Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Bagaimanakah Cara Amerika Serikat Memilih Presiden dan Wakil Presiden?

gilbertagungAvatar border
TS
gilbertagung
Bagaimanakah Cara Amerika Serikat Memilih Presiden dan Wakil Presiden?
Bagaimanakah Cara Amerika Serikat Memilih Presiden dan Wakil Presiden?
Bagaimanakah Cara Amerika Serikat Memilih Presiden dan Wakil Presiden?
Salah satu negara yang tidak secara langsung memilih presiden dan wakil presidennya adalah Amerika Serikat. Di negeri Paman Sam, seseorang harus memperoleh 270 electoral votesagar bisa menjadi presiden, tak peduli walaupun ia kalah jumlah suara dari lawannya. Selengkapnya, baca thread ini.

Klik gambar untuk menuju sumber gambar

Definisi dan Sejarah Electoral College
Bagaimanakah Cara Amerika Serikat Memilih Presiden dan Wakil Presiden?
[SIZE=2]Proses penghitungan hasil Electoral College di Kongres pada 1921.


Electoral College adalah sekumpulan orang yang ditunjuk oleh masing-masing negara bagian khusus untuk memilih presiden dan wakil presiden di AS. Electoral College diatur dalam Pasal II, Bagian Pertama dari Konstitusi AS.

Sistem ini berawal dari kompromi para pendiri bangsa (founding fathers) AS dalam menentukan cara memilih presiden dan wakil presiden. Saat itu, opini terbelah antara dipilih secara langsung oleh rakyat atau secara tidak langsung oleh Kongres. Sistem ini pun dipilih sebagai jalan tengah diadopsi dalam Konstitusi AS pada 1787.

Pada mulanya, pemenang electoral votes terbanyak terpilih sebagai presiden dan terbanyak kedua terpilih sebagai wakil presiden. Namun sejak ratifikasi Amendemen ke-12 pada 1804, electoral votes untuk presiden dan wakil presiden terpisah, meski biasanya merupakan satu paket.

Cara Kerja Electoral College
Bagaimanakah Cara Amerika Serikat Memilih Presiden dan Wakil Presiden?
Contoh suara suara pemilihan presiden dan wakil presiden di AS. Meski dalam kertas suara, pemilih memilih nama calon presiden dan wakil presiden, mereka sebenarnya memilih electors yang akan mewakili suara mereka. Bila Donald Trump menang, electors yang dipilih Partai Republik akan bertugas mewakili mereka. Jika Hillary Clinton yang menang, electors yang dipilih Partai Demokrat yang akan bertugas.

Dalam kertas suara (masing-masing negara bagian memiliki kertas suara yang mungkin berbeda untuk presiden-wakil presiden karena setiap calon harus mendaftarkan diri ke Departemen Urusan Negara Bagian masing-masing agar muncul dalam kertas suara), pemilih tetap memilih pasangan calon presiden-wakil presiden. Namun, sebenarnya mereka memilih electors dari negara bagian mereka masing-masing. Electors ini dipilih oleh partai yang memperoleh suara terbanyak di pemilihan presiden di negara bagian masing-masing dan berikrar untuk hanya memilih calon presiden dan wakil presiden yang dikehendaki rakyat. Ini merupakan salah satu prinsip federalisme dengan kekuasaan yang sesungguhnya ada di negara bagian meski tidak berdaulat.

Elector tidak boleh memegang jabatan publik dan berasal dari negara bagian yang sama dengan calon presiden atau wakil presiden yang akan dipilih.

Alokasi Electoral Votes
Bagaimanakah Cara Amerika Serikat Memilih Presiden dan Wakil Presiden?
Alokasi jatah electoral votes untuk pemilihan presiden 2020.

