelum memilih distro apa yang cocok untuk (kebutuhan) kita.
Distro
Linux saat ini punya 100+ distro, yang memang akan terasa membingungkan di awal. Distro adalah "racikan" tiap developer atas kernel yang digunakan, desain interface, fitur & setting, serta apps bawaan yang menyertainya (preinstalled). Saya juga pada awalnya sempat bingung dan sempat "distro hopping" (atau pindah-pindah distro, sebagaimana "penyakit" umum bagi Linux noobs seperti ane), namun hal yang bisa saya share atau rekomendasikan, coba saja menggunakan distro-distro besar / populer, seperti Ubuntu (berbasis Debian) dan Manjaro (berbasis Arch). Seiring dengan waktu, kita akan "kenal" dengan masing-masing distro serta keunggulan yang ditawarkan.
Desktop Environment / Flavors
Diatas kernel (core) dari Linux, ada yang disebut Desktop Environment (DE) yang merupakan antar muka berbasis grafis (GUI) ke user atau singkat kata, menentukan "penampilan" dari Linux itu sendiri. Linux memiliki banyak pilihan DE atau sering disebut dengan Flavors. Adapun beberapa DE yang populer digunakan :
1. KDE
Merupakan salah satu DE yang paling populer. Tampilan serta fiturnya modern, banyak yang mengasosiasikan dengan GUI dari Microsft Windows 10. Walaupun bersifat modern dan cantik, KDE tidak memakan terlalu banyak resource / memory. Untuk pengguna Windows yang beralih ke Linux, KDE bisa jadi pilihan favorit. Beberapa distro yang menggunakan KDE adalah Kubuntu, KDE Neon, Manjaro KDE.
Tampilan KDE Plasma di SuperX Linux
2. GNOME
Merupakan DE yang sangat fleksibel dan cantik (eye candy). User yang menyukai tampilan cantik akan menyukainya, walaupun akan memakan lebih banyak resource daripada KDE. Walaupun begitu Gnome tetap responsif dan sangat cocok digunakan pada PC / Laptop modern. Gnome digunakan secara default pada banyak distro.
Tampilan Gnome desktop di Sabayon Linux
3. XFCE
Salah satu DE yang "ringan" dan bersahabat untuk komputer jaman jebod (jadul). Walaupun sangat ringan, tampilannya masih enak dipandang dan dapat dikustomisasi hampir menjadi seperti apapun, sangat fleksibel. Laptop berumur 10 tahunan pun akan lancar jaya menjalankan Linux dengan XFCE. Beberapa distro keren yang menggunakan XFCE adalah MX Linux, ArcoLinux V, Xubuntum dan Manjaro XFCE.
Arco Linux V menggunakan XFCE yang telah dimodifikasi sedemikian rupa
4. LXDE / LXQt
Mirip seperti XFCE, hanya saja sedikit lebih ringan dan sangat cepat, walaupun lebih sedikit kemungkinan dalam kustomisasi. DE ini cocok untuk user yang menginginkan performa dan tampilan minimalistik. Beberapa distro yang menggunakannya adalah Lubuntu, Sparky dan Peppermint OS.
Banyaknya pilihan lain dalam distro serta flavors memang nampak membingungkan, tapi di sisi lain juga sangat menarik dan "menghibur".
Spoiler for Dimana dan Bagaimana memulainya?:
Sudah siap untuk mencoba?
Apa saja sih yang perlu disiapkan untuk "mencoba"nya? Ikuti langkahnya gan :
1. Download ISO
Sebaiknya baca-baca dulu untuk menentukan distro apa yang mau kita coba. Lalu, tinggal download saja ISO file (disk image) nya. Karena bersifat Open Source, juragan bisa download dari website masing-masing distro atau melalui berbagai mirror (seperti sourceforge) atau torrent (cek aja ke www.distrowatch.com). Kalau saya sih prefer pakai torrent. File ISO Linux pada umunya berkisar 1-3 GB (kebanyakan ukurannya sekitar 2 GB), masih lebih kecil dibanding installer Windows.
2. Buat Bootable Disk
Sudah beres download ISO-nya? siapkan USB disk / flashdisk (ukuran 8 GB cukup), dan burn ISO file tersebut ke USB. Gunakan software seperti "Rufus" atau "Etcher" untuk memudahkan prosesnya (Tinggal download softwarenya, jalankan softwarenya -bersifat standalone, pilih target USB dan ISO file-nya, lalu "burn", beres).
3. Jalankan sebagai "Live System"
Salah satu keunggulan Linux modern saat ini adalah, bisa dijalankan sebagai live system dari USB, tanpa harus instalasi ke Harddisk terlebih dahulu. Fungsinya untuk mencoba, apakah kompatibel dengan hardware atau mencoba fitur-fiturnya terlebih dahulu apakah pas dengan kebutuhan kita. Caranya, tancapkan USB disk ke PC/Laptop, pilih boot menu dengan urutan USB disk sebagai prioritas (boot from USB). Apabila dirasa cocok, bisa lanjut ke proses instalasi. Pastikan data sudah dibackup sebelum instalasi ya gan.
Mudah sekali kan, dan tidak membahayakan sistem Anda saat ini. Beberapa distro bahkan memang didesain untuk berjalan dari USB untuk dapat digunakan pada sistem manapun.
Nah, sekian dulu panduan singkat dari bang.toyip ke dunia Linux. Semoga bermanfaat ya gan / sis. Kalau ada yang mau didiskusikan, langsung aja tulis dibawah ya.
Salam.
jeff123556 dan 29 lainnya memberi reputasi
28
16.1K
Kutip
262
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!