Setiap negara bagian memperoleh jatah electoral votes sesuai dengan jumlah anggota House of Representatives dan Senat yang dipilih dari negara bagiannya. Karena semua negara bagian memiliki 2 senator, maka rumusnya adalah jumlah anggota House of Representatives ditambah 2. Contoh, ada 53 anggota House of Representatives dipilih dari negara bagian California, maka California memiliki 55 electoral votes. Penentuan jumlah anggota House of Representatives per negara bagian didasari oleh hasil sensus penduduk yang diadakan setiap 10 tahun sekali yang akan menentukan distrik kongresional di negara bagian tersebut juga jumlah kursi House of Representatives di negara bagian tersebut. Khusus untuk District of Columbia, jumlah electoral votes yang dialokasikan adalah sama dengan jumlah electoral votes yang dialokasikan pada negara bagian dengan penduduk paling sedikit. Ini diatur dalam Amendemen ke-23 Konstitusi AS (District of Columbia baru mulai ikut dalam pemilihan presiden pada 1964). Saat ini, negara bagian dengan penduduk paling sedikit adalah Wyoming yang memiliki 3 electoral votes, maka District of Columbia juga mendapatkan 3 electoral votes.

Saat ini, terdapat 435 anggota House of Representatives dengan hak pilih, 3 anggota House of Representatives dari District of Columbia tanpa hak suara, dan 100 senator. Maka, terdapat 538 electoral votes yang diperebutkan (3 anggota lain mewakili teritori AS tidak dimasukkan dalam penghitungan). Untuk terpilih sebagai presiden atau wakil presiden, seorang calon harus mengumpulkan sedikitnya 270 electoral votes.

Alokasi electoral votes untuk setiap negara bagian dan District of Columbia berdasarkan Sensus 2010 (berlaku hingga 2020) adalah sebagai berikut.
Alabama : 9
Alaska : 3
Arizona : 11
Arkansas : 6
California : 55
Colorado : 9
Connecticut : 7
Delaware : 3
District of Columbia : 3
Florida : 29
Georgia : 16
Hawaii : 4
Idaho : 4
Illinois : 20
Indiana : 11
Iowa : 6
Kansas : 6
Kentucky : 8
Louisiana : 8
Maine : 4
Maryland : 10
Massachusetts : 11
Michigan : 16
Minnesota : 10
Mississippi : 6
Missouri : 10
Montana : 3
Nebraska : 5
Nevada : 6
New Hampshire : 4
New Jersey : 14
New Mexico : 5
New York : 29
North Carolina : 15
North Dakota : 3
Ohio : 18
Oklahoma : 7
Oregon : 7
Pennsylvania : 20
Rhode Island : 4
South Carolina : 9
South Dakota : 3
Tennessee : 11
Texas : 38
Utah : 6
Vermont : 3
Virginia : 13
Washington : 12
West Virginia : 5
Wisconsin : 10
Wyoming : 3

Negara bagian yang cenderung dimenangi oleh calon Republik seperti Texas dan Alaska disebut red states, yang condong ke Demokrat seperti California dan New York disebut blue states, dan yang tidak condong ke keduanya seperti Ohio dan Pennsylvania disebut swing states dan biasanya menjadi fokus kampanye kedua calon, terutama yang memiliki electoral votes dalam jumlah besar.

Menentukan Pemenang Electoral Votes
Bagaimanakah Cara Amerika Serikat Memilih Presiden dan Wakil Presiden?
Dokumen Pemilihan Electoral College untuk negara bagian North Carolina pada pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2016. Pada 2016, Donald Trump dan Mike Pence memenangi pemilihan presiden dan wakil presiden di North Carolina.

48 dari 50 negara bagian di Amerika Serikat, plus District of Columbia, memberikan seluruh electoral votes yang dijatah ke negara bagian tersebut kepada pemenang pemilihan presiden di negara bagian tersebut. Karena pemilihan presiden di AS memakai sistem first-past-the-post, pemenang hanya perlu memperoleh suara terbanyak (plurality), tidak harus mencapai mayoritas (di atas 50 persen). Sistem ini disebut winner-takes-all. Inilah mengapa proyeksi pemenang pemilihan presiden AS di masa sekarang bisa dilakukan pada malam setelah pemilihan dan pemenang pemilihan presiden AS bisa saja memperoleh lebih sedikit suara daripada lawannya.

Dua negara bagian, Maine dan Nebraska, memiliki cara yang berbeda dalam mengalokasikan jatah electoral votes. Sebagian electoral votes diberikan untuk pemenang pemilihan presiden di negara bagian tersebut, seperti halnya di negara bagian lain. Sebagian lagi dialokasikan untuk calon presiden yang calon anggota House of Representatives dari partainya memenangi pemilihan legislatif di distrik negara bagian tersebut. Ambil contoh di negara bagian Maine yang pada 2016 punya jatah 4 electoral votes. Hilllary Clinton dari Partai Demokrat memenangi suara terbanyak di negara bagian tersebut (357.735 suara). Maka, 2 electoral votes yang dialokasikan untuk pemenang suara terbanyak di negara bagian (at-large) diberikan kepada Clinton. Kemudian, pada pemilihan anggota House of Representatives, calon Partai Demokrat, Chellie Pingree, menang di distrik ke-1 dan calon Partai Republik, Bruce Poliquin, menang di distrik ke-2. Ini pun memberikan masing-masing 1 electoral votes kepada Clinton dan calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump. Hasilnya, Clinton memperoleh 3 electoral votes dan Trump memperoleh 1 electoral votes dari Maine.

Saat ini, Maine memiliki 4 electoral votes dan Nebraska memiliki 5 electoral votes. Masing-masing mengalokasikan 2 electoral votes untuk pemenang negara bagian dan sisanya untuk masing-masing pemenang pemilihan anggota House of Representatives di distrik masing-masing.

Pemungutan Suara Electoral College dan Verifikasi Hasil
Bagaimanakah Cara Amerika Serikat Memilih Presiden dan Wakil Presiden?
Proses penghitungan dan verifikasi hasil Electoral College dalam Sidang Gabungan Kongres.

Pada hari Senin yang jatuh setelah Rabu kedua pada bulan Desember setelah pemilihan (antara 13 dan 19 Desember), para electors per negara bagian akan bertemu di ibukota negara bagian masing-masing dan menentukan pilihan mereka (yang sudah diikrarkan sebelumnya lewat pemilihan) secara terpisah untuk presiden dan wakil presiden. Hasil pemilihan ini akan dimuat dalam Dokumen Pemilihan Electoral College sebagai dokumen sah untuk hasil pemilihan presiden dan wakil presiden di negara bagian tersebut. Salinan dokumen ini akan dikirimkan ke Presiden Senat (yang biasanya juga merupakan wakil presiden petahana), Arsip Amerika Serikat, Kepala Departemen urusan Negara Bagian setempat, dan Ketua Pengadilan Distrik tempat para elector bertemu.

Hasil keseluruhan kemudian akan dibacakan dan diverifikasi di hadapan Sidang Gabungan Kongres pada 6 Januari dengan Presiden Senat membacakan hasil keseluruhannya.

Faithless Elector
Bagaimanakah Cara Amerika Serikat Memilih Presiden dan Wakil Presiden?
Hasil Electoral Votes untuk pemilihan presiden AS tahun 2016. Pemilihan ini memegang rekor dengan delapan faithless electors untuk Bernie Sanders, John Kasich, Ron Paul, Collin Powell, dan Faith Spotted Eagle.

Meskipun pemenang suara terbanyak di setiap negara bagian memperoleh semua electoral votes yang dialokasikan (kecuali di Maine dan Nebraska), hanya 29 negara bagian dan District of Columbia yang memiliki aturan baku bagi elector untuk memilih calon presiden dan calon wakil presiden yang memenangi negara bagian tersebut, meski tak ada sanksi nyata untuk yang tidak melakukannya. Ini pun memunculkan fenomena yang disebut faithless elector, yaitu elector yang tidak memilih atau memilih selain calon presiden dan wakil presiden sesuai dengan yang diikrarkan untuk dipilih sesuai hasil pemilihan. Sejak 1789, sudah ada 179 electors yang menjadi faithless elector dalam 22 pemilihan presiden.

Pemilihan 2016 memegang rekor dengan 8 faithless elector. Electoral vote untuk Trump berkurang dua dan Clinton enam.

Bagaimana Jika Tidak Ada yang Mencapai 270 Electoral Votes?
Bagaimanakah Cara Amerika Serikat Memilih Presiden dan Wakil Presiden?
Gedung Kongres AS di Washington DC. Apabila tidak ada calon presiden atau wakil presiden yang mengumpulkan paling tidak 270 electoral votes, Kongres akan menentukan siapa presiden atau wakil presiden terpilih. Mekanisme ini disebut contingent election.

Sebut saja dalam satu kesempatan pemilihan, kedua calon sama-sama memperoleh 269 electoral votes, atau kehadiran calon ketiga membuat tidak ada calon yang mencapai 270 electoral votes. Bila ini terjadi, presiden dan wakil presiden terpilih akan ditentukan oleh Kongres. Ini disebut contingent election. Hanya 3 calon peraih electoral votes terbanyak untuk presiden dan 2 calon peraih electoral votes terbanyak untuk wakil presiden yang masuk ke fase ini (Catatan : Electoral votes untuk presiden dan wakil presiden terpisah).

Presiden dipilih oleh House of Representatives dengan setiap negara bagian memiliki satu suara, terlepas dari jumlah anggotanya. Pemenang hanya perlu memperoleh mayoritas sederhana (saat ini sebanyak 26 karena terdapat 50 negara bagian). Wakil Presiden dipilih oleh Senat dan juga hanya membutuhkan mayoritas sederhana (51 senator) dengan syarat pemilihan harus diikuti setidak 2/3 dari jumlah anggota Senat (67 senator). District of Columbia tidak berpartisipasi.

Pemilihan dilangsungkan oleh Kongres yang baru (dilantik pada 3 Januari tahun berikutnya) setelah proses penghitungan dan verifikasi hasil Electoral College dilakukan oleh sidang gabungan Kongres pada 6 Januari. Bila presiden baru belum terpilih namun wakil presiden baru sudah terpilih pada 20 Januari, wakil presiden terpilih akan menjadi pejabat presiden. Bila keduanya belum terpilih pada 20 Januari, Ketua House of Representatives menjadi pejabat presiden.

Hal ini pernah terjadi pada 1824 dan 1836.

Pada 1824, Andrew Jackson memperoleh 99 electoral votes, lebih banyak dibanding John Quincy Adams yang memperoleh 84 electoral votes. Namun karena terdapat 261 electoral votes, diperlukan minimal 131 electoral votes agar terpilih sebagai presiden. Karena tidak ada yang memenuhi syarat, 3 capres dengan perolehan electoral votes terbanyak maju ke fase contingent election. Mereka adalah Jackson, Adams, dan William Crawford. Untuk pemilihan wakil presiden, John C. Calhoun sudah terpilih karena telah mengumpulkan 182 electoral votes (Catatan : Calhoun adalah cawapres untuk Jackson maupun Adams, yang sama-sama diusung Demokrat-Republik).

Pada contingent election di House of Representatives pada 1825, terdapat 24 suara yang diperebutkan (karena terdapat 24 negara bagian di Amerika Serikat kala itu) dan dibutuhkan 13 suara agar terpilih. Anggota House of Representatives dikelompokkan berdasarkan negara bagian yang mereka wakili dan memilih calon presiden yang mereka inginkan. Calon yang memperoleh dukungan mayoritas dari anggota per negara bagian mendapatkan suara negara bagian tersebut. Suara negara bagian ini yang akan menentukan siapa presiden yang terpilih.

Hasilnya, Adams memenangi 87 suara anggota, Jackson 71 suara, dan Crawford 54 suara. Adams memenangi mayoritas suara kelompok wakil rakyat dari 13 negara bagian dan terpilih sebagai presiden. Jackson, yang memenangi suara terbanyak namun tidak mayoritas untuk popular vote dan electoral vote, kecewa dan menuduh Clay menjual dukungannya di House of Representatives kepada Adams agar dijadikan sebagai menteri luar negeri. Jackson dan pendukungnya mendirikan partai Demokrat dan berhasil mengalahkan Adams pada pemilihan presiden tahun 1828.

Pada 1836, tidak ada yang memperoleh mayoritas untuk electoral votes pada pemilihan wakil presiden. Richard Johnson meraih electoral vote terbanyak dengan 147, hanya satu di bawah mayoritas. Ini pun memicu diselenggarakannya contingent election oleh Senat untuk memilih wakil presiden. Johnson pun dengan mudah memenanginya pada 8 Februari 1837 dengan memenangi 33 suara senator, berbanding 16 untuk Francis Granger.

Kasus Pemilihan yang Unik
Bagaimanakah Cara Amerika Serikat Memilih Presiden dan Wakil Presiden?
Al Gore dan George Walker Bush dalam sebuah sesi debat calon presiden pada 17 Oktober 2000. Pertarungan keduanya menjadi yang paling ketat dalam sejarah modern AS.

Terdapat beberapa kasus pemilihan yang unik, yaitu pada 1876, 1912, 1936 dan 1964, dan 2000.

1876 menjadi kontroversial karena Compromise of 1877. Pada saat itu, calon Demokrat, Samuel Tilden, sudah memperoleh 184 electoral votes, hanya satu di bawah yang diperlukan untuk menang, dan calon Republik, Rutherford Hayes, mengumpulkan 165. 20 electoral votes yang tersisa berasal dari 3 negara bagian bekas anggota Konfederasi : South Carolina, Florida, dan Louisiana serta Oregon. Kedua kubu mengklaim kemenangan di South Carolina, Florida, dan Louisiana. Di wilayah ini, banyak dilaporkan terjadi kecurangan dan ancaman terhadap pemilih Republik. Malah di South Carolina, jumlah suara yang dihitung melebihi jumlah pemilih terdaftar (101 persen). Di Oregon, satu elector untuk Republik dicoret karena memegang jabatan publik. Masalah ini diselesaikan dengan sebuah kompromi bertajuk Compromise of 1877. 20 electoral votes tadi diberikan ke Hayes dan sebagai gantinya, pemerintah federal yang dipegang Republik menarik seluruh pasukan federal dari bekas wilayah Konfederasi dan pemimpin negara bagian tersebut, didominasi Demokrat, dapat memulai proses menjegal hak pilih bagi para budak kulit hitam yang dibebaskan pada 1863-65 melalui berbagai produk hukum. Ini pun membuat Hayes memenangi pemilihan dengan 185 electoral votes, tepat jumlah yang dibutuhkan untuk menjadi presiden saat itu, meski ia kalah jumlah suara dengan selisih lebih dari 200.000 suara dari Tilden.

1912 menjadi contoh yang bagus bagaimana calon ketiga dapat berpengaruh besar terhadap hasil akhir pemilihan. Terdapat tiga calon utama, Presiden petahana William Howard Taft dari Republik, Woodrow Wilson dari Demokrat, dan mantan presiden Theodore Roosevelt yang maju sebagai calon dari Progresif atau Bull Moose. Kehadiran Roosevelt sangat menggerus suara Taft di banyak negara bagian. Tidak ada satu pun negara bagian yang dimenangi Taft dengan mayoritas suara (50 persen atau lebih). 2 negara bagian yang dimenanginya, Utah dan Vermont (Total 8 electoral votes) dimenangi Taft dengan persentase masing-masing 37,46 persen dan 37,13 persen. Roosevelt bahkan menang di lebih banyak negara bagian daripada Taft. Ia menang di California, Michigan, Minnesota, Pennsylvania, Dakota Selatan, dan Washington. Ia memperoleh 88 electoral votes dan menjadi satu-satunya calon partai minor yang menembus dua besar. Taft juga menjadi satu-satunya calon presiden petahana yang finis di luar dua besar dengan peroleh electoral votes terendah dalam sejarah untuk calon partai utama, diimbangi oleh Alf Landon, juga dari Republik dan hanya memperoleh 8 electoral votes pada 1936.
Diubah oleh gilbertagung 26-07-2019 11:32
..K............
Papa.T.Bob
Papa.T.Bob dan ..K............ memberi reputasi
2
2.8K
29
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.